~Hujan...
Butiran rintikmu menyejukkan...
Mengiringi sunyinya malam...
Renungku yang seakan terdiam...
Mendengar rintikmu berjatuhan...
Andai aku mampu mendengar...
Betapa sakitnya dirimu...
Betapa tersiksanya dirimu...
Tapi masih sempat kau hadir untuk berdamai...
Berdamai dengan luka...
Yang kian melara...
Dengan alasan kau hadir untuk cinta.~@Gadis ma'had
Menanti kabar yang tak kunjung pasti, menahan rasa rindu hanya tentang percakapan kecil ringan setiap harinya.
Siapa yang tak mengharapkan kabar ? Untuk memegang ponsel hanyalah diwaktu tertentu, bisanya memberi kabar juga hanya diwaktu tertentu, namun ini benar-benar mengecewakan, Hilya berusaha melupakan dengan menyibukkan diri bersama keluarga walaupun rasa penasaran itu terus merajalela.
Hari ini malam terakhir hari libur, besok sore Hilya sudah harus kembali ke pondok, ibunya menyuruh Hilya tidur awal agar besok bangun dalam keadaan segar bugar dan siap untuk menimba ilmu lagi."Drrtttttt"
Ponsel yang semalam jatuh didekat bantal karena ketiduran itu bergetar.
Hilya masih mengabaikannya karena sangat mengantuk."Drrrttt"
"Ya Allah...malam-malam gini kok masih aja bunyi"
Tertera di layar kunci notif dari whatsapp, disana ada sebuah nama Kang Irsyad. Hilya mengedipkan mata nya beberapa kali untuk menetralkan pandangannya.
Kang Irsyad :
"Assalamu'alaikum...gimana kabarnya ?""Wa'alaikumsalam...apa maksudnya ? Dia mau main-main dengan saya ? Ndak akan saya bales pesan ini" Dalam bathin Hilya.
Pukul 04:20
Kang Irsyad :
"Waduh...kok ndak dibales ya ? Saya salah apa ya kemarin ?""Pura-pura tanya ? Apa maunya ? Laki-laki memang mudah bertingkah ya ?" Hilya menggerutu dan mematikan ponselnya.
Kang Irsyad
"Mbak...mohon maaf kalau saya ndak ada kabar, saya hanya ingin menjaga rasa yang saya punya, agar ia tetap utuh seperti sebelumnya, saya menunggu waktu yang tepat untuk memberikannya kepada seseorang yang begitu istimewa kedua setelah ibu saya, saya ndak bermaksud menyakiti apalagi pergi, do'akan semoga orang tua & Allah meridhoi. Saya ingin perasaan ini tersimpan tanpa berkurang, tunggu saya datang bersama rombongan, untuk sampean.
Maaf kalau sudah membuat sampean kecewa, tapi saya nggak bermaksud untuk membuat sampean terluka dan maafkan saya jika tulisan ini sulit untuk dimengerti, karena saya memang tidak pandai dalam merakit kata-kata. Saya mau balik kepondok mbak, cepet balik juga. Semangat tholabul 'ilmi"Sehari terakhir dirumah ini Hilya sibuk menyiapkan barang bawaannya, sejak pagi ibunya sudah memasak untuk bekal Hilya.
"Nduk ibu masak banyak, nanti dimakan bareng ya"
"Enggih bu...nanti juga pasti dimakan bareng" jawab Hilya
"Udah selesai belum beresin barangnya ?"
"Udah bu, Hilya cuma bawa barang dikit"
"Iya...jangan banyak-banyak"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Cinta Santri Itu Indah(END)
Short StoryAzizah Hilyatun Nisa, perempuan yang akrab disapa Hilya. Mengisahkan tentang kehidupannya sebagai Mbak santri kalong yang mencintai Kang santri mukim yang bernama Muhammad Irsyad yang kemudian cinta itu bertepuk sebelah tangan💔 hingga pada akhirnya...