{Part 7}

127 12 0
                                    

♡Bulan...
Andaikan dengan memandangmu semua rinduku dapat tersampaikan...
Percayalah, aku akan memandangimu selama kau bersinar terang...
Hingga semua rasa rinduku perlahan semakin menghilang...♡

_@Gadis ma'had


Jam menunjukkan pukul 16.35 itu tandanya sudah waktunya Hilya berangkat ke pondok.

"Dek...Ayo cepet, kita telat nanti" teriak Hilya kepada Salsa adiknya.

"Iya mbak... Bentar ini minum susu udah mau abis"

"Nanti aja lanjut minumnya, pulang dari pondok"

Salsa berlari ke arah Hilya dengan dandanan yang berantakan karena terburu-buru. Setelah mencium tangan kedua orangtuanya, Hilya dan Salsa menjalankan motornya sambil mengucap salam.
Ketika sampai di pondok Hilya sudah telat karena, memang perjalanan dari rumah menuju pondok ±30 menit.
Hilya langsung masuk ke dalam kelas dan kebetulan pembatasnya sedang diperbaiki, jadi untuk beberapa hari ini kelas Hilya belajar tanpa pembatas.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam...iya masuk nduk" jawab guru yang sedang mengajar ngaji.

Walaupun kedatangan Hilya telat dan membuat temannya sedikit riuh tapi tak lama kemudian suasana berjalan dengan normal hingga selesai. Hilya tersadar, harusnya hari ini dia satu kelas dengan kang Irsyad, tapi kemana dia ? Hilya mencoba melirik kesana kemari namun tak didapati wajah tampan nan menyejukkan itu.
Semua berjalan keluar dari kelas untuk kembali ke pondok, tiba-tiba kang Amad memanggil Hilya.

"Mbak Hilya ?" panggil kang Amad bertanya yang manakah Hilya

"Dalem...kenapa kang ?"

"Oh jadi sampean yang namanya Mbak Hilya ? Saya nitip surat mbak, ini surat izin kang Irsyad, dia besok nggak masuk sekolah karena lagi sakit"

"Hah ? Kang Irsyad sakit ? Sakit apa kang ?"

"kayaknya demam mbak, tadi menggigil soalnya terus muntah-muntah gitu sampek pucat badannya"

"Terus orangnya kemana ?"

"Udah pulang mbak dijemput ayahnya, ya udah mbak nggak enak bicara lama-lama, nanti dikira ada apa-apa lagi. Makasih mbak sebelumnya"

"Enggih kang sama-sama"

Sepanjang perjalanan Hilya kembali ke pondok ia merasa sangat khawatir, pasalnya kemarin sore Hilya melihat kang Irsyad masih tampak baik-baik saja dan hari ini tiba-tiba Hilya mendengar kabar kalau kang Irsyad sakit sampai dijemput pulang.
"Ya Allah... Semoga kang Irsyad baik-baik aja, kasihan dia kalo sampek sakit, nggak tega rasanya" batin Hilya sambil melamun.

Waktu malam tiba, saatnya Hilya pulang dari pondok.
Malam ini tidak seperti hari kemarin, langit tampak mendung spertinya cocok dengan hati Hilya yang sejak tadi khawatir dengan keadaan kang Irsyad. Hilya tak henti-henti memikirkannya sampai ia tak sadar jika sudah sampai didepan rumah.

"Assalamu'alaikum" Hilya mengucap salam kemudian mencium tangan kedua orang tuanya.

"Wa'alaikumsalam" jawab ayah dan ibu Hilya.

"Kok tumben udah pulang nduk ? Biasanya jam segini belum pulang loh"

"Gimana nggak cepet sampek buk,tadi itu mbak Hilya naik motornya kaya naik jet. Sekali gas udah sampek rumah" sahut Salsa kesal.

"Hehe...nggak kok buk, cuma kayaknya hari ini emang pulangnya lebih awal deh"

"Ya udah terserah kalian yang penting sampek rumah dan cepet makan, nanti keburu ngantuk"

Ibu menemani Hilya dan Salsa makan ke ruang tengah. Sambil makan ibunya Hilya bertanya-tanya tentang pelajaran dan bagaimana teman-temannya dipondok.

"Tadi kalian ngaji apa aja ?" tanya ibu

"Tadi Salsa ngaji Al-Qur'an aja buk, kalo aku ngaji kitab fiqih sama ngaji Al-Qur'an ba'da isya' "jawab Hilya.

"Temen kalian baik semua ?"

"InsyaAllah buk...rasanya teman dipondok sama sekolah formal itu beda banget buk...biarpun sama-sama belajar agama islam tapi rasanya lebih nyaman dipondok"

"Pastinya dong...dipondok itu semua pelajaran mengenai diri kita lebih ditata nduk...kamu nggak bakalan rugi disana"

"Alhamdulillah buk..."

Malam semakin sunyi, Hilya masih belum bisa memejamkan matanya dengan menggenggam ponsel ditangannya, tiba-tiba ponselnya berbunyi.

"Kriiinggg"

Hilya mulai membuka ponselnya, ternyata ada pesan WA masuk yang hanya bertuliskan nomor tidak dikenal.

+62*********
Assalamu'alaikum

Hilya
Wa'alaikumsalam

+62**********
Suratnya udah ada di mbak ?

Hilya
Ini kang irsyad nggeh ?

+62*********
Enggih mbak

Hilya
Alhamdulillah sudah kang, katanya sakit, sakit apa to kang?

+62++++++++++
Biasa...panas mbak.

Hilya
Semoga cepet sembuh kang

+62++++++++++
Enggih mbak...amin, mohon do'anya mbak.

Alhamdulillah, itulah yang Hilya rasakan sekarang. Hilya merasa lega setelah mendapat kabar dari kang Irsyad. Walaupun ia tidak menyangka jika kang Irsyad menghubunginya.
Semalam ini Hilya terfous dengan ponsel yang ada ditanganya, kang Irsyad yang sedari tadi mengajak Hilya ngobrol membuat Hilya lupa waktu, sampai tengah malam Hilya belum tertidur. Suara cengengesan pun masih terdengar dari dalam kamar Hilya

"Hil ? Belum tidur ?" Tiba-tiba ibu terbangun

"Hehe...iya buk ini udah mau bentar lagi" masih dengan muka cengengesan.

"Udah malem nduk, hp nya disuruh istirahat dulu"

"Iya buk...ini udah selesai kok"

Ibu meninggalkan kamar Hilya dan menutup pintu kamarnya. Teman baru sering membuat penasaran, bagaimana sikapnya, sifat & kelakuannya. Teman baru itu juga asyik, membuat bahagia dan kadang membuat tidak percaya bahwa rasa bosan itu suatu saat pasti ada.
Sama persis seperti apa yang Hilya rasakan sekarang, dia benar-benar yakin kang Irsyad memang teman yang baik, walaupun kang irsyad Dan dirinya seorang santri tapi rasanya tidak masalah jika hanya sebatas saling mengenal selama itu tidak melampaui batas Dan melanggar peraturan.

Kisah Cinta Santri Itu Indah(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang