Melalui pagar, dengan cuaca pagi yang masih berembun serta suara kicauan burung, Pria manis berwajah tupai yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya itu menatap pada pria yang sudah menunggu nya didepan gerbang dengan motor ninja berseri 650.
Seragam sekolah yang di keluarkan dengan helm hitam yang hanya memperlihatkan matanya membuat pria tersebut terlihat berantakan dan juga tampan disaat yang sama.
"Lama sekali,"
Mari lupakan kata tampan yang sempat terpikirkan, karena saat ini Minho menunjukkan ekspresi merajuknya hingga kesan tampan tidak lagi terlihat disana.
Wajah yang merengut kesal serta decakan sebal yang terdengar membuat Jisung mengerling 'kan bola matanya.
"Matahari belum terlihat, salah sendiri datang disaat aku baru membuka mata."
Jisung langsung naik ke jok belakang, memegang kedua bahu Minho lalu menyuruh teman sebangkunya itu untuk segera melajukan ninja 650-nya itu.
Tidak kunjung melajukan kendaraannya, Jisung memukul bahu Minho hingga pria tersebut menolehkan kepalanya dengan raut kesal.
"Pegangan, bodoh! Jangan asal memukul."
"Aku 'kan sudah berpegangan di bahu mu, Minho" Dengan wajah tak berdosa Jisung menjawab ucapan Minho. Menepuk bahu pria tersebut beberapa kali guna menunjukan bahwa tangannya telah berpegang pada pria tersebut.
'Bugh!
Memukul teman sebangkunya yang malah diam hingga ringisan kesakitan memasuki indra pendengarannya.
"Akh! Apa yang kau lakukan?"
"Aku akan turun jika kau tidak juga melajukan motor ini." Jisung berancang-ancang untuk turun, tangannya sudah mencengrkam erat bahu Minho, berdiri di slat motor tersebut lalu—
'Bugh.
"Aww!"
–tangannya ditarik begitu saja hingga melingkar pada pinggang Minho. Membuat tubuhnya kembali terduduk dengan wajah yang tertabrak pada helm pria tersebut.
"Kemarin kita memang tidak jadi pergi ke Lotte World, tapi bukan 'kah aku sudah memberitahu caranya berpegangan yang benar dan nyaman?" Sembari menahan kedua tangan Jisung yang sudah berada di pinggangnya.
"Yasudah lajukan! Kita harus sarapan di kelas sebelum bel masuk berbunyi."
"Besok naik bus saja." Ucap Jisung sembari turun dari motor Minho yang sudah berhenti di parkiran sekolah.
Tatapan protes yang Minho layangkan tidak membuat Jisung merubah ucapannya. Pria manis berwajah tupai itu menatap pada Minho.
Waktu kematian, dan Jisung membenci hal tersebut.
Kecelakaan yang mereka lewati pagi tadi membuat Jisung teringat pada waktu kematian teman sebangkunya itu.
00 : 13 : 10 : 37 : 59
Sial, terlalu sibuk berlaku baik hingga melupakan tujuan awalnya yang ingin membuat hari pria berhidung mancung itu berkesan.
"Besok aku tetap membawa kendaraan ini" meletakkan helm-nya diatas motor lalu berjalan mendahului Jisung.
Membuat pria manis berwajah tupai itu mengikuti Minho serta berjalan di depan teman sebangkunya tersebut dengan langkah mundur.
KAMU SEDANG MEMBACA
28 Days [2/2] - Minsung✓
FanficHanya kisah seorang Han Jisung si pembaca kematian. . . . Collaboration with @m4tryoshka