Rintikan hujan yang membasahi bumi dikala pagi hari membangunkan pria tampan yang masih bergelung di dalam selimut. Menatap pada jam yang menunjukan pukul setengah enam pagi lalu meraih ponsel yang berada di atas nakas.
Ia menatap layar ponselnya yang masih nampak sepi, biasanya Jisung akan mengirimkan pesan pada pukul enam tepat, dan itu meyakinkan Minho bahwa pria manis tersebut baru saja terbangun dari tidurnya.
Sembari bermalas-malasan di atas tempat tidur, Minho membuka ikon pesan pada ponselnya. Membuka ruang pesan bernama Han Jisung lalu membaca ulang sapaan selamat pagi yang dikirim teman sebangkunya itu.
Sesekali sudut bibirnya tertarik saat menyadari betapa gigihnya pria manis berwajah tupai itu untuk terus mengucapkan selamat pagi tatkala hanya sebuah balasan singkat yang ia berikan.
Niatnya awalnya ingin menutup diri, enggan menjalin suatu hubungan sekalipun hanya sebuah pertemanan dengan orang lain karena malas jika nantinya memiliki sebuah konflik yang berakhir menyakiti satu sama lain. Namun, entah mengapa rasa nyaman muncul ketika anak yang memilih duduk disebelahnya itu datang.
Membuatkannya roti setiap hari, memaksanya untuk ikut serta dalam kerja kelompok, dan memperhatikannya setiap pagi. Banyak hal lainnya yang membuat Minho mulai terbiasa dengan Jisung.
Rasa ingin melindungi seketika muncul begitu saja, membuatnya kesal ketika pria manis itu bermain dengan orang lain, dan rasa ingin menggenggam selalu menghampiri begitu melihat tangan si manis.
Hatinya selalu terasa hangat saat berdekatan dengan pria tersebut. Lantas, mulai hari ini, ia pun berteguh hati untuk memberi kesempatan pada dirinya sendiri guna menjalin suatu hubungan dengan orang lain.
Han Jisung.
Selamat Pagi | Hari ini hujan | Kenakan pakaian hangat. |
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Minho.
| Selamat pagi | Hari ini hujan | Kenakan pakaian hangat.
Sudut bibirnya tertarik, sembari berjalan ia membaca kembali pesan yang sudah dilihatnya pagi tadi.
Sedikit terkejut lantaran yang biasanya hanya diberikan balasan singkat kini diberikan sapaan terlebih dahulu.
Agak berlebihan, namun nyawanya langsung terkumpul begitu melihat pesan yang dikirimkan oleh teman sebangkunya itu.
Disaat dirinya hendak masuk ke dalam kelas, Jisung meletakkan kembali ponselnya didalam saku, menghela nafas sesaat lalu masuk kedalam yang mana sudah terdapat pria penyebab dirinya tersenyum dipagi hari.
Cuaca memang sedang tidak cerah, namun berbanding terbalik dengan perasaan nya saat ini.
Ia melangkah dengan senyum merekah ke arah Minho, lalu terhenti begitu sebuah tangan menepuk bahunya.
"Sedari tadi aku perhatikan kau selalu tersenyum, senang karena pagi ini hujan membasahi bumi?"
Jisung menatap pada Minho sesaat lalu beralih pada Felix, pelaku tepukan dibahunya.
"Iya, karena kita harus mengenakan pakaian hangat." Jawabnya lalu berjalan mendekat ke arah tempat duduknya dan tersenyum —lagi ke arah Minho.
"Selamat pagi, Minho."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
/Maaf buat yang lagi puasa/
"Tumben sekali membawakanku omelette tanpa diminta."
Si manis tersenyum sembari memperlihatkan gigi rapinya pada pria tersebut. "Spesial karena kau mengucapkan kata selamat pagi padaku."
Pria berhidung mancung itu mengangguk paham, ia menyuap omelette yang telah dibuatkan Jisung sembari memandangi makanan tersebut.
"Kalau aku rajin mengucapkan selamat pagi dan selamat malam, kau akan mengabulkan keinginanku yang lain?" Tanya-nya setelah menelan habis makanan yang berada didalam mulut.
Tanpa berpikir panjang, si manis langsung menganggukkan kepala. Menerima mentah-mentah apa yang diucapkan oleh Minho lalu terdiam ketika pria tersebut mengatakan keinginannya.
"Jadi kekasihku, bagaimana?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.