Pagi ini matahari memancarkan cahayanya. Burung yang selama dua hari ini tidak terlihat pun kembali mengibarkan sayapnya.
Dengan perasaan aneh yang baru pertama kali dirasakan, ia membaca pesan yang baru saja masuk. Menampilkan nama Minho di jendela notifikasi lalu membuka pesan tersebut secara utuh.
Minho.
| Selamat pagi, Han.
| Berhenti bergelung didalam selimut dan segera siap-siap!Hatinya terasa aneh, ada perasaan senang yang tidak dapat ia gambarkan. Memiliki kekasih yang begitu di segani banyak orang serta hanya bertingkah aneh padanya membuat Jisung yakin kalau Minho tidak akan menyelingkuhinya begitu saja.
Sadar kalau belum membalas pesan dari sang kekasih, Jisung pun mulai mengetikkan sesuatu pada ponselnya, sesekali tersenyum begitu mengingat bahwa dirinya dan juga Minho sudah lebih dari kata teman sebangku. Ah, rasanya pagi ini Jisung sudah beribadah dengan baik lantaran terus menarik sudut bibirnya.
Minho.
Selamat pagi, Lee |
Kkkk~ |
Dirasa tidak boleh berlarut dalam kesenangan, Jisung pun meletakan ponselnya kembali diatas nakas lalu beranjak dari sana guna membersihkan diri dan bersiap-siap menuju tempat dimana dirinya menimba ilmu,
—dan tempat dimana dirinya bertemu dengan pria yang sudah lebih dari kata teman tentunya.
Dirasa sudah rapi, ia pun berangkat menuju sekolah dengan seragamnya. Mengenakan tas berwarna hitam serta tidak lupa dengan kotak bekal yang selalu ia bawakan untuk pria tersebut.
Berjalan di koridor sekolah dengan langkah santai karena jam masih menunjukkan pukul 6. 45 pagi lalu terkejut saat dirasa ada sesuatu yang membebankan kepalanya.
Penasaran, si manis mendongak dan mendapati Minho yang saat ini sedang mengusap rambutnya secara asal. Membuat bibirnya mencebik lantaran sesuatu yang sudah ia tata rapi harus ia tata kembali.
"Jangan bermain dengan rambutku, sudah rapi dan kembali berantakan karenamu!" Menepis tangan Minho yang berada di atas kepala lalu menata kembali rambutnya dengan kira-kira karena tidak ada kaca yang dapat ia lihat.
"Sengaja, biar kau ada pekerjaan selain mengoceh di pagi hari." Ucap Minho lalu mengacak kembali rambut si manis dan berjalan dengan langkah lebar meninggalkan Jisung dengan segala raut kekesalannya.
Begitu sampai didalam kelas, Jisung tidak kunjung berhenti merapikan rambutnya. Mendaratkan bokong pada kursi disebelah Minho lalu mengeluarkan ponselnya guna melihat pantulan wajah yang terlihat dilayar.
"Walau tidak tampan, setidaknya aku harus terlihat rapi." Gumamnya.
Sibuk memperhatikan dirinya, tiba-tiba saja sebuah tangan mengesampingkan tubuhnya hingga kini terduduk menghadap ke arah Minho yang juga memposisikan dirinya menghadap ke arah si manis.
Matanya mengerjap lucu ketika tangan Minho merapikan rambutnya dengan hati-hati. Wajah serius serta tatapan matanya yang terlihat fokus membuat segala pusat perhatian Jisung terjatuh pada pria dihadapannya.
"Kau menggemaskan, aku suka."
Dan kalimat yang baru saja dilontarkan oleh pria itu membuat kerja jantung Jisung berdetak lebih cepat dari biasanya.
Pipi memerah, wajah tersipu, dan jantung yang berdetak dua kali lebih cepat menggambarkan betapa bahagianya Jisung saat ini.
Menatap lamat-lamat wajah pria dihadapannya lalu kembali melihat sesuatu yang membuat semua itu menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
28 Days [2/2] - Minsung✓
Fiksi PenggemarHanya kisah seorang Han Jisung si pembaca kematian. . . . Collaboration with @m4tryoshka