Day 22

2.3K 477 73
                                    

Cahaya pagi dengan segala keindahan membangunkan pria manis yang masih bergelung di dalam selimut, meraih ponsel yang berada di atas nakas lalu mengetikkan sesuatu pada kontak teman sebangkunya.

Mengucapkan kata selamat pagi, sembari memastikan apakah pria tampan itu sudah terbangun dari tidurnya, lalu beranjak dari sana guna membersihkan diri.

Kejadian kemarin membuat Han Jisung sadar, memutuskan untuk terus berada disisi Minho sembari berharap hari yang ia takutkan dapat diubahnya.

Pria manis itu memutuskan untuk mengubah apa yang akan terjadi, berharap dapat berhasil walau selama ini ia hanya dapat menontoni hari kematian seseorang.

Dirasa sudah rapi, ia segera pergi ke dapur, mempersiapkan kotak bekal yang biasa ia buat untuk pria bernama Lee Minho lalu berangkat menuju tempat dimana para murid menimba ilmu.

Berjalan memasuki lingkungan sekolah dengan santai lalu berlari ketika melihat seorang pria yang dikenalinya sudah berada di depan.

"Minho!!" Sapanya sembari menepuk bahu pria tersebut.

Yang di sapa hanya menoleh sebentar lalu berjalan dengan acuh.

"Kenapa pesanku tidak di balas?" Tanpa menghentikan langkah kakinya, Jisung bertanya perihal pesan-nya yang belum mendapatkan balasan apapun dari pria itu.

"Aku tidak memainkan ponsel di pagi hari."

Lalu pandangan matanya menatap ke arah earphone yang terpasang di sebelah telinga pria tersebut.

Menariknya secara paksa hingga decakan sebal serta berhentinya langkah Minho membuat Jisung ikut menghentikan langkah kakinya.

"Tapi pagi ini kau mendengarkan musik, dan earphone ini tersambung ke dalam—

Mengikuti arah kabel tersebut lalu mengeluarkan secara paksa ponsel yang berada di dalam saku pria tersebut.

–saku 'mu!"

Lalu menunjukkan ponsel pria tersebut yang sudah berada di dalam genggamannya.

"Itu berarti kau sempat membuka ponsel, Minho"

"Tapi aku tidak melihat pesan darimu, adanya pesan dari nomor yang tidak ku kenal"

Bola matanya melebar, dengan wajah terkejut Jisung menggelengkan kepala sembari menatap wajah pria dihadapannya.

"Kau tidak menyimpan nomorku?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau tidak menyimpan nomorku?"

Yang ditanya tidak menjawab, dengan wajah lugu seakan tidak sadar dengan ucapannya membuat Jisung menahan kesal sendiri.

Pria manis itu menghela nafas dalam, memutuskan sambungan earphone Minho lalu berjalan terlebih dahulu setelah memberikan earphone milik teman sebangkunya itu.

Membuat pria dengan wajah tampan menyusulinya dengan kernyitan didahi.































































































Sesampainya dikelas, Jisung segera mendaratkan bokongnya diatas kursi. Dengan tangan yang terus memegang ponsel Minho, ia mencoba untuk membuka ponsel yang sialnya di sandi oleh teman sebangkunya itu.

Semua angka tebakan-nya tidak ada yang benar, lantas begitu Minho sampai dan mendaratkan bokongnya diatas kursi, Jisung segera menoleh ke arah pria tersebut.

Membuat Minho yang baru saja mendudukkan diri juga menatap ke arahnya.

Membuat Minho yang baru saja mendudukkan diri juga menatap ke arahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa lagi?"

"Ponsel mu di sandi, aku tidak bisa menyimpan nomorku!" Ucapnya sembari menyodorkan ponsel pria tersebut.

"Tanggal lahirmu."

Si manis mengerjap lucu, ia segera mengetikkan tanggal lahirnya pada ponsel pria tersebut, namun lagi-lagi getaran yang memperingatkan bahwa dirinya salah memasukan sandi kembali terasa.

Dengan tatapan sinis ia memandang pria disebelahnya, tanpa mengeluarkan sepatah kata berharap Minho paham maksud dari kekesalan yang ia perlihatkan melalui tatapan matanya.

"Mudah sekali dibodohi, tahu tanggal lahirmu saja tidak" Ucap Minho dengan wajah meledek.

Membuat Jisung menatap marah pada pria tersebut.

"Semuanya angka nol, puas?"

Si manis berdecih, dengan tatapan was-was ia mengetikan empat kali angka nol pada ponsel pria itu, dan untuk kali ini berhasil.

Segera mencari ikon pesan lalu menghela nafas saat tahu kalau nomornya benar-benar tidak disimpan oleh teman sebangkunya.

Selesai menyimpan nomor, Jisung beralih pada pengaturan telepon, mencari fitur keamanan lalu merubah sandi pada ponsel pria tersebut sebelum akhirnya menyerahkan kembali pada teman sebangkunya itu.


"Kenapa sandiku selalu salah?" Protes Minho saat membuka sandi ponselnya yang terus-terusan gagal.



"0914, tanggal lahirku. Hehehe"









 Hehehe"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
28 Days [2/2] - Minsung✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang