Troublemaker

8.5K 626 244
                                    

    Dengan perasaan was-was dan penuh kewaspadaan tinggi, Levi berjalan menuju kelas Mikasa yang sebelumnya denah lokasinya telah diterangkan oleh Mikasa. Banyak pelajar yang masih berkeliaran diluar kelas meskipun bel masuk sudah berbunyi, dan kuping Levi langsung memanas begitu mendengar bisik-bisik memuakkan saat ia melewati gerombolan siswi yang tengah menatapnya jijik merendahkan.

"Lihat, apa yang menarik darinya?"

"Bagaimana bisa dia bersama Levi?"

"Yang benar saja, dia pasti merayunya setelah bosan dengan Eren."

"Dia itu memang sampah yang tidak tahu tempatnya."

"Jijik aku melihatnya!"

   Sebenarnya Levi ingin berteriak didepan wajah mereka dan bilang jika merekalah yang menjijikkan! Ia pun berusaha mengabaikan cemohan mereka dengan terus berjalan menuju kelas. Levi berhenti, lalu pandangannya mengoreksi area pintu kelas yang akan dimasukinya, berjaga-jaga bila ada sesuatu yang akan mencelakainya dan benar saja Levi melihat penghapus papan tulis yang dipasang diatas pintu dan ia tahu apa maksud dari jebakan murahan itu. Levi pun menendang pintu kelas tersebut hingga semua mata tertuju padanya ketika suara gaduh akibat tendangan Levi menggema diruang kelas yang kala itu belum terdapat sang guru disana, penghapus papan tulis itu jatuh tak mengotori Levi sedikitpun. Mata Levi memicing menyusuri setiap penghuni kelas yang menatapnya aneh dan Levi bisa melihat beberapa siswi yang memasang wajah geram hingga Levi bisa menebak siapa yang berada dibalik jebakan murahan itu.

Kembali suara bisik-bisik menyebalkan itu terdengar menyakitkan telinga.

"Bangku paling belakang nomor dua dari kiri." Gumam Levi mengingat petunjuk Mikasa tentang letak bangkunya.

Ia berjalan tanpa menghiraukan sekitarnya yang mulai berisik memuakkan, lalu langkahnya terhenti pada sebuah bangku yang ia yakini sebagai bangku dimana Mikasa duduk. Ia hanya menatap datar pada meja belajar Mikasa yang penuh coretan kata-kata kotor membakar hati, dan Levi pun langsung menendang meja tersebut hingga meja itu terguling membuat suara gaduh kembali didalam kelas. Tentu saja aksi Levi membuat semua yang melihat terkejut melihat sosok Mikasa yang tak biasa.

"Hei, dia aneh sekali."

"Kenapa dia jadi berontak begitu? Biasanya dia hanya diam saja tanpa ada niat membalas."

"Mungkin karena sekarang dia dekat dengan Levi jadi mulai banyak tingkah."

"Sampah tidak tahu diri."

"Dia pikir apa yang dilakukannya hebat?"

"Cih, sampah tetap saja sampah."

Kelas kembali riuh dengan bisik-bisik para siswi mencemooh sikap Levi yang mereka anggap Mikasa, membuat Levi memutar bola mata. Sedangkan para siswa hanya asik menonton pertunjukan yang menurut mereka seru disaat kucing kecil mulai menunjukkan cakarnya.

"APA KAU GILA, HUH?" Salah satu siswi langsung menghampiri Levi dengan wajah murka tak terima.

"Apa masalahmu nona?" Dengan tatapan malas Levi membalas siswi itu.

"Jangan kira sekarang kau dekat dengan Levi bisa mengubah statusmu sebagai parasit!"

"Hoooo... Begitu?" Levi semakin memancing emosi gadis dihadapannya.

"Perempuan jalang sepertimu tidak pantas berada disamping Levi!" Geram sang gadis membuat Levi tersenyum miring.

"Tapi kenyataannya Levi menyukai segala yang ada didalam diriku. Dan aku pikir Levi pasti jijik melihat perempuan sepertimu."

"Apa?" Gadis itu hendak melayangkan tamparan namun dengan cepat Levi menangkisnya lalu mencengkeram lengan gadis itu erat hingga membuat gadis itu menjerit kesakitan.

ConfusedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang