Thank you

5.6K 458 333
                                    

Jalanan berpaving itu tampak bercak-bercak basah akibat lelehan es krim dan tetesan keringat dari tubuh pemuda berparas tampan yang kini berjalan terseok diantara orang-orang yang berlalu-lalang di area taman hiburan, tak memperdulikan kondisi tubuhnya yang semakin memburuk ia terus melanjutkan acara kencan yang telah lama diimpikannya bersama dengan gadis yang ia cintai, maka ia tak akan menyia-nyiakan kesempatan terakhirnya ini. Terlihat wajah pemuda itu masih pucat pasi menahan rasa sakit, dengan keringat dingin yang meluncur di pelipisnya seiring dengan tetesan es krim yang berada dalam genggaman tangannya. Tubuhnya melemah, akan tetapi ia berusaha kuat dan sebisa mungkin menyembunyikan rasa tersiksanya pada sang kekasih, ia terus memaksakan kakinya melangkah berjalan menuju kekasihnya yang beberapa saat lalu ia tinggalkan, namun langkahnya terhenti tatkala pandangannya menangkap sosok sang kekasih tengah berbicara dengan dua orang asing dan ia bisa melihat jika mimik sang kekasihnya tampak tak senang.

Eren menghampiri Mikasa lalu menyodorkan es krim yang sedikit meleleh itu padanya, hingga membuat Mikasa tersadar akan kedatangan Eren yang sedari tadi tak disadarinya.

"Apa ada masalah?" Pertanyaan Eren hanya dijawab Mikasa dengan gelengan kepala seraya mengambil es krim tersebut lalu melahapnya.

Bola mata Eren bergulir pada sosok laki-laki dan perempuan asing disampingnya, alis Eren pun mengernyit dengan mata menyipit memperhatikan laki-laki yang lebih pendek darinya itu, yang sepertinya tengah memelototinya dibalik kaca mata hitam yang dikenakan. Lalu ia memperhatikan wanita yang dibawa laki-laki pendek itu dengan aneh, wanita itu tampak malu-malu dengan terus menundukkan kepalanya tak berani menatap Eren ataupun Mikasa, namun Eren masih bisa melihat wajah wanita itu yang memakai riasan tebal.

"Apa lihat-lihat?" Sewot Levi dengan nada ketus pada Eren yang sedikit terkejut dengan semprotan laki-laki pendek itu.

"Tidak ada." Jawab Eren dengan perasaan tidak enaknya.

"Jika kau sudah memiliki kekasih jangan melirik wanita lain! Laki-laki macam apa kau itu?" Tak gencar Levi terus memojokkan Eren dengan sindiran.

"Berhentilah ketus, Levi. Eren memperhatikan pasanganmu karena memang pasanganmu itu terlihat aneh! Seperti badut." Mikasa membela Eren dan terang-terangan mengatai wanita yang dibawa Levi itu karena riasan tebal yang dipakainya.

"....."

"....."

"Eh, Levi?" Kaget Eren saat tahu jika ternyata laki-laki pendek itu adalah Levi Ackerman, hingga membuat kepalanya dipenuhi pertanyaan bagaimana laki-laki yang beberapa hari ini membuatnya cemburu berat itu bisa berada ditempat ini?

Sebuah kebetulan ataukah karena Mikasa?

"Kau tidak perlu membelanya, jika BH dan celana dalammu masih tertinggal di kamarku." Ucapan vulgar Levi pada Mikasa sukses membuat semua terbelalak, terlebih mengejutkan lagi saat Levi merebut es krim Mikasa dan langsung melahapnya.

Terlihat wajah Mikasa dan Eren yang shock membuat Levi tertawa dalam hati, dan dengan senyum kemenangan ia pun beranjak meninggalkan Mikasa dan Eren yang masih tercengang, ia berjalan santai seraya terus melahap es krim sisa Mikasa, diikuti wanita berambut pirang panjang yang tergopoh-gopoh kesulitan menyamakan langkah kaki karena high heels sialan.

.
.
.
.
.

*
.
.
.
.
.

Kesal.

Perasaan dongkol hati menggerumbul didada Mikasa, seharian ini kencan yang seharusnya berjalan lancar malah menjadi sesuatu yang tak mengenakkan tatkala sosok Levi dan wanita pirang itu yang selalu berkeliaran disekitar ia dan Eren hingga membuat suasana menjadi suram. Seperti sekarang ini, Mikasa dan Eren yang telah merencanakan menonton film horor di bioskop harus menganga saat tempat duduk mereka terpisah dengan jarak lima kursi penonton, ini semua berkat kekuatan uang milik Levi Ackerman. Sedang Levi dan wanita yang dibawanya tengah duduk santai ditengah Eren dan Mikasa, memisahkan dua sejoli tersebut.

ConfusedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang