Normal

8.3K 599 218
                                    

Hari itu cuaca begitu cerah, langit pun terlihat biru bersih dengan hiasan awan cirrostratus yang berbentuk serabut menyerupai jalur-jalur tipis memanjakan mata, membuat Kenny semakin menyamankan posisi duduknya pada salah satu kursi lounger yang terletak ditepi kolam renang. Sesekali Kenny menyeruput lemon tea dingin yang terbelenggu di dalam gelas kaca panjang lalu ia bersendawa keras menggema di area kolam tersebut. Hari ini Kenny dengan sengaja mengambil cuti, ia butuh suasana santai seperti ini dikala setiap harinya ia dihadapkan oleh pekerjaan yang menjelma menjadi momok, ia berfikir mengambil banyak hari libur untuknya dan Levi itu perlu apalagi keponakannya itu maniak pekerjaan.

Erwin dan Hanji menghampiri Kenny dengan masih memakai baju khas ilmuwan yang menjadi identitas mereka, mengganggu waktu santai Kenny dengan beberapa laporan hasil penelitian.

"Apakah anda sudah memberitahukannya pada Mikasa?" Tanya Erwin kepada Kenny setelah ia melaporkan apa saja yang perlu Kenny ketahui.

"Sudah, dan sepertinya gadis itu terlihat begitu senang. Apalagi setelah aku berjanji akan memberinya imbalan kerugian yang ia terima selama soul exchange berlangsung." Jawab Kenny seraya merentangkan tangannya agar terik sinar matahari memeluknya hingga bisa membuat kulitnya semakin eksotis.

Terdengar suara gaduh disertai barang-barang pecah dari dalam rumah, diiringi suara makian menggelegar Mikasa yang berada didalam tubuh Levi membuat Kenny dan lainya menoleh kearah sumber keributan. Mikasa mengejar Levi yang berusaha kabur darinya!

"Mati kau keparat! Brengsek! Aku akan membunuhmu!" Amuk Mikasa dengan melempari Levi segala benda yang ada dalam jangkauannya.

"Jika kau tak terima, aku bisa bertanggung jawab dengan menikahimu!" Ucap Levi yang masih berada didalam tubuh Mikasa, ia berusaha menghindari benda-benda yang terbang kearahnya.

"Mati saja kau!"

Seperti seekor kucing dan anjing, mereka saling mengejar dengan Mikasa yang siap menerkam Levi. Amarah Mikasa meledak begitu Levi mengakui dosanya yang telah lancang menjamah tubuh Mikasa, benar-benar lelaki kurang ajar! Ingin rasanya Mikasa membalas perbuatan Levi dengan menodai tubuh Levi tapi bagaimana caranya Mikasa tidak tahu.

"Mereka membuat rumah ini terlihat semakin hidup." Komentar Hanji yang melihat kegaduhan yang diperbuat Levi dan Mikasa.

"Mengapa Mikasa semarah itu?"

"Mungkin keponakanku melakukan sesuatu padanya. Sepertinya aku akan menambah jumlah uang ganti ruginya." Kenny menjawab pertanyaan Erwin.

"Bahkan mereka tak peduli menjadi tontonan para pelayan dengan penampilan menggelikan seperti itu." Ucap Hanji mengomentari tubuh Levi memakai handuk polos yang dililitkan dari dada sampai paha, Mikasa memakaikan handuk pada tubuh Levi seperti perempuan. Sedang Levi masih waras dengan memakai handuk kimono guna menutupi tubuh telanjang Mikasa.

"Apa perlu kita hentikan? Mereka akan menghancurkan seisi rumah."

"Tidak perlu. Jarang-jarang melihat tontonan yang menarik, benarkan Erwin?" Jawab Kenny dengan memperlihatkan deretan giginya.

.
.
.
.
.

*
.
.
.
.
.

    Mikasa masih menatap Levi yang duduk disampingnya dengan penuh dendam meskipun kini mereka tengah menghabiskan waktu makan malam bersama Kenny yang terlihat cengar-cengir tak jelas, sedang Levi hanya sesekali melirik Mikasa tanpa takut ataupun rasa bersalah.

"Nah, Mikasa. Besok kan kau akan pulang kerumahmu jadi nikmati saja semua fasilitas yang ada dirumah ini dengan sesuka hatimu." Ucap Kenny seraya menyodorkan beberapa aneka makanan lezat yang tersaji diatas meja pada Mikasa.

ConfusedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang