4 black rose?

5 1 0
                                    

Sayangnya aku tidak tertarik dengan gudang keajaiban__Miracle.

Mendengar anak baru yang sedang bermain basket dilapangan membuat semua orang dikelas Miracle berbondong-bondong untuk menyaksikannya. Bahkan,sebagian dari mereka sampai lupa akan tugas yang harus dikumpulkan.

"Eh Ra, lo udah ngumpulin tugas Matematika belum? soalnya gua mau pinjem ni."kata Bella berbisik ditelinganya.

Miracle mendongak,ia mendapati seorang gadis yang sedang mengucir rambutnya berdiri didepannya dengan senyuman lebar. Ia sudah mengira jika temannya akan menanyakan tugasnya. Itu rutinitas mereka. Gadis culun dengan otak seencer satu sendok kopi pahit didalam seliter air. Tapi jujur dan setia.

"Udah,baru aja. Ngak rejeki kamu Bell."jawab Miracle kembali fokus pada materi yang ia pelajari.

Miracle sering menghabiskan waktu luangnya dikelas untuk membaca buku pelajaran. Sesekali ia memilih ke peepustakaan untuk membaca cerita.

Otaknya sangat cerdas, guru-guru bahkan tidak tau bagaimana ia berfikir. Soal Matematika ulangan kemarin diisinya dengan jawaban benar semua. Ia menakjubkan seperti namanya,tapi ia masih saja tertutup rapat.

Pernah sekali gurunya ragu akan kepintaranya, beliau dengan sengaja mengetes kecerdasan gadis itu dengan memberikan soal UN kelas tiga kepadanya yang mana materinya belum dipahami dengan benar jika itu masih kelas satu. Tapi siapa sangka bila seorang Miracle malah menyelesaikannya dengan setengah waktu dari waktu yang telah diberikan.

Dari situlah, issue bahwa dia adalah gadis jenius terungkap. Tapi ia tetap bertindak seperti biasa saja. Dengan IQ 140 yang ia miliki banyak peluang untuk mengikuti berbagai test. Dia pernah mengikuti test IQ psikologis. Dan lagi-lagi ia terlalu menikmati soal itu hingga ia lupa untuk menutupi kecersasannya. Sebagian orang yang tidak menyukainya mengatakan bila itu hal yang wajar mengingat dia adalah seorang Physcopath.

Sigmud Freud akan sangat bangga dengan gadis ini, ia bahkan mengucapkan selamat atas hasil menggangumkan yang diraih Miracle. Perntanyaan-pertanyaan yang diajukannya sangat sulit. Tapi ia mampu menjawab sebagian besarnya.

Mungkin sikap pendiamnya berasal dari kejeniusannya. Dia adalah tipe gadis yang pendiam,konyol dan terlihat bodoh jika sedang berada dilingkungan yang tidak disukainya. Tapi dia juga gadis yang super simple. Dia tidak tertarik dengan orang-orang lain yang menertawakannya seperti Miraculous contohnya.

Ia hanya ingin jadi gadis biasa seperti yang lainnya. Ia tidak ingin sombong dengan pengetahuannya.

"Gua ngak nyangka banget loh. Ternyata cowok ganteng itu bisa main basket. Jago banget.."kata beberapa gadis yang menjeri-jerit senang karena bisa melihat Miraculous.

"Gila, dia sexy banget. Tatapan matanya yang tajam tuh bikin dia makin membahana. Aura gelapnya bikin deq degan. Sekelas sama kita woi."

"Ciri-ciri psikopat."ujar Miracle datar,namun matanya masih terfokus pada buku.

"Kebanyakan halu lo. Yang ada lo tu yang psikopth. Panggang serangga hidup-hidup. Gila lo. Nyawa orang melayang tanpa jejak juga banyak."

"Yang penting kan bisa makan,bisa bahagia juga. Bodoh amat mau bilang apa."Miracle meletakkan bukunya diatas meja,lalu menatap gadis yang menjadi lawan bicaranya itu lekat-lekat."Lagian aku ngak makan kamu kan?"tanya Miracle membuat sang pendengar bergidik ngeri dan pergi.

"WOIIIII MIRACULOUS DATANG. DUDUK NJIRR.."teriak seorang cewek membuat gema seisi kelas.

Cewek emang alay. Dikit-dikit teriak.

Seorang laki-laki kembali duduk ditempatnya setelah bermain basket cukup lama. Ia mengedipkan matanya dan membuat para gadis menjerit. Dasar tukang tebar pesona. Miracle menumpang kepalanya dengan tangan melihat reaksi murid baru yang membuatnya muak.

Black Rose O4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang