Sekarang gadis itu sedang berada direstoran ternama dan menjernihkan pikirannya dengan beberapa gelas anggur yang sangat menghangatkan.
"Masih jadi pramusaji aja lo. Ngak maju maju ya."ejek Miry pada teman kelasnya yang sampai sekarang masih menjadi seorang pramusaji di restoran.
Keluar dari restoran.
Ia masuk kedalam mobilnya,deru mesin mobil terdengar kala ia meyalakannya."Tolong... jangan bunuh aku,kumohon. Ayahku dan mama belum tenang dialam sana."teriakan itu terdengar dijok mobilnya dan membuat dia merinding.
"Kamu ingin membunuhku Miry?sayangnya aku tidak akan mati."kata suara itu lagi.
Ia ingat suara itu. Itu suara Sowon. Itu suara gadis yang telah melihat segala kejahatannya.
Melihat kearah belakang,ternyata hanya sebuah radio yang menyala disana. Ia mengelus dadanya yang gemetar dan mulai menancap gas mobilnya.
****
"Bagaimana ini? kurasa Sowon bangkit kembali untuk balas dendam."kata Miry gemetar.
"Tidak mungkin, dia sudah mati dan kita sendiri yang jadi saksi ketika ia tercebur ke danau itu."
lanjut Mirth."Lo lihat langsung kejadiannya?ngak kan?"protes Mirage kesal.
"Lalu kita harus apa sekarang? apa kita harus mati seperti mereka juga hah? sangat tidak masuk akal jika hanya menunggu."kata Miry mulai benar-benar ketakutan.
"Lapor polisi, lalu kita ceritakan masalah yang menimpa Sowon."
Mirage mencoba memberikan solusi."Jangan memperumit masalah Age. Stop menjadi baik disini. Kita tidak sebaik itu,kita audah membuat orang melayang secara tidak langsung.
"Andai saja aku tidak masuk ke geng ini, semuanya pasti tidak akan begini sekarang, gua nyesel."
"Terlambat."
"Semua salah kalian, kalian taukan kalau Sowon tidak bisa berenang? kalian tau kan dia percaya sama kita? lalu kenapa kalian mengkhianatinya? menjijikan."
"Jaga ucapan lo ya. Jangan kasar sama cewek gua."
"lo juga sama. Busuk."
"Kita semua sama."
"Udah, stop berantem. kita pikirin cara agar masalahnya selesai. Lois dulu sebelum Sowon."
***
"Kita bunuh dia. Sekarang."kata Miry membuat Mirt,Ducas,dan Mirage mulai melancarkan rencana mereka.***
Tubuh Lois terhuyung saat teman-temannya memukuliknya secara bergantian. Rasa sakit tak dapat di bendungnya lagi,tapi bagaimana dia bisa lepas dari sana.
"Pecundang. Empat lawan satu,mau mati di tangan iblis inikah?"tanya sebuah suara yang sangat familiar baginya.
"Miracle."kata Mirth terkejut.
"Yes,i'm. Jangan sentuh orang yang aku sayang jika kalian tidak ingin nyawa kalian menghilang."peringat Miracle sukses membuat musuh-musuhnya mundur.
"Lo gimana sih,Ra. Lo udah ngebunuh teman-teman gua karena kedatangan si Lois. Sekarang kenapa lo malah belain dia? "tanya Mirth heran.
"Ngak perlu aku kasih alasan. Intinya pergi sekarang juga atau kalian mati dalam hitungan menit."kata Miracle tegas.
"Mir...."panggil Ducas.
"Satu..."Miracle malah menyelanya dengan hitungan bilangan.
Miry dan komplotannya akhirnya memulih angkat kaki.
Miracle pun bergegas menghampiri Lois."Lois,senang bertemu denganmu disini."kata Miracle yang tiba-tiba muncul.
"Iya. Aku juga senang."balas Lois kaku.
"Kamu tidak apa-apa?"Miracle bertanya dengan sedikit khawatir,namun wajahnya masih saja datar.
"Ngak,makasih udah nolongin gua. Hebat banget lo bisa ngusir mereka cuma dengan menghitung."kata Lois memuji.
"Karena mereka tau jika rumor itu benar. Mereka pernah lihat langsung kok."jawab Miracle enteng.
Lois menatap enteng ke arah gadis itu, ia benar-benar tidak percaya pada semua yang baru saja di dengarnya. Perkataan gadis itu tempo hari masih berputar jelas di kepalanya.
"Mana ada pembunuh yang mau ngaku, mana ada pembunuh yang bisa hidup dengan tenang."
Sial!!!.
Ia mengupat dirinya sendiri yang entah sejak kapan sudah mulai memikirkan gadis yang aneh itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Rose O4
AventureSepuluh tahun yang lalu Miracle di kenal dengan sikap lembut, penyayang,ramah,murah hati, dan sabar. Namun semuanya berubah,kematian satu persatu anggota keluarganya dengan cara yang tidak adil, membuatnya menjelma menjadi gadis dingin yang menakutk...