"Saya Andhra Aruna, siap melakukan tes dan siap menanggung resiko!!"
"Ingat!! Kalian Tak perlu menahan, lakukan sekuat tenaga.. MULAI!"
Ini saatnya.. Aku bisa.. Aku pasti bisa..
HYAAAAAAAA!!!!!!!
.
.
Aruna perempuan dan lawannya laki-laki yang satu tahun lebih tua darinya. Banyak yang meremehkan kemampuan aruna, karena mau bagaimanapun pasti akan tiba waktunya aruna kelelahan.
Pertarungan mereka berjalan lama, keduanya berkemampuan sama kuatnya. Aruna terlihat lelah, namun dia masih bisa menangkis serangan lawannya. Lawan masih terus menyerang dan memperhatikan gerakan aruna, lalu dia melihat sisi lengah aruna. Dia menebas lengan aruna dengan kayu dan membuatnya terjatuh. Aruna bersyukur karena ini hanya kayu, kalau pedang pasti dia sudah kehilangan lengannya.
"Arrggh"
Teriak aruna sambil terjatuh dan menahan sakit di lengannya."Sudah selesai, si gadis sudah lelah. Kamu tidak lulus. Menyerahlah kalau kamu tidak mau melihat wajah manismu itu terluka"
Ucap lawannya dengan menyeringai sambil mengacungkan kayu ke arah wajah aruna.Tidak.. Aku belum menyerah
Aruna menatap lawannya dan melirik ke arah kakeknya yaitu ayah raja Janardana.
Aku tak akan memperlakukan kakekku
"Tidak akan." jawab aruna
Aruna menangkis kayu yang mengarah ke wajahnya sampai terlempar jauh. Dia berdiri dan membuang kayunya. Dia menyerang dan menangkis dengan tangannya.
"Sudah cukup! Menyerahlah"
Ucap lawannya dengan menangkis dan memutar tangan aruna ke belakang punggungnya."Kamu yang harusnya menyerah"
Jawab Aruna sambil mengangkat dan membanting tubuh musuhnya."CUKUP! Kalian bisa beristirahat.. SELANJUTNYA!!"
Mendengar ucapan itu, aruna berjalan dengan tertatih menjauhi istana menuju kedepan kolam di hutan. Dia menahan sakit dilengannya ,lalu dia merasakan hangat didadanya. Segera dia mengeluarkan kalungnya, benar saja liontin itu menyala lagi dan aruna menoleh kebelakang.
"Kau lagi, kukira siapa.. Hahaha"
Ucap aruna dengan lega."Eh? Kenapa? Hhahah, liontinmu.. Menyala lagi ya? Hahahah"
Tanya rawindra."Iya, hahahah.. Kenapa ya?"
"Hem.. Aku juga kurang tau, kamu disini.. istirahat?"
Tanya Rawindra sambil duduk disebelah aruna."Iya, bagaimana tadi tesmu ndra? Lancar?"
"Iya sangat lancar, kalau kamu? Aku mendengar kata orang-orang kalau tes bertarung itu tanpa ada belas kasihan ya? Dan tadi aku juga tak sedikit melihat mereka babak belur, tapi.. Kenapa kamu Tidak?"
"Syukurlah kalau lancar, aku.. Eemm ya seperti itu lah. Hari ini lumayan melelahkan bagiku. Aku tadi sempat terkena pukulan dilengan ini, masih sakit."
"Coba kulihat.. Ini bengkak, aku kira kamu tahan banting ternyata enggak hahaha.."
Aruna berdiri dan mengambil beberapa daun yang tersembunyi dibalik semak-semak. Dia kembali duduk disamping Rawindra.
"...Rawindra.. "
"Yaa??"
Jawab rawindra dengan terkejut."Kamu.. Bisa menggunakan sihirmu kan? Untuk....."
"Iya aku bisa. Tapi sebelumnya..ee. Ngomong-ngomong, ini daun langka" tanya rawindra
"Terima kasih, jadi.. Dulu dihutan ini ada penyihir tua yang menanam daun ini"
"...Oh.. Aruna, sebenarnya aku kurang tau tentang membuat obat dari ini. Bagaimana kalau dari sihirku saja? Jadi kusalurkan tenagaku"
"Jangan! Nanti tenagamu terkuras, aku tau caranya tapi hanya orang dengan sihir yang bisa membuatnya. Aku akan menuntunmu."
"Darimana kamu tau?"
"Penyihir tua yang memberitahuku, dia sering mengobati lukaku dengan ini"
Rawindra mengikuti pergerakan tangan aruna, mengangkat daun tanpa menyentuhnya dan menghancurkan daun itu menjadi potongan yang sangat halus. Lalu mengambil air danau untuk dijadikan campurannya.
Rawindra awalnya tak percaya dengan yang dia lihat, ternyata air kolam itu bisa digunakan untuk ramuan. Dia mulai mengoleskannya ke lengan aruna. Didalam hatinya masih berpikir, apakah dia pernah bertemu aruna sebelumnya tapi dimana.
"Jadi.. Air danau ini juga berkhasiat ya?" tanya Rawindra.
"Ya.. Begitulah" jawab aruna.
"Kau tau tidak.. Tiap aku melihatmu.. Aku seperti pernah melihatmu tapi tak tau dimana. Dan waktu itu seseorang yang mirip denganmu itu.. Seorang ratu."
"..."
Mungkin yang rawindra maksud adalah ibuku, memangnya semirip itu ya? Semoga saja rawindra tak mengetahuinya.
See you next chapter :)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY KINGDOM [COMPLETE]
FantasyMalang sekali nasib putri dari Ratu Akuti Adisty yang bernama Devy Adisthi, kelahirannya tak mendapat berkat dari ayahnya Raja Janardana. Namun, Devy Adisthi tak menyerah. Segala kemampuan dia kerahkan untuk kembali ke istana. Niatnya untuk mendapat...