12 ☁ Bolos

904 93 2
                                    

Happy Reading!


***

"Woy nu.. " teriak Raya.

Ingin rasanya Danu mengumpat tapi nyatanya ia harus tahan sebentar. Saat ini dirinya sedang memanjat pagar belakang sekolah, tapi Raya dengan sialnya sengaja berteriak.

Sedari tadi danu belum bisa turun, posisinya sangat pas berada di atas. Lihat saja Raya ini, bagaimana jika ada warga sekolah melihatnya? Kalau anak anak sih no problem, lah ini bagaimana kalau guru? Guru bk misalnya? Atau kepala sekolah? Bisa bisa Danu di depak dari sekolah.

"NU LO NGAPAIN DI ATAS? MAU MINGGAT YA? " teriak Raya.

Raya kampret! Tidak tahu sahabatnya sedang kesusahan. Ingin rasanya Danu menangis darah, tapi apa daya lah dia yang hanya bisa menangis air saja.

Raya menyeringai, ia ikut naik ke atas pagar dan mendorong Danu dengan sekuat mungkin hingga terjatuh ke balik pagar yang lebih tepatnya di belakang sekolang. Raya kemudian meloncat hingga ada di sisi Danu.

"20 menit gue nungguin anjing! Coba tadi gue gak nungguin lo? Kan gue bisa nikah dulu, bisa tani atau berkebun dulu! " ucap Raya.

"Bangsat lo! Bukan nya bantuin. " Danu menepuk-nepuk tangan dan pantatnya yang kotor akibat terjatuh tadi.

Raya berjalan duluan ke depan, ia berniat untuk pergi ke kelas yang ternyata guru sudah berada di dalam.

Gadis itu menatap Danu, tapi Danu malah menggeleng dan mundur selangkah.

"Ayo lah ray.. Jan gue. " kata Danu angkat tangan.

Raya melihat Galen sedang berjalan menuju kelas, sepertinya ia baru habis dari toilet. Raya bergegas menghampirinya dan mengejutkan galen dari belakang.

Galen tersentak dan langsung berbalik, ia melihat Raya yang menyeringai. Tak ada senyum, tumben sekali tak seperti kemarin.

"Pacar. " katanya dengan cengiran lebar.

Ah, Galen salah rupanya. Raya tetaplah Raya.

"Hm? " jawab Galen malas.

"Bantuin dong pacar.. " kata Raya seraya menarik tangan Galen.

Danu bergidik, "Jijik banget anjing lo ray! " protes Danu.

"Sekali lagi lo protes, kagak bakalan gue bawa lo ke dalem nying. " sentak Raya.

Danu cemberut, namun Raya tak peduli. Ia masih tetap membujuk Galen yang terkesan ogah ogahan.

"Pacarrrrrr. " teriak Raya.

"Stop teriak teriak bisa gak? " kata Galen seraya memijat pangkal hidungnya.

"Pucuk di tiba, ula pun Cinta. " ucap Raya melihat ke arah toilet.

"Pucuk di Cinta, ula pu tiba ray! " teriak Danu membenarkan. Raya ini ya.

"Berisik lo kadal. " kata Raya.

Galen mengerti apa yang akan di lakukan Raya, "Apa yang kamu mau lakuin tadi? " tanya Galen sabar.

Raya [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang