10 ☁ Bunda

1K 99 1
                                    

Happy Reading!

***

Dengan sekali tendangan pintu terbuka, menampak dua wanita paruh baya di dalamnya.

Ray mendekat.

"Tante.. Gimana bunda?? " tanya Raya yang teramat cemas. Ia menatap kinan lalu bergilir menatap wanita dengan kulit pucat dan tubuh kurusnya.

"Alhamdulillah, udah membaik. Tadi emang sempet drop dan gak bisa nafas. " jelas Kinan menatap Kirana yang masih Setia memejamkan matanya.

Raya memegang tangan Kirana dan menciumnya dalam-dalam. Raya takut. Sangat takut.

Danu datang dari arah pintu dengan nafas yang tidak teratur. Ia kemudian langsung bersimpuh di lantai, mengejar Raya bukan salah satu hal yang mungkin. Larinya seperti sedang di kejar anjing, Danu rasa ini sama imbangnya seperti maraton.

Danu mendongak melihat Raya, kemudian ia bangkit dan menghampiri gadis itu. Di saat seperti ini dia amat sangat terlihat rapuh. Danu mengangkap satu hal, tubuh Raya bergetar.

Ah, rupanya dia menangis.

Danu memegang pundak Raya, ia berusaha mungkin menguatkan Raya. Danu tersenyum pahit, ini yang tak bisa danu lihat. Alangkah baiknya jika Raya tertawa lebar karena telah menyiksanya, dari pada harus perih melihat sahabatnya inu menangis.

Walau ia tahu Raya berusaha menyembunyikan kerapuhan nya di hadapan semua orang. Danu tahu. Danu tahu itu.

Inilah Raya. Sebelum Kirana seperti ini, Raya bukanlah apa yang seperti orang lain bilang. Danu mengusap surai hitam Raya, tadi dengan secepat mungkin Raya mengganti pakaiannya dengan dress biru yang saat ini di pakainya dan bando berwarna senada.

Dulu para dokter sudah putus asa, mereka bilang tak ada harapan bagi Kirana bisa hidup lebih lama.

Kirana koma selama 5 tahun lamanya, maka dari itu para dokter berniat mencabut semua alat-alat yang terpasang di tubuhnya. Namun Raya tak membiarakan para dokter melakukan semua itu, tekadnya sangat gigih.

Raya yakin kalau kirana akan bangun dari koma nya, maka dari itu dokte oun tak bisa apa-apa selain memberi apapun yang seharusnya.

Dan sebuah keajaiban datang, 5 bulan yang lalu Kirana bangun dari koma yang teramat panjang. Raya yang mendapat berita gembira itu langsung menghampiri Kirana.

Raya mengubah kembali dirinya menjadi Raya terdahulu. Gadis manis, pintar, baik, santun, dan lugu. Tapi takdir berkata lain.

Semenjak Kirana sakit-sakitan Raya hancur, tapi lebih hancur lagi saat kirana jatuh koma. Ini bukan perkara mudah, ini sulit. Sangat sulit.

Selama 6 tahun Raya hidup sendiri, tak ada yang mendampinginya. Saat itu pula pergaulan Raya mulai agak melenceng, namun Danu masih tetap Setia ada di sisi Raya.

Raya mulai meroko, meminum alkohol, dan lainnya, kecuali narkoba. Padahal umurnya belum legal untuk semua itu, Raya menjadi sering berkelahi dengan semua murid laki-laki di kelas. Danu sudah berusaha memperingatkan Raya, namun hasilnya nihil. Gadis itu keras kepala.

Maka jalan satu-satunya agar ia tetap bisa menemani sahabatnya ini adalah mengikuti semua yang Raya mau. Dengan begitu Danu bisa terus mengawasi Raya.

Raya [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang