20 ☁ Perpustakaan

1.1K 101 14
                                    

Happy Reading!!

***


Dengan dua piring kosong di depannya membuat perut Raya kini seperti ibu hamil, terasa penuh. Danu yang melihatnya hanya mampu geleng kepala saja melihat gadis itu yang seperti tak makan dua hari, padahal tadi pagi Raya memesan ketoprak.

Matanya kini kian memberat, kantuk akan sedang melandanya saat ini. Tapi ini akan terasa nikmat jika sudah makan lalu tidur. Raya tidak takut gendut atau apapun itu, yang terpenting adalah 'Perut kenyang, hati pun senang'

"Lo mau ke basecamp ray? " tanya Danu.

"Ngantuk gue. " keluhnya.

Raya beranjak dari kursinya dan berjalan meninggalkan Danu, sebaiknya ia akan pergi ke perpustakaan saja. Menurutnya sangat pas jika perpustakaan di pakai untuk mengistirahatkan pikirannya ini, atau tidak uks juga tak kalah adem atau yang lebih adem adalah rooftop.

"Ray.. Tunggu. " Danu berlari mengejar raya.

"Ck. Kadal ngintil mulu lo. " decak Raya.

Danu berjalan di belakang Raya dan ikut masuk ke dalam perpustakaan, namun gadis itu tiba-tiba menghentikan langkahnya membuat danu yang tak melihat langsung menabrak punggung Raya.

"Lama-lama gue hempas juga lo kadal! " ancam Raya.

"Ya lo ray, berenti ngedadak. Kan gue jadi nabrak. " protes Danu.

"BODO. "

Setelah itu Raya berjalan dan duduk di depan Galen yang sedang membaca buku dengan wajah serius.

"Jangan terlalu serius, nanti gantengnya nambah. " celetuk Raya membuat Galen beralih menatapnya.

Namun di sisi lain Danu yang mendengar ucapan Raya memperagakan seolah dirinya ingin muntah, jujur saja baru kali ini Danu mendengar dan melihat langsung gadis itu mengucapkan kata yang sangat tak pernah Danu dengar dari bibirnya itu.

"Ngapain kamu ke sini? " tanya Galen dengan dingin.

"Salah ya kalau nyamperin pacar sendiri? " tanya Raya.

"Enggak. " balasnya.

Raya menahan senyumnya dan kini ia beralih duduk di samping Galen dengan sengaja gadis itu menempelkan tubuh mereka membuat pemuda itu mengernyit.

"Biar apa? " tanya Galen yang agak risih dan heran.

"Apanya yang biar apa? " tanya Raya yang pura-pura tak paham.

"Mepet gini. " jelasnya sembari menunjuk dengan matanya.

"Pacar jadi gak fokus belajar ya? " tanya Raya sengaja.

Galen menatap Raya, ada yang berbeda dari gadis itu. Ah ya, penampilannya kini masih feminim, biasanya gadis itu akan berubah dan menghilang di jam istirahat.

"Iya tau cantik. " kata Raya dengan pede.

Galen mengalihkan pandangannya, membuat Raya lagi-lagi menahan senyumnya.

"Pas kalau gue nikah sama lo. Keturunannya bakalan ajib parah. " Raya terbahak sendiri.

"Kamu ngomong apa sih. "

"Ngomongin masa depan kita. " katanya sembari menaik turunkan alisnya.

Galen hanya mampu geleng kepala dan meneruskan kegiatan membacanya, namun kalah telak dengan Raya yang langsung mengambil buku miliknya.

"Nanti malem temenin gue yah. " ucap Raya kembali membuyarkan fokus Galen pada buku.

"Kemana? " tanyanya dengan sabar.

Raya [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang