Chapter 11

1.1K 179 7
                                    

"Jadi Kak Aska itu temen satu club basket gue di Kelan," jelas Fajri

"Dih sejak kapan Kak Aska main basket?" tanya Wulan dengan nada ngeselin tapi dikacangin sama Kak Aska

"Gue tau lo satu sekolah sama ni manusia tapi gue ga tau kalo kalian deket," kata Kak Aska kepada Fajri

"Baru juga deket Kak, bentar lagi jadian. Percaya kan sama gue?" kata Fajri

"Ga ada, ga ada pacar pacaran titik!" tegas Wulan yang kemudian pergi ke kamarnya.

Fajri dan Kak Aska mengobrol dibawah selama beberapa menit. Setelah selesai mengobrol Fajri memutuskan untuk pulang, namun ia ingin berpamitan dengan Wulan.

Saat Fajri berada di depan kamar Wulan, ia mendengar Wulan sedang berbicara dengan dua sahabatnya tentang nomor tidak dikenal beberapa waktu lalu.

"Nomer siapa tuh?" tanya Fajri nyelonong masuk ke kamar Wulan.

"Ehh suara siapa tuh? Kayaknya bukan suara Kak Aska deh," kata Meysa di telepon

"Aji!" teriak Rere di telpon

Wulan langsung mematikan ponselnya dan memarahi Fajri abis abisan karena masuk ke kamarnya tanpa ijin.

"Iya iya maaf, emang nomer siapa sih yg neror lo itu?" tanya Fajri

"Ya mana gue tau bambang, kalo tau mah langsung gue cari tu orang," kata Wulan

"Coba liat, mana nomernya?" tanya Fajri

"Udahlah lo ga usah kepo, kenapa lo ke kamar gue?" tanya Wulan

"Mau pamit, mau pulang," kata Fajri dengan senyuman diwajahnya

"Pulang ya pulang aja ga usah pake acara pamit pamitan," kata Wulan

"Ya udah gue pulang ya, tidurnya jangan malem2, terus jangan lupa mimpi indah, mimpiin gue," gombal Fajri

"Kalo gue mimpiin lo yang ada bukan mimpi indah tapi mimpi buruk. Udah sana pulang!" usir Wulan

Sesampainya Fajri dirumah, dia mengirimi Farhan dan Lala pesan untuk merahasiakan siapa perempuan yang ia suka. Jangan sampai Faneza mendengarnya sebelum ia siap.

Keesokan harinya, Wulan dan Meysa berangkat sekolah seperti biasa tetapi mereka memutuskan untuk kerumah Rere terlebih dahulu untuk melihat keadaan Rere.

Sesampainya mereka dirumah Rere, ternyata Fenly sudah berada disana terlebih dahulu dan mereka bersiap siap untuk berangkat ke sekolah bersama.

"Ehh stop stop. Udah mau berangkat aja, kita baru aja sampe," kata Meysa

"Lagian lo emang udah baikan? Ga trauma lagi?" tanya Wulan

"Udah baikan berkat lo!" kata Rere

"Emang gue ngapain?" tanya Wulan

"Lo kan udah biasa ngirim hal hal berbau psikopat, darah, pembunuhan dan teman temannya digrup, ya udah biasalah Rere liat yang gituan," jelas Rere

"Yaudah kita numpang ya Fen," kata Meysa yang langsung menaiki mobil Fenly dengan Wulan yang menyusul

"Kan udah Rere bilang jangan bawa mobil!" kata Rere pada Fenly

"Demi kamu sayang, biar ga dikira orang miskin baru," kata Fenly sambil membukakan pintu mobil.

"Kata siapa aku orang miskin baru?" tanya Rere setelah Fenly memasuki mobil.

"Kata Zweitson, soalnya dia ngeliat kamu waktu itu berangkat naik sepeda," kata Fenly

"Zweitson, awas lo disekolah!" kata Rere menyipitkan matanya.

Bel jam istirahat berbunyi. Tiga sahabat itu pergi ke kantin untuk memberi makan cacing diperutnya. Ricky dan Angel menghampiri mereka dan menanyakan kondisi Rere.

Calon Pengurus Osis ||  UN1TY [REVISI BESAR-BESARAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang