Chapter 20 END

1.3K 185 24
                                    

Sebuah mobil mencegat mobil yang membawa Pak War dan Faneza. Orang didalam mobil itu turun dan mengajak Pak War berkelahi.

Orang itu adalah Aska Novara Gautama.

"Kan udah gue duga, ga bakal lancar!" kata Kak Aska sambil menyisir rambutnya lalu berpose layaknya bruce lee.

Mobil polisi mengepung Pak War yang masih berada didalam mobil bersama Faneza. Faneza yang sedari tadi sudah sadar ternyata hanya berpura pura pingsan selama diperjalanan.

Faneza dengan kekuatan penuhnya merampas pisau Pak War dan menodongnya dengan pistol yang sedari tadi berada di kantong jaketnya untuk berjaga jaga.

Faneza keluar dengan perlahan dan masih menodongkan pistolnya kearah Pak War. Seketika ia keluar para polisi langsung menangkap Pak War. Faneza yang ketakutan setengah mati tidak bisa lagi menopang tubuhnya dan tersungkur ditanah.

Zweitson menangkap Faneza dan membawanya kerumah sakit. Kepala Faneza mengeluarkan darah yang disebabkan oleh pukulan Pak War tadi di komplek perumahannya.

Wulan dan teman-teman lainnya baru sampai di tempat kejadian. Wulan melihat Pak War dengan penuh amarah. Ia menghampiri Pak War lalu menamparnya.

"Ini bukan dari saya, tapi dari semua korban yang udah bapak bunuh!" kata Wulan setelah menampar Pak War

"Bapak ngelakuin ini demi anak bapak, dan menjaga kamu yang mirip sama anak bapak," kata Pak War

"Terus menurut bapak, anak bapak seneng ngeliat bapaknya berakhir mendekam dipenjara seumur hidup?" kata Wulan

Pak War tak berkata apapun dan polisi membawanya ke penjara.

"Makasi dong sama gue," kata Kak Aska

"Loh Kak Aska ngapain disini?" tanya Wulan bingung

"Menurut lo siapa yang ngehadang mobil Pak War yang ngebutnya bukan main?" kata Kak Aska

"Kak Aska?"

"Iyalah, pembalab terhebat mengalahkan Messi."

"Btw kak, Messi pemain sepak bola bukan pembalab. Yang pembalab itu Rossi, pfft" kata Fiki

Tiba-tiba Meysa penasaran dengan orang yang membawa mobil dan membantu Pak War kabur. Mereka mendekati mobil itu tapi polisi sudah membawanya ke mobil khusus tahanan.

Meysa menanyakan kepada salah satu polisi disitu siapa orang yang membantu Pak War. Untungnya mobil tahanan itu belum pergi kepenjara dan polisi itu membolehkan mereka melihat orang itu.

"Pak Agus!" teriak mereka serempak

Ternyata Pak Agus adalah kakak Pak War dan dia membantu adiknya membalaskan dendam keponakan tersayangnya.

Setelah itu, Wulan dan yang lainnya menyusul Zweitson yang membawa Faneza kerumah sakit. Faneza tak sadarkan diri cukup lama. Mungkin karena kepalanya terluka dan shock karena kejadian itu.

Faneza akhirnya tersadar, Zweitson langsung memanggil dokter yang bertugas.

"Dia hanya perlu istirahat beberapa hari dirumah sakit," kata dokter

"Baik dok, terimakasih," kata Zweitson

"Nez lo gapapa kan?" tanya Meysa

"Maafin gue ya, gue ga ngira bakal ada Pak Agus yang nolongin," kata Wulan

"Gue gapapa kok, jugaan kan ini bukan kesalahan lo. Lagian gue mah kuat, ketua geng paling ditakutin disekolah!" kata Faneza

Semua orang tersenyum kecil mendengar kata-kata Faneza. Beberapa hari setelah itu, mereka menghadiri sidang terakhir Pak War dan Pak Agus.

Calon Pengurus Osis ||  UN1TY [REVISI BESAR-BESARAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang