Chapter 13

1K 158 13
                                    

Faneza menyadari ke kesalan Agung dan menariknya menjauhi kerumunan orang. Mereka pun berbincang dan membuat rencana untuk memisahkan Fajri dan Wulan.

"Jadi lo suka sama Aji?" tanya Agung

"Iya, terus berarti lo suka sama Wulan kan?" tanya Faneza

"Suka? Heh😏 gue ga suka sama dia!" jawab Agung

"Lah terus?" tanya Faneza bingung

"Sebenernya ini tantangan dari temen-temen gue," jawab Agung

"Tantangan?"

"Iya, jadi gue ditantang sama mereka buat "make" dia. Kalo udah, yaudah buang" jelas Agung

"Ternyata lo nggak sebaik yang gue bayangin Gung," kata Faneza

"Yaudah gini aja," lanjut Faneza lalu membisikan Agung rencananya. "Shksshskshskh gimana?"

"Hmm, boleh juga. Tapi kan resikonya di gue, gue bisa kena masalah," protes Agung

"Iya lakuin aja, nanti gue yang jagain. Lagian kan lo anak orang kaya yang berpengaruh banget disekolah, bisa lah ngatasinnya," jelas Faneza

"Yaudah deh" jawab Agung

Mereka semua pun akhirnya diarahkan untuk membersihkan diri dan makan siang.

Makan siang disebuah rumah makan dengan hidangan prasmanan. Setelah Wulan, Meysa dan Rere mengambil nasi dan lauk pauk, mereka bingung mencari tempat duduk.

Terlihat Pak War duduk sendirian. Akhirnya mereka memutuskan untuk duduk dan makan bersama Pak War. Ya walaupun obrolan mereka akan terbatas karena kehadiran seorang guru.

Mereka pun meminta ijin untuk makan bersama dan Pak War mengijinkan. Ditengah suara sendok dan piring beradu, Pak War menanyakan tentang kondisi Rere setelah melihat kejadian itu.

"Udah biasa saya Pak sebenernya liat yang gitu-gituan karena ni manusia!" kata Rere menunjuk Wulan

"Wulan? Kenapa?" tanya Pak War

Rere pun menjelaskan bahwa Wulan memang sering mengirimkan potongan adegan film thriller yang ia tonton di grup chat mereka. Jadi Rere sudah biasa, ya mungkin sedikit shock karena kejadiannya benar-benar terjadi di depan matanya.

"Jadi kamu suka hal-hal berbau psikopat?" tanya Pak War kepada Wulan

"Hehe iya Pak," jawab Wulan dengan sedikit nyengir

"Cobalah buat kata-kata ngeri yang berkata seolah kamu itu psikopat," tantang Pak War

"Hmm, apa yaa?" kata Wulan berpikir sejenak

"Kalian tau nggak kenapa aku suka makan daging babi?" kata Wulan memulai

"Apa tuh?" kata Shandy yang tiba-tiba muncul dengan membawa sepiring nasi dan lauk pauk. "Haram tau babi tu!"

"Dia non muslim mah rapopo bang," kata Meysa

"Karena teksturnya hampir mirip sama daging manusia," jawab Wulan yang sukses membuat Shandy yang memang tidak tau topik pembicaraan mereka dari awal terkejut dan menjatuhkan piringnya hingga pecah.

Sontak semua orang mengarah kesumber suara. Melihat Shandy yang sedang menatap Wulan kaku. Rere yang berada di sebelahnya mencoba menyadarkan Shandy

"Kak, kak, kak Shandy!" kata Rere yang disusul dengan kesadaran Shandy

"Topik kalian aneh sumpah, lagi makan bisa-bisanya ngomongin hal kayak gitu," kata Shandy setelah tersadar.

"Nii siapa lagi yang jatuhin makanan gue?!" lanjut Shandy yang kemudian kembali ke meja prasmanan untuk mengambil nasi dan lauk pauk tanpa membereskan nasi yang sudah jatuh.

Calon Pengurus Osis ||  UN1TY [REVISI BESAR-BESARAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang