Chapter 15

1K 151 5
                                    

"Aku ga percaya deh mereka saling suka," kata Kak Aulia

"Iya mama juga setuju!" kata Ibu Fiki

"Yaudah gini aja. Nanti kita buat mereka jalan bareng, terus Aska kamu ikutin mereka diem-diem, jangan sampe ketauan lo ya, abis itu lapor ke kita atau boleh kamu vidio in juga bisa," saran Papa Wulan

"Masak Aska sih Pa, Aska sendiri aja jomblo terus harus ngeliat 2 pasangan mesra mesraan kan ga adilb" kata Kak Aska kode minta Kak Aulia ikut dengannya.

"Iya udah kalo gitu aku ikut!" kata Kak Aulia

Percakapan itu didengar oleh mereka berempat. Merekapun berpura pura bermesraan saat berjalan jalan disebuah mall, menonton bioskop dan tempat-tempat lainnya.

Ya, seperti cerita cinta-cintaan pada umumnya, pura pura itu berubah menjadi kenyataan. Meysa dan Fiki mulai menyimpan rasa. Setiap mereka berpura pura mesra, jantung mereka berdetak kencang.

Kak Aska dan Kak Aulia pun sudah tidak mengikuti mereka lagi dan malah jadian. Keluarga mereka menerima pembatalan perjodohan itu.

Suatu hari Fiki menelpon Meysa menawarkan untuk mengantarkan Meysa kesebuah seminar. Meysa awalnya menolak tapi akhirnya mau juga.

"Udah sampe, nanti pulang jam berapa? Gue jemput ya," tanya Fiki

"Mending jangan deh Fik, gue juga kurang tau pulang jam berapa," jawab Meysa

"Ya udah hubungin gue aja nanti kalo udah pulang," kata Fiki

"oo... Ya udah kalo gitu," kata Meysa

Tiba-tiba Fiki mendekati Meysa. Meysa reflek memejamkan matanya berpikir Fiki akan menciumnya.

"Lo napa merem?" tanya Fiki sambil menahan tawanya

"Emang gue ga boleh merem?" jawab Meysa dengan ekspresi aneh

"Jangan-jangan lo pikir gue mau nyium lo ya? Hii mesum," goda Fiki

"Ihh nggak lah, yaa gue pikir lo mau pasangin sabuk pengaman gue," kata Meysa

"Lah ngapain kan udah nyampe dan lo mau turun, ngapain pasang sabuk pengaman haha!" kata Fiki

"Udah ahh!" kata Meysa kemudian turun dari mobil dengan pipi merahnya.

Disisi lain, Wulan dan Fajri udah TTM-an aja. Mereka jalan bareng, makan bareng, pulang bareng tapi masih belum menyandang status berpacaran.

Beberapa jam telah berlalu. Meysa juga sudah menyelesaikan seminarnya. Ia hendak menghubungi Fiki namun Fiki dengan mobilnya sudah lebih dulu berada di depannya.

"Lo capek nggak?" tanya Fiki

"Ga begitu sih, emang kenapa?" tanya Meysa

"Mau gue ajak jalan, mau nggak?" kata Fiki

"Hmm, boleh deh, sekalian refresing. Pikiran gue isinya bisnis semua," kata Meysa

"Sisain ruang dipikiran lo buat gue," kata Fiki

Meysa hanya tersenyum kecil mendengar hal itu. Sesampainya mereka di mall, mereka menghabiskan waktu bersama hingga larut.

Fiki membawa Meysa kesebuah jembatan di kota itu, tidak ada yang menarik ketika mereka sampai di jembatan itu. Namun pengungkapan perasaan Fiki membuat jembatan itu adalah tempat favorit Meysa mulai sekarang.

"Gimana? Lo mau kan jadi pacar gue?" tanya Fiki

"Hmm mau nggak ya? Mau deh!" kata Meysa.

Bersamaan dengan kata "Mau" yang dilontarkan Meysa, kembang api muncul disisi lain jembatan itu. Menjadikan jembatan itu tempat terbaik untuk menyaksikan kembang api yang sedang berkeliaran bebas dilangit malam.

Calon Pengurus Osis ||  UN1TY [REVISI BESAR-BESARAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang