Matt's POV
Besok, hari pertama gue buat jadi senior untuk memantau adek tingkat bawah kelas -2 SMA yang akan melanjutkan sekolah di Asian High School.
Bagi kalian yang belom tahu, AHS didirikan tahun 2010, walau AHS baru memasuki usia 10 tahun, namun prestasi nya sudah tidak bisa diragukan lagi.
Bahkan, hanya siswa-siswa yang mau benar-benar berjuang untuk dapat lolos dan masuk di sekolah yang bergengsi ini.
Papa juga termasuk donatur disini, ia bantu sahabatnya, Om Reno untuk mengembangkan sekolah ini, namun karena saat ini papa kurang sehat, maka untuk sementara, gue harus menggantikkan papa. Gue juga udah banyak ngerepotin papa, anggap saja gue bersedia juga karena usaha yang papa lakukan untuk AHS sangat berat.
Saat mendapat kabar, bahwa gue bakal menggantikkan papa sementara, sebenarnya agak berat. Ya, karena selama di Brunei gue gak bisa memantau usaha di london, tapi ya gak apa-apa lah. Toh, papa sudah banyak berkorban, gak ada salahnya kan untuk meringankan beban papa?
Besok, gue bakal mulai memantau AHS. Lebih tepatnya, mengambil alih untuk sementara. Tapi, gue gak sendirian. Selama memantau perkembangan AHS akan dibantu oleh temen gue, Jason.
Gue harap, semoga besok baik-baik aja dan lancar-lancar aja.
Semalem, gue tidur cukup nyenyak. Jadi ya, gue bisa bangun pagi, jam 06.45 gue udah cuci muka, gosok gigi juga and ganti make t-shirt nike, celana pendek, sepatu adidas, and gak lupa airpods gue.
Karena hari ini weekend, jadi gue selalu nyempetin buat jogging bentar, ehm maksud gue jogging di rumah hehe .Ya karena rumah gue luas (maap2 aja ye) kan baik kalo memakai tempat yang seadanya untuk kegiatan yang positif.
Abis selesai gue siap-siap, gue turun kebawah dan mama udah bangun buat masak sarapan. Walau emang, di rumah banyak pembantu, mama selalu nyempetin masak walau cuma sarapan. Ya kalian tau lah, kalo permaisuri gak boleh capek-capek.
"Morn, Ma" ucap gue sambil menyium pipi sang mama.
"Morning too." balas Mama sambil tersenyum ramah.
"Aku makannya nanti ya ma, mau jogging bentar."
"Iya udah, sana." balas Mama lalu gue berbalik menuju pintu belakang, karena lebih mudah lewat situ. Namun baru beberapa langkah, gue balik ke meja makan sambil mencomot roti isi blueberry dan berlari kecil menuju pintu belakang.
Mama hanya menggelengkan kepalanya atas sikap jahil gue ofc.
"Matt, mau ditemenin gak?" tanya Angelo.
"Gak usah, gue mau sendiri dulu lo,"
"Baik kalo begitu, saya tinggal dulu." ucap Angelo lalu berlalu meninggalkan Matt yang sudah baru saja menyelesaikan pemanasan untuk memulai jogging pada pagi hari ini.
Setelah cukup menghabiskan 1 jam untuk berolahraga, gue harus bersiap untuk menemui Daniel karena harus membahas sedikit tentang gym.
Setelah mandi dan berpakaian gue segera melaju menuju rumah Keluarga Miller.Author's POV
10.05 am.
Kini, Matt sudah tiba di mads gym yang sudah kurang lebih 2 bulan tidak ia kunjungi. Sebenarnya ia sudah pasrahkan ke Daniel selama ia di London tapi mau bagaimana pun, Matt tetap harus bertanggung jawab apa yang sudah ia capai sampai di titik ini.
Setelah tiba dan disambut oleh pengunjung mad gym, Matt berjalan menuju ruangannya. Lalu, disana Daniel sudah menunggu dengan duduk di meja ruangan Matt yang terbilang cukup nyaman dan elegan.
"Woi bro, lama amat lo!"
"Sorry-sorry nil." jawab Matt yang baru saja menjatuhkan diri di sofa.
"Gue ada ngomong penting nih ke lo, serius."
"Ya ngomong aja lah," ujar Matt santai.
"Ehmm gini, beberapa bulan ini abis lo tinggal di london, keuangan mad gak stabil bro. Padahal, udah gue cek, pengeluaran dan pemasukkan mulai berkurang. Padahal, pengunjung juga enggak berkurang kok." ujar Daniel panjang lebar.
"Emang lo udah tanya Vani? Dia kan biasanya yang bantu lo cuy."
"Gak berani gue, beberapa minggu ini dia juga mulai ijin gitu, gue curiga aja sih."
"Jangan suudzon dulu lo ah, hmm ntar gue cari tau deh." tutup Matt.
tok tok tok
"Permisi pak," ujar Enzie sambil menunggu persetujuan Matt untuk masuk.
"Iya, ada apa?silahkan masuk." balas Matt ramah.
"Mohon maaf dengan sangat pak, saya mau bertanya apakah bulan ini, bapak sudah menstranfer untuk pengeluaran mad? karena kemarin saya cek, belom ada notifikasi rekening dari bapak."
"Tapi, kemarin saya sudah transfer dan memesan untuk membeli peralatan baru kebutuhan mad. Apakah sudah kamu cek lagi hari ini?"
"Sudah pak, bahkan berulang kali." balas Enzie.
"Baiklah, nanti saya akan coba cari tahu."
"Baik pak, saya permisi." ujar Enzie lalu segera berlalu dari ruangan Matt.
"Astaga, ambyar gue kalo gini. Mampus dah tuh orang yang macem-macem sama mad." ucap Daniel frustasi.
"Tenang bro," ujar Matt menenangkan.
"Ini pasti ada yang gak beres, gue minta list karyawan ya bro. Thanks." kata Matt lalu langsung menelfon orang yang akan ia suruh untuk mencari tahu dan menyerahkan video cctv beberapa minggu ini yang sangat mencurigakan. Padahal, belom pernah selama 3 tahun ini ada kendala seperti ini, dan ini merupakan masalah cukup serius.
Setelah mengobrol cukup lama dengan Daniel, Matt berpamitan dengan karyawan dan beberapa pengunjung. Tetapi, saat hendak berjalan menuju pintu keluar Matt di peluk oleh seseorang yang membuat ia hampir tidak percaya siapa orang yang memeluk ia saat ini.
"Kakkkk," panggil seorang gadis yang saat ini sedang memeluk Matt dengan manja. (woi gue pgn shit)
"Lee? Kamu kok bisa disini? Kapan sampai?" tanya Matt lalu mengelus kepala Aylee yang memiliki bau strawberry.
"Aku sampai tadi pagi kak, karena aku dapat kabar dari Aunty Karen kalo kakak lagi di mad, yaudah deh aku susul hehe." ucap gadis itu sambil melepas pelukannya.
(modus woi:( )"Ooh gitu, ciee yang kangen sama kakak, kangen sampai segitunya," goda Matt yang menimbulkan tanda merah merona pada pipi Aylee.
"Iyadong, kan aku mau nagih janji sama kakak yang dulu kakak bilang sebelum ke London." tagih Aylee.
"Yaelah, masih inget aja kaw nih, mau kapan?" tanya Matt sambil menepuk pelan kepala Aylee.
"Mending sekarang aja, ya kan. Apalagi weekend kakak jarang ada acara kecuali acara formal." usul Aylee.
"Hmmm yaudah yuk sekarang aja, kalo entar an keburu kesorean, kakak masih ada yang harus dikerjaiin." tutur Matt lalu langsung menggandeng Aylee menuju mobil ferrari nya dan sebelum pulang, Matt berpamitan pada karyawan lalu segera menancapkan gas menuju tempat yang sudah ia janjikan pada Aylee.
Thanks for read and 1k viewers is so damn tho u guys insane! ilysm♡ mybe this week me update twice but still wait u guys for vote this so important that realize u so appreciate author 😊 xoxo, MJ.
5 May, 2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Perfectly Fine✔️
RomantizmPernah nge idolaiin seseorang? ofc kalian pernah! Kebayang gak kalo bakal ketemu mereka! Impossible? Kenalin Elle, cewe yang obsessed banget sama Matt! Padahal gak semua orang beruntung tahu-menahu dan bisa ketemu sama Matt. Berbeda dengan gadis in...