"Rin, sorry." Suara Mina yang terdengar capek abis lari - larian.
"Oh jadi Lo lagi?!" Lantas Hina langsung mendorong bahu Mina.
Mina ga ngegubris perlakuan Hina, yang terpenting sekarang adalah ngejelasin kejadian tadi ke Herin.
Herin menyeka air matanya sendiri sambil diam menatap ke bawah.
"Rin, tolong dengerin penjelasan Gua dulu." Kata Mina.
"Maaf selama ini Gua selalu bertindak jahat sama Lo, padahal Lo ga pernah salah sama Gua. Sorry, Gua baru kali ini sampe keterlaluan banget."
"Kali ini? gila ya Lo! dulu pernah sampe mana emangnya?" Hina emosi.
"Terus tadi, Min?"
"Tadi Gua lagi minta maaf sama Mark, Rin. Gua ngejabat tangannya cuma buat tanda kalo Gua bakal keep promise, ga ngeganggu Lo maupun Mark. Setelah minta maaf ke Mark, niatnya mau ke Lo juga tapi Lo udah salah paham duluan."
"Ah masa iya? Lo mau sampe kapan alibi terus?" Ujar Hina.
Herin lumayan lega. Tapi Herin ga bisa bohong kalo dia masih ada rasa kesel sama Mina.
"Udah Hin." Ucap Herin menenangkan Hina.
"Yaudah Min, tolong jangan ngusik Gua lagi. Bahkan Gua ga paham kenapa Lo bisa jadiin Gua sama Mark bahan mainan Lo disaat Lo lagi iseng."
Mina lumayan terkejut mendengarnya, begitupun Hina.
Tapi Hina mewajarkan seorang Herin yang sangat jarang berbicara sarkasme, bisa mengeluarkannya juga karena memang pantas.
"S-sorry Rin, Gua bakal keep promise kok."
Mina mengacungkan jari kelingkingnya.
"Okay, then." Herin mengaitkan jari kelingkingnya ke Mina.
"Rin, Lo mah ah." Hina kesel sama Herin karena dengan mudahnya maafin Mina yang udah keterlaluan.
"Kenapa si Hin?" Jawab Herin sambil mengelap mukanya pake tissue karena cuci muka supaya ga keliatan abis nangis.
"Lupa emangnya Dia gimana ke Lo?"
"Udahlah Hin, Dia juga udah minta maaf kan. Ya walaupun masih ada rasa kesel dikit, ga boleh lama - lama."
"Oh ya Hin, Gua duluan ya. Thanks." Herin menepuk pundak Hina.
"Iya iya. Traktir Gue, udah jadian juga Lo." Ledek Hina.
Pas Herin udah keluar, Hina baru inget.
"Lah kalo Herin baru sekali nangis disini, yang biasanya itu siapa?"
Merinding langsung lari lah Hina.
"Lu bego banget si lagian." Ujar Haechan.
"Ya kan Mina juga niatnya mau minta maaf doang." Jelas Mark.
"Ah berisik lu pada. Minggir." Hina menerobos kumpulannya Mark.
"Apaansi lagi nih anak." Ujar Jeno.
"Nah ketemu kan." Hina senyum iblis sambil memegang kerah Jaemin.
Yang lainnya pada diem aja. Udah biasa ngeliat kejadian kaya gini.
"Terus? Lo udah temuin Herin?" Renjun akhirnya bersuara.
"Gua tadi nyari - nyari ga ada."
Hina yang lagi ribut sama Jaemin langsung berhenti.
"Herin? udah ke kelas tuh kayanya."
Mark langsung melotot ngeliat Hina. Lanjut, langsung lari keluar dari kelasnya Jaemin.
"Enak bener ya ada pendamping mah." Miris Haechan sambil di tepuk - tepuk pundaknya sama Jeno.
Renjun sebenernya khawatir juga sama Herin, apa daya rasa pengecutnya lagi kumat.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
many obstacles || mark;herin
Fanfiction[cover by : @xaraZHunt] [no formal and harsh words] "its difficult, so let's fight together" -marklee "sometimes i'm tired of all the obstacles when i'm with you" -seoherin