PART 6 [M]

6.5K 273 13
                                    

-Seoul,
23.00 KST

Gemercik air terus membasahi kota Seoul, dengan cuaca yang gelap dan dingin memberi kesan betapa derasnya air hujan melembabi kota tersebut.

Dimana waktunya seseorang menikmati secangkir teh hangat ditemani suara guyuran hujan memenuhi indra pendengarannya. Dan, dimana saatnya seseorang saling berpelukan diatas ranjang yang menyalurkan sebuah kehangatan satu sama lain. Ingat, hanya berpelukan saja oke?

Beda halnya dengan 2 manusia yang bergulat di bawah selimut dengan gairah yang menggebu-gebu. Hei! Lihatlah, sekarang hujan dan cuaca sudah sangat dingin, oh come on.

Decapan-decapan erotis tercipta di ruangan segi empat itu. Desahan demi desahan dikeluarkan dari mulut mereka menguar hebat memenuhi ruangan gelap ini. Dengan tubuh yang saling menyatu, dengan tubuh polos mereka yang dibanjiri mereka, oh ya jangan lupakan! Ranjang yang bergerak mengikuti alur permainan terkesan hebat penuh gairah panas menciptakan bagaimana permainan yang penuh hawa nafsu yang menggebu-gebu dari mereka berdua.

"Ahhh—Ji..."

"Eughh, Hye...."

"Jim, please hurry up babe!"

"Your wish was granted,"

"It's pleasure to miss baby—hhh..."

"I want to go out Jim...."

"Wait for me dear...."

"I will arrive ahh—"

Mereka adalah Park Jimin dan Kim Hyera.

Dalam hentakan ketiga yang begitu dalam membuat mereka menikmati surga duniawi yang sebenarnya. Desahan panjang yang begitu erotis memenuhi ruangan gelap itu. Ini ketujuh kalinya mereka orgasme setelah berjam-jam melakukan pergulatan panas mereka diatas ranjang.

Ranjang sudah terporak-porandakan seperti kapal pecah dan tidak berbentuk lagi. Bagaimana bisa tidak dibilang kapal pecah, bantal yang rusak dan sobek sejak kapan dan tidak terbentuk lagi akibat ulah Hyera karna mencengkramnya terlalu kuat. Bed cover yang sudah tak berbentuk lagi. Sarung guling yang lepas dari empunya dan masih banyak lagi.

Keringat membajiri tubuh mereka, dengan masih diam tidak berkutik di tempatnya. Jimin masih enggan beranjak dari atas tubuh Hyera yang terekpos sangat jelas. Dengan posisi inti tubuh mereka masih menyatu.

Mereka masih menikmati pelepasan mereka yang nikmat untuk dilewatkan. Sedangkan, Hyera masih mengatur nafasnya dan menikmati cairan Jimin yang begitu hangat memenuhi rahim Hyera. Perut Hyera seperti banyak kupu-kupu yang berterbangan membuatnya bersemu merah.

Tubuh yang masih menyatu dalam, dengan posisi Hyera dibawah Jimin dan Jimin berada diatas Hyera. Jimin terkulai lemas diatas tubuh Hyera, dengan kepala bersandar manja di dada Hyera yang tak menggunakan sehelai benang pun.

Hyera sibuk dengan pernafasannya dan Jimin sibuk dengan pelepasannya. Rambut Hyera yang berantakan dan keringat membasahi tubuh Hyera menampakkan bagimana seksinya ia diatas ranjang.

Hingga kesadaran Hyera sudah penuh, lalu menunduk melihat Jimin yang tertidur pulas diatas payudaranya yang sintal itu, membuatnya tersenyum. Terlihat dari senyum itu, itu bukan senyum bahagia karna melepas mahkota yang ia jaga selama ini untuk Jimin pria mapan dan tampan itu, tetapi ia berpikir bahwa ia sangat murahan, ia terlihat seperti jalang yang Jimin temui tidak sengaja.

Bagaimana bisa seorang Park Jimin CEO muda yang terkenal akan ketampanan yang ia miliki merusak seorang gadis muda berumur 18 tahun bahkan masih pelajar di sekolah. Tidak bisa dipungkiri seorang Park Jimin merusak masa depan seorang gadis yang masih pelajar.

Hingga ia tidak bisa membendung lagi air mata mutiara itu memenuhi indra penglihatannya dan ia terisak perih mengingat-ingat kejadian beberpa jam lalu.

Andai ia tidak bodoh!

Andai ia tidak cereboh!

Andai ia menolak ajakan Jimin!

Andai ia menolak semuanya!

Semua ini tidak akan terjadi kepadanya!

Ia sadar bahwa ia sangat bodoh! Ia membenci dirinya sekarang!

Begitulah yang ia lontarkan dalam hati. Hingga membutnya lebih terisak lagi.

"Hiks...hiks...."

Isakan yang keras mampu membangunkan Jimin dari mimpimya. Sadar akan isakan seseorang membuat ia mendongak dan melihat betapa rapuhnya gadis itu—maksudnya wanita. Karna ia merusak gadisnya. Jimin menatap sendu wanita itu lalu mengusap air mata yang memenuhi pipi nya.

"Maaf..." lirih Jimin hingga ia ikut menitikkan air matanya. Ia tidak bisa melihat wanita yang ia cintai menangis seperti ini. Tidak bisa!

"Hiks....Jim—"

"Maafkan aku..." hanya kata-kata itu saja yang bisa Jimin ucapakan.

"Aku sudah kotor Jim....hiks, hiks aku begitu murahan....hiks, aku jal—mmpphhtt," ucapan Hyera terpotong karena Jimin langsung melumat bibir Hyera dengan lembut. Ia tidak bisa melihat Hyera mengucapkan kata menjijikan itu.

Setelah 5 menit berlalu, Jimin langsung melepas tautannya bibirnya dengan Hyera. Menatap Hyera dalam, lalu menangkup kedua pipi milik Hyera.

"Aku mencintaimu Kim Hyera." gumam Jimin. Lalu mendaratkan bibir tebalnya ke bibir cerry milik Hyera yang sudah bengkak itu, hanya sebuah kecupan lembut.

Jimin akhirnya mendaratkan tubuh toplesnya itu disamping tubuh Hyera tanpa melepas kontak bawahnya dan membuat Hyera meringis.

"Aku mohon biarkan seperti itu, dia terlihat nyaman di dalam sana," ujar Jimin tanpa dosa sedikitpun.

"Akhh, sakit!"  ringis Jimin karena Hyera mencubit perut abs milik Jimin.

"Dasar bodoh!" kesal Hyera.

Sedangkan, Jimin hanya terseyum lembut kearah Hyera. Posisi mereka sekarang saling menghadap satu sama lain. Dengan kedua manik kembar mereka saling beradu pandang.

Sudah lama beradu pandang hingga Jimin menarik lengan Hyera lalu menariknya ke dalam dekapan hangatnya. Jimin mendekapnya sangat erat seperti menyampaikan bahwa Hyera miliknya. Hanya miliknya dan tidak boleh disentuh siapapun. Itu mutlak!

"Tidurlah," pinta Jimin lembut dan mencium kening Hyera romantis.

"Good night dear,"

"Good night too, Jim...."

Jujur saja Hyera menikmati pelukan hangat Jimin dan sebaliknya Jimin pun merasakannya. Hingga mereka terlelap dan masuk kedalam mimpi yang Tuhan telah siapkan sebelumnya.

Tbc,

CerhliKristianti

SERENDIPITY | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang