6.Dia lagi

59 31 0
                                    

"Sering sering telpon kami ya kak" ucap naya

"ga bisa dong nay, kan kakak pelatihan bukan liburan"

"ya udah deh, kasih kabar aja kalau sempat kak" ucap naya kecewa

"Udahh ayo kekelas nay, kak syifa udah ditungguin sama pak yusuf itu"

"Kami kekelas ya kak, Dahh kak Syifaa" ucap naya dan rara yang melambaikan tangan

"eh ra, kamu duluan aja aku mau ketoilet bentar" ucap naya

"ya udah hati hati ya"

Sewaktu melewati ruang perpustakaan sekolah, rara melihat sosok satya yang kini berada didepannya.

"Satya kamu ngapain" tanya rara

"gapapa, mau liat kamu aja"

"woi ngomong ama siapa lo? " tanya seorang gadis yg melihat rara berbicara padahal tidak ada orang

"Apa? dia ga bisa liat satya? Bararti satya itu.. Tapi kenapa aku ga merasa kalau dia itu hantu" Batin rara bertanya tanya

"mikirin apa?" Tanya satya

Rara hanya menggelangkan kepalanya, tanpa menjawab rara langsung pergi dari perpustakaan karena takut akan dibilang aneh. Sejauh ini tidak ada yang mengetahui rara sebagai seorang indigo. Kepergiaan rara tapi diikuti oleh satya.

"Kamu ngapain ngikutin aku? " tanya rara

"kamu marah? "

"engga, jangan ikutin aku" ucap rara marah

"Maaf tapi aku tidak bermaksud"

"tujuan kamu sebenarnya apa? "

"aku hanya ingin berteman,aku mau bicara ra" ucap satya yang sama sekali tidak dihiraukan oleh rara

"Ra aku mohon sekali saja"

"baiklah, 15 menit saja nanti bel Masuk" ucap rara yang mengikuti satya menuju taman sekolah.

Ditaman

"Kok bisa aku ga tau kamu hantu? " tanya rara

"karena kamu baik, aku suka jadi aku tak ingin memberitahumu tentang jati diriku"

"Maaf sebaiknya rasa suka mu itu Hilang kan saja"

"tidak, ini rasa suka karena kau orang baik bukan rasa suka perasaan"jelas satya

"Bagus kalau begitu"

Rara tergangu karena rara merasa ada aroma negatif yang sedang mengawasinya,betapa terkejutnya rara yang melihat sosok windi dengan tatapan amarah sedang mengawasinya dibalik toilet Sekolah .

"jangan dilihat" ucap satya

"Kamu kenal? "

"dia itu... "

Kringgg.....

"gue masuk dulu"

Kini bel masuk telah berbunyi, tanpa pikir panjang rara langsung berlari menuju kelas

"siapa dia?  Mengapa dia mengenal windi?  Kenapa windi terus menatapku dengan tatapan penuh amarah? Argghh kepala ku pusing" Batin rara bertanya tanya dan membuat kepala nya merasa nyeri.

"lo kenapa ra? Tanya naya

"gapapa nay, pusing aja"

"ya udah ke uks ya, gue anterin"

"Raka kemana sih?  Saat gue butuh ga ada, raka banyak berubah" Batin rara

"raaa... " panggil naya

"Rara.... " panggil naya dengan keras

"naya kamu kenapa? " tanya bu siska yang heran melihat naya berteriak

"ini bu rara sakit, boleh izin mengantar ke uks? "

"ohh.. baiklah kamu antar saja dia ke uks untuk beristirahat, setelah selesai langsung masuk kedalam kelas"

"Baik bu"

"Ayo ra" ucap naya yang tengah memegang tangan rara

Diruang uks ini, rara merasa sangat terusik akan aura negatif yang berada didalam sini, rara ingin keluar tapi tidak enak dengan naya yang baik telah mengantarnya.

"duduk dulu ra"  ucap naya yang membantu rara duduk

"Makasih ya nay"

" udah santai aja"

"kamu balik kekelas aja, aku gapapa kok"

"yakin ra? " tanya naya

"iya dari pada kamu ga ikut pelajaran gara gara aku"

"ya udah aku kekelas dulu ya"  ucap naya yang berjalan keluar dari ruang uks

"mendingan gue keluar dari sini dari pada bahaya" batin rara yang merasa gelisah

Saat melewati perpustakaan, Rara melihat windi sedang menunggu nya datang dengan tatapan amarah dan sepertinya bersiap untuk mencelakainya. Tapi rara dengan berani mendekati windi dengan tenang, mencoba mengajaknya berbicara, tapi saat mata Rara bertemu dengan windi, windi menampakan wujud aslinyanya, tubuhnya penuh darah dan kepalanya hancur seperti nya telah terbentur keras.

"Ayo mendekat anak cantik" ucap windi tersenyum licik

Rara mencoba mendekat karena ingin menatap dan memegang windi untuk mengetahui perihal kematiannya. Saat rara mendekat windi sangat marah hingga rara terpental jauh dan kepalanya terbentur mading papan yang tertempel didepan kelas, sontak banyak siswa dan guru keluar dari kelas karena mendengar benturan keras. Dalam sekejap penglihatan rara menjadi kabur dan gelap. Rara langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat dan orang tua rara langsung dihubungi oleh pihak sekolah.

"Astagfirullah " ucap salah satu seorang guru laki laki yang melihat kejadian rara, dia adalah pak Jaya yang mengajar pelajaran Agama dan pak jaya juga sangat mendalami agama, tak hanya itu, pak jaya juga bisa meruqiyah



Dia Yang Tak TerlihatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang