23. Reyhan ketempelan

27 3 1
                                    

"Kak syifa" panggil reyhan dengan segera menghampiri syifa

"Kenapa? Rara udah sekolah? "

"Iya udah kak, kakak ga mau ketemu? " ucap reyhan balik bertanya

"Iya entar, ini lagi bikin tugas" syifa mengangkat kertas satu lembar ditanganya

Reyhan senyum senyum tak karuan. Sebenarnya apa yang di inginkan dari syifa saat ini?

"Kak" panggil reyhan dan syifa hanya bisa berdehem merespon.

"Kakak.. "

Syifa menghela nafas pelan
"Mau apa lo? Udah cepetan gue ga fokus nih"

Reyhan menyengir menggaruk garuk lehernya yang tidak gatal
"Kakak tau ga rara suka apaan? "

"Rara? Lo suka ya sama rara? "

"Kayanya sih gitu" ujar reyhan dengan malu malu

"ga takut lo? Kan rara indigo tuh. Kalau kalian lagi berdua ada yang ketiga lo"

"Iya tau, tapi gimana kalau udah suka kak. Lagian rara tuh normal suka sama manusia kak, ga mungkin sama setan"

Syifa terkekeh keras " Iya terserah lo aja rey"

"serius nanya kak" reyhan kini merubah ekspresinya.

"gue ga tau lah, perasaan rara tuh sederhana orangnya ga ribet. Lo kasih apaan aja pasti diterima deh"

"Kak syifa gitu, ga asik"

"Sumpah ga tau gue, udah sana gue mau belajar nih"

Reyhan mencibir "Iya deh, makasih ya kak" ujar reyhan lalu pergi meninggalkan syifa.

"Dasar cowo" ucap syifa melihat kepergian reyhan











_______









Rara menghela nafas berat sehabis berlari "Sorry nay"

Naya memasangkan wajah masamnya. "dari mana sih lo? Keburu dingin nih kuah bakso nya"

"Ada urusan tadi" ujar rara segera duduk berhadapan dengan naya

"Untung aja guru rapat ra, jadi masih lama waktu istirahat nya"

"Rapat? Iya rapat kaya ga pernah denger rapat aja lo"

Rara menyengir "Pernah sih, eh btw reyhan ga ngantin? "

"Napa lo nanyain reyhan ra? Suka ya? " ucap naya sambil terkekeh

Rara jadi salting " gue? Engga kok tumben aja dia ga ngantin"

"tadi katanya ada urusan sama pak jaya"










Bagai angin topan yang kencang, kedatangan reyhan membuat bulu kuduk rara merinding dan berdiri.

Rara tak Menyangka ada sosok yang tengah menaiki reyhan dibelakang punggungnya.

Rara mencoba tak menatap sosok itu, nafsu untuk makan bakso jadi hilang karena tak tahan betapa menjijikan darah ditubuh sosok itu.

"Pada ngatain gue yah, telinga gua panas soalnya dari tadi" ucap reyhan ikut duduk disebelah naya dan tepat berhadapan langsung dengan rara.

Telinga reyhan panas?
mungkin karena sosok yang tengah menaiki punggung reyhan tengah meniup niup telinga reyhan


"Gr amat idup lo" cibir naya pada reyhan

"Kok ga dimakan sih ra? " tanya reyhan pada rara yang masih menatap semangkuk bakso "Mau minum? " lanjutnya

Rara mencoba menutupi ekspresinya "Eh iya rey, ini mau dimakan kok" ucap rara menyengirkan wajahnya

Reyhan kini mengertakan kepalanya dan membuat menimbulkan suara karena pegal "Akhir akhir ini kok gue suka pegel gitu yah"

Efek pegal itu diakibatkan oleh sosok yang menaiki punggung reyhan

Rara susah payah menelan salivanya tak berani menatap sosok yang tengah berada dipunggung reyhan dan terus memperhatikannya.



Reyhan ketempelan

Sudah berapa lama?








Rara yakin sosok itu terus memperhatikan rara, semacam mengincar tapi belum berani berbuat jauh.

"Gu-gue ketoilet bentar" ucap rara dengan gugup.

Naya menaikan alisnya dan betatap dengan reyhan "itu si rara kenapa sih? " tanya nya pada reyhan

Reyhan cengengesan "Salting sama kedatangan gue kali"

"Sa ae lu gentong minyak"

"Apaan sih, ga nyambung ente"






















"hiks hiks hiks"


Suara tangisan terdengar dari arah sumur dekat toilet ujung.
Ingin rasanya rara melihat, tapi takut jika sosok itu berniat jahat

Tapi karena rasa penasarannya rara mencoba memberanikan diri mendekati sumur itu, mungkin ada saja hantu yang membutuhkan bantuannya.

Saat rara akan membuka penutup sumur, ada tangan yang terdahulu menariknya menjauh.

Rara terpelongo melihat kedatangan raka "Raka, kebiasanan deh"

"kamu yang kebiasaan ceroboh " ucap raka dengan wajah seriusnya

"ceroboh apanya sih rak? Aku ga ngapa ngapain sumpah"

"Jangan terlalu penasaran sama aura yang gentayangan ra, inget itu kalau kamu ga mau dalam bahaya" jelas raka pada rara

"Terus? "


Raka menarik tangan rara berniat mengajaknya menjauh dari daerah yang raka tau sangat memiliki aura negatif

"Ke kelas aja" ajak raka pada rara dan langsung menarik tanganya.













Teryata sosok wanita yang basah kuyup tengah menatap tajam kepergian rara dan raka dengan penuh artian. Entah itu benci, kesal atau ingin menyampaikan sesuatu dari dalam sumur yang gelap.



Biasanya hantu yang belum tenang akan memilih berdiam ditempat yang gelap jika mereka dipenuhi kebencian pada seseorang.


































D

ih dih kaga serem wkwk

Moon maap y kalau ga asik^^

Dia Yang Tak TerlihatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang