7.Hampir

59 31 0
                                    

Setelah dilarikan ke UGD, sudah 5 jam rara tak sadarkan diri dan kini hanya ada naya yang berada disampingnya karena kedua orang tua rara terlambat datang.

"Ra...bangun ra jangan tinggalin aku" ucap naya yang disertai air mata mengalir dipipinya.

"Ini semua salah aku ra, aku yang ninggalin kamu sendiri an disana" sesal naya

"Sayang" ucap bunda rara yang datang bersama ayah zahran dan daffa adiknya rara

"Kamu siapa? " tanya daffa

"maaf om, tante saya naya temen kamarnya rara"

"syifa kemana? " tanya bunda dewi

"kak syifa lagi ikut pelatihan tan" jelas naya

"Makasih ya kamu udah jagain anak tante" ucap bunda Anita tersenyum pada naya

"Kak bangun kak" ucap Daffa yang menangis sejadi jadinya.

"Bagaimana kejadiannya? " tanya bunda dewi

"Naya ga begitu tau tante, waktu naya keluar kelas Rara udah dibawa oleh pihak rumah sakit dan udah berdarah tante,Ini semua salah naya tante, naya ninggalin Rara di uks sendirian" jelas naya sambil menangis

"Udah, ga perlu nyalahin diri kamu, ini semua bukan salah kamu" ucap bunda dewi menenangkan naya

®®®

"A.. aku dimana? " ucap rara kebingungan

Teryata rara masuk kedalam sebuah mimpi yang sangat mengerikan.

"Kamu harus terima akibatnya karena telah mendekati pacarku" ucap seorang gadis yang menarik rambut seseorang

"Siapa dia? " tanya Rara penasaran

"Kamu harus mati"

"Sial aku harus bersembunyi sebelum dia juga membunuh ku" ucap rara yang langsung bersembunyi di salah satu dinding

"Jangan kak, aku tidak mendekati pacar kakak, aku hanya sekedar... "

"sekedar apa? Sekedar suka? Dekat? Sama aja bego" ucap gadis satunya dengan kasar dan malah menarik rambut anak itu dengan keras

"Kamu harus menerimannya,KAMU HARUS MATI" ucap gadis itu mendorong gadis yang memakai piyama berwarna gelap itu sampai jatuh kelantai 1 dan kepalanya hancur karena benturan keras

"Hahahah... Itu akibatnya jika berani bermain dengan ku" ucap gadis gila yang telah membunuh gadis itu

"Dasar psikopat,kejam sekali, Siapa orang itu? " tanya rara yang melihat seseorang sedang menggunakan sentar lalu berlari

"Siapa disana? Berhenti atau gue akan lakukan hal yang sama" ucap gadis pembunuh itu dengan cepat mengejar orang yang telah melihat kejadian yang ia lakukan

Dengan cepat rara berlari mengikuti gadis pembunuh itu dan langsung bersembunyi dibalik dinding agar tidak ketahuan.

"Dengar pak, Bapak harus Tutup mulut Atau tidak saya akan melakukan hal yang sama pada bapak Malam ini juga" ancam gadis itu

"Jangan non jangan"

"Atau bapak mau saya suruh papa saya untuk pecat bapak? Dan saya juga tidak akan segan segan membuat keluarga bapak menderita"

"Jangan non, saya janji akan tutup mulut"

"Bagus, kalau bapak melanggar janji bapak, bapak akan tau akibatnya" Ancam gadis itu lalu pergi meninggalkan bapak itu

"Apa?  Itu kan, Pak Rahmat dan gadis itu?  Arghh.. Siapa dia wajahnya tidak asing dimata ku, lalu mengapa dia melakukan hal se keji itu kepada gadis itu? Siapa dia?  Sial aku belum sempat melihat wajahnya" gerutu rara yang belum Mengetahui betul kebenarannya

Setelah rara mengetahui kejadian yang janggal itu, Rara langsung mencari jalan pulang, saat berjalan Rara merasakan pukulan yang sangat keras menimpa bahunya dan membuatnya jatuh pingsan "

"dimana aku? " ucap rara yang sadar dan tidak tau dimana keberadaannya

"Udah sadar lo? " tanya seorang gadis licik datang dengan membelakangi rara, dia adalah pembunuh tadi yang rara lihat membunuh seorang gadis.

"Jadi benar lo indigo? " tanya gadis itu

"Kamu siapa? " tanya rara

Lalu gadis itu manghadapkan wajah licik nya kehadapan rara

"Kak clara? " ucap rara terkejut

"kenapa? Kaget? Atau biasa saja gadis manis"

"kakak kenapa ngelakuin ini? " tanya rara

"Kenapa? Kenapa hah?  Lo nanya sama gue? Berani juga ya lo, lo mau tau? ehh tapi mendingan lo ga usah cari tau, Atau lo bernasib sama kaya gadis itu" ucap clara menunjuk mayat gadis yang tadi dibunuhnya

"Tapi kenapa kak? "

"Udahlah gue muak dengar pertanyaan lo itu, Gue ga sabar buat akhirin hidup lo juga" Ucap clara tertawa licik

"Ja.. Jangan kak"

"DIAM"

"Udah ayo ikut, cepetan "

Dengan masih terikat, Rara langsung dilempar dari lantai 2 oleh clara. Dalam mimpi yang dialami oleh rara, dia sangat takut apakah dia akan mati mengerikan seperti itu?  Mimpi rara yang mengerikan itu membuat dirinya terbangun.

Dia Yang Tak TerlihatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang