15.Ancaman

58 29 0
                                    

Rara sedari tadi tidak tenang, dia berulang kali memejamkan matanya berharap ia akan segera tertidur tapi hasilnya nihil, tetap saja dia merasa khawatir terhadap kak syifa.

"kamu kenapa ra? " tanya raka yang tiba tiba muncul dihadapan rara

"iiss raka ngagetin aja,kebiasaan banget deh" ucap rara yang tengah kesal karena raka tiba tiba datang kemudian rara beranjak dari tidurnya.

"Iya maaf, kamu kenapa ga bisa tidur? Kayanya gelisah gitu " tanya raka

"Aku mikirin kak syifa ka, aku ga tenang menurut ku kak syifa dalam bahaya ka"

"kamu jangan berlebihan ra, ga baik lo nanti kalau beneran kejadian gimana"

"Bukannya gitu ka, tapi aku khawatir aja.kak syifa sendirian gimana kalau clara mau bahayain dia? gimana kalau clara tau tentang rencana kita? Dia pasti ga bakal diam aja ka"

"Udah deh ra, kamu jangan berlebihan udah malam lo udah jam 9 ra, kamu sebaiknya tidur aja deh "

"tapi ka..... "

Trtt.... Trttt.. Trtttt

Ponsel rara bergetar,nampak notifikasi dari line kak syifa.

Kak syifa

"Ra kamu sayang kan sama kakak? Kalau sayang temenin kakak ya. Kakak lagi liat bintang dikamar kosong belakang asrama ra, kakak sendirian ra temenin kakak, kakak takut ra"

Rara
Iya kak, aku izin sama bunda dulu ya kak, nanti rara kesana kak>3

"siapa ra? " tanya raka

"Kak syifa ka,dia mau aku temenin diasrama,dia takut sendirian" ucap rara yang tengah memasukan beberapa buku kedalam ranselnya

"Kamu pasti ga bakal disuruh sama bunda kamu"

"Oh iya,Ya udah kalau gitu ga usah izin aja kan simple" ucap rara yang memakai jaketnya.

"Bahaya ra, ini udah malem lagian ga kaya biasa syifa penakut,syifa itu pemberani anaknya masah sih liat bintang aja takut" ucap raka yang menyakinkan rara agar tidak keluar malam malam begini.

"Ini itu kesempatan aku buat jagain kak syifa ka, aku dari tadi ga enak firasat tentang kak syifa, rasanya dia sekarang dalam bahaya ka, dia liat bintang di kamar kosong asrama? kak syifa paling ga suka keluar malem apa lagi liat bintang. Dia paling ga suka keluar kamar ka, jadi yang ngirim pesan tadi bukan dia Aku udah yakin banget kalau kak syifa dalam bahaya"

"Engga.... Kamu ga boleh pergi" teriak raka menghalang rara supaya tidak pergi.

"Kamu kok ga dukung aku sih"

"Bukan ga dukung ra, tapi kalau kamu udah tau bahaya, ngapain kamu nyusulin syifa, kamu mau nyawa kamu jadi taruhannya" ucapan raka kini keras kepada rara karena raka sangat khawatir kepada rara.

"Kamu kok berubah sih, kamu ga kaya dulu. Kamu selalu bantuin aku kalau aku mau nolongin orang atau pun hantu tapi sekarang kamu ga mau bantuin aku,kalau kamu ga mau jadi teman aku lagi gapapa kok aku bisa cari teman yang lain" ucapan rara kini membuat raka terdiam tak bersuara, baru kali ini rara membentak raka dan mengatakan dia tak membutuhkan raka lagi. Rara tidak mengerti dengan apa yang raka rasakan.satu hal yang raka rasakan saat ini adalah KHAWATIR karena raka takut akan kehilangan rara dan tidak mau menjadi sahabatnya lagi. Tapi sekarang raka tau bahwa rara menginginkan raka pergi dari hidupnya. Tanpa harus diberi tau raka langsung menghilang dari hadapan rara

"hufttt" rara menghela nafas berat karena melihat raka sudah tidak bersamanya

"Maafin aku ka, aku ga bermaksud ngomong kaya gitu,a...akuu cuma mau bantuin kak syifa ka, kamu dimana ka? Kamu jangan tinggalin aku" ucap rara yang tengah menangis karena ditinggal sahabatnya. Tapi ketika mengingat kak syifa, rara langsung menghapus air matanya dan dia tahu apa yang harus ia lakukan.

Dengan cepat rara memberi tahu Naya dan reyhan untuk menemuinya di kamar kosong belakang asrama. Rara meminta Naya membawa pak jaya dan polisi segera untuk membongkar semua kelakuan clara yang kejam.




Hallo gais:)
Gimana puasanya? Lancar?
Jangan lupa FOLLOW VOTE COMENT YA KAN GRATIS :v

Dia Yang Tak TerlihatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang