17.Rencana

57 27 0
                                    

"Tungguu....... "ucap rara yang datang menuju arah keberadaan syifa dan clara

"Rara... Jangan jangan kesini ra"

"Bagusss... Kemari sini gadis cantik" ucap clara dengan senyum iblisnya.

"Huh... " rara menghela napas berat karena lelah berlari menaiki tangga

"lo kesini sendirian kan? "tanya clara pada rara

"Iya kak, kakak ga liat kalau aku sendirian"

"Sudah diam, gue ga butuh mulut lo buat ngoceh"

"Tapi kak...... "

"gue bakal habisin kalian malam ini juga" ucap clara yang mengikat tangan rara

"Kak.. Rara siap kok mati kak, tapi rara harus tenang kak.masalahnya gimana rara mau tenang kalau rara ga tau kenapa kakak tega ngehilangin nyawa windi? "

"lo siapa hah? Udah Berani nanya sama gue lo" ucap clara yang menarik rambut rara dengan keras

"Arghh....sakit kak, rara cuma Pengen kakak cerita kak itu aja habis itu rara bakal mau dibunuh oleh kakak, kalau perlu rara sendiri yang akan bunuh diri kak" ucap rara meringis kesakitan

"Ra.. Lo udah gila ra? " tanya syifa yang terkejut mendengar ucapan rara saat ini. Apa gadis itu sudah gila? Bagaimana bisa semudah ini dia bisa menyerah? Dalam ambang kematian, rara masih saja ingin mendengar cerita perihal windi? Are you crazy ra?

"HAHAHA... Apa? Lo bilang apa barusan? Bunuh diri? " ucap clara yang sangat senang dan tertawa lepas. "gue suka cara lo bicara tapi gue ga bakal ketipu sama ocehan lo ini bocah" kini clara sangat tega melempar tubuh gadis mungil ini mengenai tembok, rasanya tulang rara patah saat ini membuatnya tidak bisa bergerak.

"RARA..... " teriak syifa dengan histeris diimbangi dengan air mata yang terjatuh.

"Lo itu cuma ngulur waktu gue tau ga? gue mau pulang ngapain juga gue lama lama sama kalian disini gue udah ga sabar buat habisin kalian" ucap clara kembali membangkitkan rara.sedangkan rara hanya bisa menahan rasa sakit berharap bantuan segera datang dan rencananya berhasil.

Flassback off

"Maafin aku ra, bukannya aku ga mau bantuin kamu, aku hanya takut kamu kenapa kenapa ra" kini raka membalas pelukan yang rara berikan kepadanya.

"Tapi.. Aku juga ga mau kalau kak syifa mati sendiri ka, kak syifa terlibat dalam masalah ini gara gara aku ka" ucap rara yang kini terisak dengan tangisan

"Udah jangan nangis, kamu mau bantuin syifa kan? Dan bongkar semua kejadian windi? "

"iya ka, tapi aku bingung harus gimana ka" ucap rara yang kini telah melepas peluknya.

"Aku udah pikirin cara ini, Kamu harus bermain dengan otak ra"

"pikir? Emang hantu bisa mikir ya? " ucap rara yang sedang bercanda sedangkan raka hanya membalas berdehem dengan memasang wajah malasnya.

"Aku lagi serius, katanya kamu mau bantuin syifa ra. Gimana sih? "

"Iya iya, maksud kamu gimana ka? "

"Kalau kamu mau ngelawan clara kamu ga bisa ra, dia jauh lebih hebat dari kamu dan tentu saja sudah memiliki pengalaman membunuh, tapi kalau kamu? Sangat diragukan ra" jelas raka

"Iya sih kamu bener ka, aku bisa apa? Aku udah takut banget malam ini aku bakal Mati ka padahal kan aku kesini ga ngasih tau bunda ka,aku juga belum minta maaf sama bunda"

"Kayanya kamu harus susun rencana deh ra, buat memperlambat clara habisin kamu sama kak syifa"

"Iya ka, tapi gimana? " kini rara sangat bingung apa yang harus dia lakukan. Setelah beberapa menit berpikir, rara mendapatkan sebuah ide.

"Aku tau ka, rencana pertama aku akan datang kesana dan merekam semua hal yang dikatakan clara, terus yang kedua aku bakal ngajak kak clara buat cerita soal windi supaya mengulur waktu sambil menunggu naya dan reyhan datang bersama polisi "jelas rara

"Ide bagus, Tapi Masalahnya Apa clara bakal ikutin rencana lo? Kalau dia bakal langsung ngebunuh gimana? "

"Kalau ngebunuh? Ya udah berarti nasib gue Naas sama kaya lo ka"ucap rara yang sembari tersenyum pada raka. Memang raka mati menggenaskan karena dibunuh oleh perampok. Tapi apa raka siap melihat rara seperti itu? Jika rara juga akan menjadi hantu? Apa mereka akan bersahabat lagi atau mereka akan benar benar bisa bersama, lebih tepatnya seperti manusia berpacaran. Kalau dalam status sekarang raka dan rara tidak bisa bersatu karena mereka berdua beda alam.

"Kamu beneran ga papa ra? "

"Gapapa kok, gue kesana dulu ya, kayanya kak syifa udah disiksa sama si clara" ucap rara yang tengah berjalan perlahan. Tapi Langkah kakinya dihentikan karena raka memegang tanganya. Hanya raka lah yang bisa memegang tubuh rara walaupun dia adalah hantu. Apa yang rara rasakan? Seperti biasa yang dirasakan manusia, yaitu merinding dan bulu tangan rara sekarang tengah berdiri semua.

"lo harus kuat ra,jangan biarin clara dan persetananya itu ngilangin nyawa lo ra, gue bakal selalu ada buat lo ra"ucap raka yang kini tengah tersenyum tulus pada rara.

Dia Yang Tak TerlihatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang