14.Pesan aneh

60 27 0
                                    

Semenjak kejadian naas yang menimpa rara, rara tidak diperbolehkan untuk kembali keasrama. Karena bunda terlalu khawatir dengan keadaan rara.Siang ini mereka berniat untuk menemui pak rahmat untuk menanyai kejadian windi.Tapi hanya syifa saja lah yang akan berbicara kepada pak rahmat, karena rara dan lainnya tidak terlalu dekat dengan pak rahmat. Takutnya dia malah tidak ingin bercerita.

"Pak rahmat sibuk? " tanya kak syifa kepada pak rahmat yang sedang duduk dibawah pohon ditaman sekolah.

"tidak nak syifa, memangnya ada apa ya? "

"Begini pak, saya ingin bertaya tentang kejadian satu tahun lalu pak"

"Tanya soal apa ya? "

"Bapak tau siswa yang bernama windi pak? " pertanyaan syifa membuat ekspresi pak rahmat berusaha menyembunyikan ketakutan.

"Hmmm... Anu nengg bapak.. tidak tau menahu soal masalah itu" ucap pak rahmat yang tengah gagap menjawab pertanyaan

"Bapak ga usah takut pak,cerita saja saya bakal janji ga ngasih tau siapa siapa pak" syifa berusaha menyakinkan pak rahmat membongkar sebuah rahasia

"Tapi.... "

"tenang saja pak, bapak ga bakal kenapa kenapa kok pak.kalau bapak yakin kebenaran pasti akan menolong bapak"ucapan syifa kini sangat menyakinkan pak rahmat untuk bercerita.

"huftt" pak rahmat menghela nafas berat dan melihat kearah sekelilingnya, semoga saja tidak ada keberadaan clara disini.

"pada malam itu, Bapak melihat sendiri kejadiannya. Asrama sedang sepi karena besoknya tanggal merah jadi banyak siswa yang pulang. Seperti biasa bapak membersihkan sekolah. Saat bapak membersihkan area belakang asrama, tepat disana bapak Melihat mayat seseorang perempuan.Bapak sangat kaget tapi pembunuhnya berhasil mengetahui keberadaan bapak,bapak sempat berlari saat itu tapi tak cukup kencang hingga pembunuhnya dapat menghentikan bapak. Bapak diancam nak, jika bapak buka mulut bapak akan dikeluarkan dari pekerjaan bapak dan nyawa anak anak bapak jadi taruhannya.bapak terpaksa tutup mulut nak" jelas pak rahmat yang mengingat kejadian lalu dengan wajah sedihnya.

"bapak ga usah sedih, kita bakal bongkar kasus ini pak. Kalau bapak mau membantu akan mempermudah kasus selesai pak"

"Bantu gimana nak syifa? "

"Bapak mau bersaksi jika polisi bertanya kepada bapak? "

"Soal itu saya... hmmm.. Baiklah"

"Terima kasih ya pak, kalau gitu saya permisi dulu pak" ucap syifa yang langsung berjalan meninggalkan pak rahmat ingin bertemu dengan rara dan lainnya

"gadis bodoh, liat saja kamu selanjutnya, setelah kamu adik kelas itu lalu bapak tua ini,berani beraninya dia membuka mulut" ucap clara dengan senyum iblisnya. Teryata clara sudah mendengar semua percakapan antara Syifa dan pak rahmat sedari tadi, tapi clara tidak akan diam, dia akan menghilangkan nyawa antara syifa dan rara atau bahkan bisa dua duannya.

©©©

"kami pulang duluan ya kak, kakak hati hati dikamar" ucap naya kepada syifa karena syifa masih sendiri dikamar asrama.

"Kakak ga mau pulang aja, kan besok minggu kak, perasaan rara ga enak soalnya kak" sambung rara yang merasa khawatir terhadap kak syifa

"kakak mau nugas ra, kalau dirumah bisa bisa ga kakak kerjain"

"Iya hati hati loh kak, kalau ada apa apa hubungi kita ya kak" sambung naya

"ga usah khawatir kakak baik baik aja kok, kalian hati Hati ya pulangnya"

"Iya kak" ucap rara

"Bye kak syifa" ucap naya dan rara sembari melambaikan tangannya.

Trtt.. Trttt.. Trttt

Sebuah pesan masuk diponsel nya syifa.

Lo memang nyari masalah sama gue, jangan harap lo bisa selamat

"Hah? Siapa ni? Mungkin salkir kali yah" ucap syifa yang tak menghiraukan ancaman berupa pesan yang baru saja diterima nya.

Malam tiba, setelah mandi syifa langsung berganti pakaian dan mengerjakan tugas sembari memakan beberapa cemilan. Asrama kali ini memang sangatlah sepi karena besok libur sekolah,banyak siswa yang pulang kerumah masing masing.
Sedangkan ibu andini juga sedang kembali kerumah untuk mengambil beberapa pakaian. Tiba tiba pintu kamar diketok oleh seseorang, syifa tidak merasa terkejut karena mungkin saja itu ibu andini dengan cepat syifa membuka pintu kamarnya, Tapi nihil tak ada siapapun didapatinya.Syifa kemudian mencari keberadaan ibu andini dikamarnya, teryata ibu andini belum kembali keasrama, saat syifa ingin kembali kekamarnya lehernya dipukul dengan sangat keras sehingga membuat syifa jatuh pingsan.

Dia Yang Tak TerlihatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang