Pukul 20:00 pada hari ke sekian. Ruang tempat Jean dirawat tampak sunyi. Renjun dan Jeno tidak terlihat, Haechan yang baru saja datang setelah berganti shift dengan kedua temannya itu terlihat sibuk bermain game di atas sofa. Jaemin melirik Haechan yang begitu fokus dengan permainannya, sementara dirinya sendiri masih betah duduk di samping ranjang, berharap hari ini Jean akan bangun dari masa komanya.
Sudah beberapa hari berlalu, dan beberapa hari ini belakangan Jaemin tidak menghadiri kelas kuliah serta tidak masuk kerja. Jaemin tak tahu apa dirinya telah dipecat oleh bos yang kedudukannya dipegang oleh Jaehyun, atau mungkin namanya masih bertengger sebagai salah satu karyawan disana. Lagipula tak ada diskusi mengenai pengunduran dirinya. Jaemin lebih memilih berjaga di rumah sakit menanti Jean sadar.
Ia menghela nafas lalu bersandar di tepi ranjang sambil sesekali menyingkirkan anak rambut Jean. Wanita itu masih sama seperti kemarin, tidur dengan tenang dan belum menunjukkan respon sama sekali.
Beberapa puluh menit berselang, Jaemin yang tadinya masih mendengarkan suara game Haechan kini tidak mendengarkan apa-apa. Jaemin kembali duduk tegap, kemudian menoleh pada si sahabat. Ternyata lelaki Lee itu sudah terlelap di sofa sana. Sebenarnya Jaemin berat hati saat sahabat-sahabatnya terus menawarkan diri untuk berjaga. Tetapi mereka semua tetap bersikeras untuk menemaninya.
Masalah mengenai Jeno sebagai keluarga Jaehyun, sampai sekarang Jaemin belum mampu mengobrol dengannya seperti biasa. Sulit, itu yang dirasakan Jaemin saat melihat sahabat baiknya sendiri yang akan selalu mengingatkannya pada kecelakaan Jean.
Mungkin ia tidak bisa melakukan hal lain lagi, yang tersisa di benakanya hanya ingin Jean segera melepas masa komanya. Namun, Jaemin masih sangat kesal ketika hari-harinya terbayang kasus kecelakaan tempo hari, ditutup oleh pihak berwenang dengan alasan tersangka sulit dihubungi. Sialnya Jaemin tidak bisa melakukan apa-apa, ia tidak mempunyai kuasa atau jabatan tinggi agar bisa memproses kembali kasus tersebut.
"Ca." Panggil Jaemin lembut seraya memainkan jemari si wanita. "Gak bosan tidur, ya? Kapan bangunnya?"
Hening, Jaemin hanya bermonolog.
"Kamu kecewa karena aku gak bisa ngapa-ngapain? Ca, tolong maafin aku karena aku belum bisa berbuat banyak. Tapi aku masih bingung, gimana sama kamu kalau kamu udah bangun nanti? Aku mohon jangan terlalu sedih kalau kamu tahu Kim Nana udah gak bareng kita lagi."
Mata Jaemin mulai berair, seiring mengingat kepergian Kim Nana beberapa hari yang lalu. Mungkin karena begitu larut dalam memorinya, Jaemin tak sadar dengan pengucapannya yang kini lebih halus.
"Aku udah ketemu dia, Ca. Cantik banget, kayak kamu. Kata Renjun dia mirip sama aku dan sekarang aku berpikir, kenapa dia bisa mirip sama aku? Apa mitos kalau orang hamil sering melihat seseorang tiap hari pasti anaknya akan mirip sama orang itu—bener ya?"
"Sekecil itu dia harus lebih dulu ke tempat yang lebih indah, ninggalin kita berdua loh. Nakal banget ya dia? Nanti kalau ketemu di mimpi bakal aku tanya kenapa dia setega ini ninggalin kita yang udah nungguin dia."
Jaemin menghela nafas. "Aku kenapa ya Ca? Kamu mau tahu gak? Aku ini—aku ini sayang banget sama Kim Nana. Kemarin aku berharap saat Nana dilahirkan nanti, dia bisa memanggil aku papa barang sekali aja. Aku berharap seperti itu karena aku gak mau dia seperti aku saat aku masih kecil. Aku yakin semua anak butuh figur seorang ayah, tapi—semuanya benar-benar menghilang."
Diam-diam Haechan mendengarkan penuturan Jaemin. Ia sengaja menggunakan satu tangannya untuk menutupi matanya yang ikut berair. Haechan bahkan baru merasa seemosional ini saat berada di dekat Jaemin yang dikenal dingin.
"Jadi gimana Ca, malam ini kamu gak mau bangun? Harus aku panggil apa biar kamu mau bangun?"
Tiba-tiba jemari Jean sedikit bergeser, reflek Jaemin terkejut bukan main. Perlahan matanya ikut bergerak, Jaemin semakin antusias mendekat. "Ca?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED ✓
Fanfiction❝Tolong, anak ini berhak untuk hidup.❞ Terimakasih, karena kau telah hadir untuk menggambarkan indahnya takdir. © 2020 NA JAEMIN ー Romance