25. pretty in your own way

6.1K 1.2K 279
                                    

Jalanan kota pada sore hari tampak dipadati oleh banyak kendaraan. Salah satu kendaraan yang terlibat merupakan mobil Jaemin, ditumpangi oleh si empunya dan Jean. Tidak seperti biasanya, Jean akan mengobrol mengenai banyak bersama Jaemin. Kini, ia hanya membisu menatap jalanan luar. Awalnya Jaemin kira Jean lelah karena seharian merajut pakaian untuk mama. Tapi sepertinya tidak, terdapat perkara lain yang disembunyikan olehnya.

Sesaat kemudian mobil beranjak usai tadi berhenti di bawah lampu lalu lintas. Tiba-tiba tubuh Jean maju, seperti tertarik akan sesuatu di seberang jalan.

"Kamu kenapa?" Tanya Jaemin masih terfokus pada jalanan di hadapannya.

"Gak apa-apa, aku cuma lihat itu."

Jaemin menoleh sebentar, melihat beberapa anak sekolah yang masih berseragam mungkin baru saja pulang m. "Emangnya kenapa?"

"Mereka bahagia banget."

Satu alis Jaemin terangkat.

"Gak kayak aku pas sekolah dulu. Gak punya teman."

Jaemin seolah mendengarkan kisah lamanya yang dibuat mengalun. Saat dirinya masih duduk di bangku sekolah, saat dirinya menjadi korban perundungan hingga tak memiliki teman di sekolah. "Kamu gak sendiri, Ca. Dulu, aku juga gak punya teman di sekolah."

"Hm? Jeno? Renjun sama Haechan?"

"Mereka teman main di lingkungan rumahku yang dulu. Udah dari kecil kita bareng, karena lingkungan rumah yang dulu gak memandang orangtua kamu lengkap atau gak. Di sekolah, aku dibully karena aku gak punya ayah."

"Kok mereka jahat sih?"

Jaemin menoleh sejenak seraya menyunggingkan senyuman. "Gak tahu, aku gak ngerti dengan pikiran mereka. Kamu sendiri kenapa gak punya teman?"

"Dari kecil aku memang gak pernah berbaur dengan anak seusiaku. Aku selalu di rumah, sendirian. Karena dulu, papaku gak beri izin aku untuk keluar. Dia takut aku kenapa-napa, jadi aku lebih di dalam rumah. Terbiasa sendiri."

"Tapi kamu gak dibully kan di sekolah kamu?"

Jean menggeleng. "Gak kok."

"Syukurlah."

"Pengen balik jadi anak sekolah lagi rasanya." Andai Jean sambil bersender pada kaca jendela mobil. "Mau menikmati masa sekolah dan bergaul. Tapi aku gak yakin aku mampu melakukan itu kalau semuanya bisa terulang."

Jaemin termenung mendengarkan kata-kata wanita Kim itu. Tak lama berselang, keduanya tiba di apartemen dengan Jaemin yang sengaja menurunkan Jean di depan lobby. "Kamu turun duluan, ya? Aku mau beli sesuatu. Tadi aku lupa mampir."

"Mau aku temenin?"

"Kamu naik duluan, mandi dulu, kalau lapar kamu langsung makan aja. Oke?"

Jean mengangguk paham dan melepas sabuk pengaman yang digunakan. Ia lantas keluar dari dalam mobil, lalu menunggu Jaemin pergi dari hadapannya. Setelah itu ia melangkah menuju lantai tempatnya berpilang dan masuk ke dalamnya seorang diri.

Karena hening yang menyambut, tiba-tiba kejadian di dalam toilet tadi pagi terbersit di pikirannya. Seolah menghantuinya begitu saja. Rumor-rumor yang beredar terasa sebagai penguntit yang mengikuti dirinya sejak mendengar para karyawan itu. Perlahan Jean merasakan langkahnya sangat berat, bahkan untuk melepas tas pun terasa sangat sulit.

Setibanya di dalam kamar, Jean memperhatikan dirinya di depan cermin.

"Gue penasaran dia punya apa."

"Punya apa tuh cewek sampai Jung Jaehyun sama bos mau sama dia?"

"Gue lihatnya biasa aja perasaan!"

FATED ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang