24. only myself

5.8K 1.2K 253
                                    

"Kenapa?"

"Mau ngobrol, boleh?"

Jean membisu menatap Jaehyun. Jadi kali ini, apalagi yang pria itu akan bahas bersamanya?

"Ngobrol aja." Jawab Jean singkat, kembali memainkan ponsel Jaemin meski otaknya seolah tercengkram kehadiran pria itu.

"Tapi jangan main ponsel dulu."

"Ngobrol aja, aku denger."

Jaehyun kembali mengukir senyumannya, "udah lama ya aku gak lihat kamu sedekat ini?" Ucapan itu membuat pergerakan Jean terhenti. "Kamu udah mendingan sekarang?"

" ... "

"Je, hari ini aku benar-benar ingin meminta maaf. Aku paham dan aku tahu, kamu udah muak dengerin perkataanku tentang ini. Tapi untuk hari ini, aku serius. Aku meminta maaf. Maaf karena aku telah berbuat salah di masa lalu, maaf aku lebih memilih perintah mamaku dan lari dari tanggungjawab, maaf karena aku kembali datang seperti ini."

Lontaran Jaehyun menyebabkan Jean perlahan luluh dari ketidak inginannya melihat Jaehyun lagi. Dengan segenap hati Jean memandangi Jaehyun, mesk ia sendiri masih tenggelam dalam diam.

"Setelah melihat ini semua, aku yakin kamu udah menemukan orang yang lebih baik daripada aku. Aku sadar, aku udah jahat dan datang terlambat. Kamu berhak bahagia, kamu berhak bersama dengan orang yang kamu pilih."

" ... "

Kemudian Jaehyun mengeluarkan sesuatu dari balik jasnya. Tampak sebuah kotak kecil berwarna putih dan begitu Jaehyun buka, terdapat liontin putih berkilau yang membuat reflek Jean mengernyitkan dahinya. "Tolong diterima, ya?" Pinta Jaehyun.

Tak jauh dari keduanya, Jaemin berdiri dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana. Jaemin tidak melangkah untuk segera memisahkan mereka seperti biasa. Lelaki itu hanya diam, berdiri, mengamati apa yang Jaehyun akan lakukan pada Jean.

"Kak, aku gak mungkin menerima itu. Untuk apa?"

"Tolong, sebagai permintaan maafku, kamu terima ini. Aku tahu kamu orangnya gak pendendam, aku tahu kamu seperti apa. Tapi tolong, kamu terima ini ya?" Jaehyun menutup kotak tadi dan meletakkannya ke dalam kepalan tangan Jean. "Kamu adalah perempuan yang pantas menerima segala kebahagiaan. Sekali lagi aku minta maaf, Je."

" ... "

"Maaf karena hadir sebagai derita di hidupmu, hadir sebagai kendala terbesar di hidupmu. Tapi di sisi lain aku juga ingin berterimakasih, kamu hadir di hidupku sebagai orang yang sangat baik yang pernah menemani hari-hariku."

Netra wanita Kim itu berair, kali ini enggan membantah semua kata-kata yang terdengar sebagai pesan terakhir dari Jung Jaehyun.

Lelaki itu bangkit, mengusap lembut puncak kepala Jean. Melakukan hal yang sama seperti sebelum ia pergi meninggalkan Jean dulu di masa lalu. Ia lanta berpamitan. "Aku pergi dulu ya, selamat tinggal, Jean."

Jean tidak memberi respon. Tangannya terkepal pada benda pemberian Jaehyun yang ada di dalam genggamannya. Jean ingin mengeluarkan air matanya yang sudah mendesak, namun itu tidak mungkin. Masih banyak orang di sekitarnya, dan tidak lucu jika ia menangis di hari kebanggaan Na Jaemin.

FATED ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang