Jemput

880 63 3
                                    

Gadis itu mengambil tas memasukkan notebook, ponsel dan beberapa barang lain. Jam menunjukkan pukul lima sore. Rekan kerja yang lain sudah pulang. Separuh ruangan juga kosong. Beberapa orang yang berjalan melewatinya, menyapa dan melambaikan tangan.

Dia mengunci ruangan, berjalan menuju lift dan ikut menunggu bersama yang lain.

"Pulang ya, Bu." Seorang lelaki menyapanya. Bayu, supervisor divisi sebelah.

"Eh, Bapak. Iya, nih," jawabnya sambil bercanda. Status mereka sama, tapi karena harus bersikap formal di kantor, jadinya saling mengucapkan panggilan resmi.

Hayu dan Bayu. Dua orang yang sering dijodohkan di kantor oleh para karyawan. Single, mempunyai jabatan yang bagus, tampilan juga menarik, sama cantik dan gantengnya, usia juga tidak terpaut jauh. Pasangan yang cocok jika bersanding di pelaminan.

"Bareng?" Lelaki itu menawarkan tumpangan.

Hayu menimbang, hari ini dia tidak membawa mobil karena masuk bengkel. Tadi dia ke kantor juga naik taksi online. So, tidak ada salahnya jika dia menerima tawaran lelaki ini.

"Boleh."

"Yes." Bayu bersorak sambil mengangkat tangannya.

Beberapa orang yang melihat kelakuannya tersenyum geli. Tingkah Bayu memang sedikit kocak. Maklum divisi IT. Kelakuannya memang nyeleneh. Hayu sendiri menjabat sebagai sekretaris bos besar, karena itu dia mempunyai ruangan sendiri.

Melihat itu, Hayu tersenyum geli. Dia sudah tahu sejak dulu lelaki ini mengincarnya, hanya memilih diam, dan menunggu. Sebenarnya dia juga suka, tapi jaim. Setahun ini hubungan mereka masih sebatas bercanda atau sesekali makan siang bersama.

"Kamu cantik banget hari ini."

"Gombal."

"Eh, gak percaya dibilangin. Beneran." Lelaki itu mengacungkan dua jarinya, kemudian menaikkan alis.

"Apaan sih. Gaje." Hayu memukul lengannya. Berdua mereka tertawa sambil berjalan menuju parkiran. Sesekali membalas sapaan karyawan lain yang kebetulan lewat atau berjalan searah.

"Silahkan masuk tuan putri." Bayu membukakan pintu.

Hayu hendak melangkah masuk ketika sebuah suara mengagetkannya.

"Mbak."

Dia menoleh. Alangkah terkejutnya dia saat melihat siapa yang memanggil.

"Kamu ngapain ke sini?" Ada nada tak suka dalam suaranya. Matanya mendelik menatap sosok itu.

Ini bocah, kenapa datang di saat yang tidak tepat, ya?

"Aku jemput kamu pulang," jawab Aksa singkat. Tangannya terlipat di dada. Gayanya santai sekali, seperti habis pulang kuliah. Lelaki itu memakai kaos oblong dan kemeja berkerah, juga memakai sepatu kets dan membawa ransel.

"Hayu pulang dengan saya." Kali ini Bayu yang menjawab. Sejak tadi dia hanya diam memperhatikan. Entah siapa orang ini, tiba-tiba saja datang mengganggu mereka.

"Sorry, Om. Mbak Hayu pulang sama aku." Aksa menarik tangan gadis itu.

Om?

Dia dipanggil om?

Setua itukah?

Mata Bayu menyipit. Siapa anak kecil ini, beraninya menikung. Seingatnya, Hayu tidak mempunyai adik lelaki. Hanya kakak, itu juga tinggal diluar kota. Atau mungkin dia tidak tahu, ya?

Matanya menelusuri sosok Aksa dari atas sampai ke bawah. Melihat penampilannya, Bayu mengira usia anak ini masih muda sekali, mungkin berkisar dua puluh tahun.

Get Married [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang