Tak Disangka

589 43 0
                                    

Hayu sudah bersiap sejak tadi dengan debaran di dada menunggu sang pengeran impian datang. Dia melirik jam tangan berkali-kali. Lalu kembali mematut diri di depan cermin, memastikan penampilannya sudah maksimal saat akan berkencan dengan Bayu.

Saat terdengar suara derum mobil, gadis itu turun ke bawah dan mengintip dari balik pintu penghubung antara tangga dengan ruang tamu. Terdengar mamanya sedang bercakap-cakap di teras depan. Tak terlihat siapa karena terlindung partisi ruangan.

"Eh, kamu kok ada disini? Bikin kaget mama aja." Wanita itu tersentak saat mendapati putrinya sedang berdiri sambil mengintip.

"I-tu nunggu jemputan," kata Hayu malu-malu. Dia benar-benar salah tingkah. Tangannya berkeringat dingin. Ini kencan pertama dengan Bayu, hingga membuatnya berdoa dalam hati semoga semua berjalan lancar.

"Yaudah pergi sana. Itu Aksa usah nungguin."

Hah? Oh My God. Kenapa malah dia yang datang? Dia masih mematung dengan ekspresi enggan. Bukan si bocah itu yang ditunggu tapi orang lain.

"Sana. Kasian lama nunggu!" Mama mendorong tubuhnya supaya segera menuju pintu.

Aksa sendiri memilih duduk di depan. Berjaga-jaga jika Hayu menolak dan dia diusir dari rumah itu.

"Aku bukam mau jalan sama dia, Ma," kata gadis itu cemberut.

"Lah terus sama siapa? Itu yang datang Aksa, kok. Sudah pergi saja, Sayang. Kamu, kan, udah dandan cantik begini." Wanita paruh baya itu mencoba membujuk putrinya.

Dia dan papa sudah setuju jika Hayu dijodohkan dengan Aksa. Tinggal bagaimana usaha anak lelaki itu untuk meluluhkan hati putri mereka.

"Sama yang lain," rajuk Hayu.

"Pacar kamu?"

"Bukan. Baru pendekatan."

"Oh, itu yang kata Aksa kamu ngambek pas jemput dia kemarin? Katanya mau dianter pulang sama pacar. Siapa?" Mata Sarah penuh selidik. Selama ini Hayu selalu berterus terang mengenai kisah percintaannya. Mengapa sekarang sembunyi-sembunyi?

"Nanti aku ceritain. Sekarang mama suruh Aksa pulang aja. Aku gak mau jalan sama dia," pintanya dengan nada suara memelas. Biarlah gagal malam mingguan asal dia jangan pergi dengan bocah tengil itu.

"Jangan gitu. Hargai kedatangan orang lain. Kamu ini!" tolak Sarah, yang langsung mendorong putrinya ke depan untuk menemui Aksa.

Setelah itu, dia masuk ke dalam dan meninggalkam mereka berdua di depan. Suaminya, Danu sedang pergi karena ada urusan sejak pagi. Maklumlah pejabat, banyak acara ini dan itu. Entah apa, Sarah tak mau terlalu mencampuri. Dia sendiri hanya mengikuti komunitas amal dan beberapa arisan demi menjaga pergaulan.

"Malam, Mbak." Aksa berdiri dengan gagah sambil menatap sang pujaan hati yang terlihat cantik malam ini.

"Ngapain kamu datang?" Wanita itu melipat tangan di depan dan sengaja memasang wajah galak.

"Mau ajak dinner," jawab Aksa santai. Senyuman manis tersungging di bibirnya.

Menghadapi gadis yang satu ini memang harus ekstra sabar. Dia bahkan berpenampilan khusus agar terlihat dewasa seperti Bayu. Karena lelaki ini mencurigai, bahwa Hayu menyukai rekan kerjanya itu.

"Tapi aku ada janji sama orang lain. Bentar lagi dia datang," tolaknya.

Bip!

"Sorry, ban mobil aku bocor. Kita batal dinner."

Begitulah pesan yang masuk dari Bayu, yang membuat wajah Hayu semakin cemberut karena kesal. Melihat gadisnya tampak kecewa, Aksa tahu, malam ini keberuntungan sedang bepihak kepadanya.

Get Married [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang