Ngambek

696 48 0
                                    

Sepanjang perjalanan wajah gadis itu cemberut. Ternyata Aksa hanya iseng mengatakan akan membeli pengaman. Dia malah membeli soft drink dan beberapa snack untuk camilan.

"Dasar anak-anak. Umur segitu masih saja suka snack. Seperti anak SD." Hayu bergumam dalam hati.

"Mau?" Aksa menyodorkan sebungkus snack kentang dengan rasa barbeque. Dia lapar sejak tadi, ingin mengajak gadis di sampingnya ini makan di luar tapi suasana kurang mendukung.

Hayu menggeleng. Sebenarnya suka, tapi dalam kondisi begini, dia hanya ingin cepat tiba di rumah dan beristirahat.

Apalagi tadi gagal pulang diantar Bayu, gara-gara si berondong ini datang. Itu membuat moodnya langsung anjlok.

"Kok diem?"

Mata lelaki itu melirik dengan rasa penaaran yang semakin bertambah di dada.

Hayu menoleh dan mendapati Aksa sedang asyik mengunyah hingga mulutnya belepotan. Harusnya kalau makan itu diam, jangan bicara. Sungguh, dia jadi ilfeel melihat itu.

Malas menjawab pertanyaan, dia mengambil ponsel di dalam tas dan membuka beberapa pesan. Salah satunya dari Bayu.

"Kalau udah nyampai di rumah, kabarin, ya." Begitu isi chat-nya. Simple, tapi membuat gadis itu tersenyum karena senang. Ternyata, Bayu perhatian juga.

Dengan cepat Hayu mengetikkan sesuatu. "Oke. Masih di jalan." Begitu isi pesan balasan.

"Siapa?" tanya Aksa, sesekali melirik ke arah gadis itu. Hatinya panas saat melihat sang pujaan hati tersenyum senang sambil melihat ponsel.

"Mau tau aja," Hayu melanjutkan chat.

Aksa memilih diam dan balik tak memerdulikan. Dia melajukan mobil dengan tenang, sesekali bersiul dan bernyanyi. Snacknya sudah habis dalam sekejap.

Kendaraan itu berbelok ke sebuah jalan dan masuk ke dalam kompleks perumahan elite. Rumah mewah berderet dengan berbagai model menghiasi sepanjang jalan. Rata-rata para pejabat dan pengusaha terkenal memang tinggal di sini.

Mobil Aksa terparkir cantik di depan sebuah rumah besar dua tingkat. Setelah mematikan mesin, dia hendak membukakan pintu. Namun, tak jadi karena Hayu sudah keluar duluan.

Gadis itu berjalan ke dalam dengan cuek tanpa mempersilakan orang yang sudah mengantarnya pulang untuk ikut ke dalam.

"Eh, Aksa mana? Kok gak disuruh masuk?" tanya mama keheranan karena melihat anak gadisnya datang sendirian.

"Di depan," jawabnya singkat lalu naik ke atas.

"Loh, kok kamu gitu?" Mama menggelengkan kepala, tak suka dengan sikap anak gadisnya.

Wanita paruh baya itu keluar dan menemui calon menantunya. Lengung manis dibibirnya tercipta, saat melihat anak muda itu berjalan dengan tenang saat memasuki pekarangan rumah.

"Tante." Aksa meraih tangan mama Hayu dan menciumnya. Di depan calon mertua harus bersikap sopan untuk mengambil hati. Memang pintar dia.

"Masuk dulu. Tante bikin minuman," ajak Sarah. Dia membuka pintu rumah lebih lebar.

"Lain kali aja. Hayu kayaknya ngambek sama saya." Sengaja Aksa mengatakan hal itu agar mama Hayu tahu kalau tadi mereka sempat berselisih paham.

"Kenapa?" Dahi Sarah berkerut.

"Tadi dia mau pulang sama pacarnya. Tapi karena saya jemput gak jadi. Masa calon suami ditolak?" Lelaki itu mengatakannya dengan santai. Bibirnya menyunggingkan senyum manis, sehingga membuat Sarah menjadi serba salah.

Setelah ini dia akan menegur Hayu agar bersikap sedikit sopan. Sekalipun dia tidak menyukai Aksa, paling tidak pandailah berbasa-basi.

"Oh, maaf kalau gitu. Nanti Tante bilangin Hayu," ucap Sarah. "Dia itu memang suka gitu, moody," lanjutnya.

"Saya pamit, Tante. Salam dari mama. Katanya kapan-kapan gantian, makan di rumah kami."

Aksa berlalu dari rumah Hayu. Misinya berhasil. Tante Sarah pasti merasa tak enak hati dan akan memarahi putrinya.

Sepanjang perjalanan dia tersenyum senang. Ada banyak rencana di kepalanya yang sudah tersusun rapi agar gadis itu bisa menerima cintanya. Aksa bukanlah tipe lelaki yang pantang menyerah jika ditolak. Dia akan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan yang satu ini. Entah bagaimana caranya.

***

Sepanjang makan malam semua terdiam. Sibuk dengan piring dan sendok masing-masing.

"Tadi pas nganter pulang, Aksa bilang kamu ngambek," ucap Sarah membuka pembicaraan.

Mendengar mamanya berbicara seperti itu, wajah gadis itu berubah masam. Dia yang tadinya bersemangat makan, jadi hilang selera. Diaduknya nasi dengan malas, namun belum ada yang masuk kembali ke dalam mulut.

"Aku, kan, gak nyuruh dia jemput. Kenapa malah datang. Katanya mama yang minta," jawab Hayu.

Kenapa di saat makan begini, malah justru membicarkan Aksa, sih? Pendekatannya dengan Bayu jadi gagal karena bocah ini.

"Dia datang kesini mau ajak kamu jalan. Tapi kamu belum pulang. Jadi mama suruh aja ke kantor," kata Sarah.

Tangannya bergerak mengambilkan tambahan lauk ke piring suaminya. Hari ini, dia memang memasak lebih banyak, karena dipikir Aksa akan ikut makan malam setelah menjemput putrinya tadi. Namun, anak laki-laki itu malah menolak dan memilih pulang. Jadi, ada kelebihan lauk yang mungkin akan disimpan di feezer untuk dihangatkan besok hari.

Danu menatap wajah anak dan istrinya bergantian. Kemudian, kembali fokus dengan makanan dan hanya diam sambil mendengarkan. Dia malas meladeni ucapan dua wanita ini, bisa panjang nanti.

"Aku males, Ma. Jangan paksain." Dia meletakkan sendok di piring dan mengambil air, kemudian meminumnya pelan.

"Habiskan makanan kamu," tegur Sarah. Dia memang tidak suka jika penghuni rumah ini menghamburkan rezeki. Mubazir katanya. Apalagi tadi tadi Hayu mengambil porsi yang cukup banyak. Sayang, kan, kalau dibuang?

"Omongan mama bikin gak selera makan." Lalu dia melanjutkan makan dengan memotong daging menjadi bagian yang lebih kecil. Dalam beberapa suap, habis tak bersisa.

Gadis itu meninggalkan ruang makan begitu saja setelah piringnya bersih lalu naik ke atas. Besok weekend dan dia libur. Inginnya di rumah saja sambil menonton channel favorit. Tapi kalau Bayu mau mengajaknya jalan, boleh juga sih.

Jadi, dia mengambil ponsel, mencari di internet sebuah tempat makan yang ingin dikunjungi, kemudian memposting-nya di Instagram.

'Enaknya kalau dinner di sini besok malam.'

Foto sebuah restoran Jepang yang baru launching di sebuah mall di unggah Hayu di wall-nya. Dalam sekejap, muncul berbagai macam komentar dari teman-temannya. Ada juga yang menggoda kalau dia harus mengakhiri masa lajang, agar ada yang menemani makan malam. Selain itu, ada yang terang-terangan mengajaknya. Itu komentar dari beberapa lelaki yang pernah mendekati, saat di kuliah atau di tempat kerja.

Saat melihat notif kalau Bayu yang memberikan love pada postingannya, jantung gadis itu berdetak kencang. Semoga lelaki itu mengerti kode yang dia berikan. Gengsi dong kalau dia yang harus agresif. Benar, tak lama sebuah pesan di WhatsApp muncul. Dari Bayu.

"Besok malem dandan yang cantik. Aku jemput jam 7." Pesan singkat itu singkat, namun sukses membuat debaran di dada bergemuruh kencang.

Gadis itu meloncat di kasur karena kegirangan. Dia berjalan menuju lemari pakaian dan memilih baju mana yang akan dipakai besok, mencocokkan dress dengan sepatu dan tas, juga perhiasan biar matching satu dengan yang lain.

Selama ini dia memang menjaga jarak dengan makhluk yang bernama lelaki. Namun, mungkin ini saatnya dia harus berubah dan mulai membuka diri, mengingat usia yang sudah cukup matang, juga omelan mama yang memintanya untuk segera mencari pendamping hidup.

Bayu adalah sosok yang menarik dan juga baik hati. Selama ini mereka cocok saja saat berada di kantor. Jadi, apa salahnya dia mencoba?

Get Married [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang