O7. Saudara

138 69 20
                                    

Jam istirahat tiba, Kalea dan teman-temannya berjalan ke arah kantin. Mereka memilih meja di dekat penjual, dengan alasan agar lebih dekat.

"Mau pesen apa? Gue yang pesen," kata Naqila.

"Mau bakso sama es teh," kata Kalea.

"Sama," kata Vara dan Litha kompak.

"Oke oke," kata Naqila lalu memesan makanan dan minuman.

Beberapa menit Naqila memesan, dan sekarang ia datang dengan nampan di tangannya. Dibantu oleh Mbak Wati, anak penjual bakso yang membawa minuman untuk mereka.

"Makasih mbak," kata Naqila dan dibalas anggukan oleh Mbak Wati lalu pergi.

Mereka mulai makan dengan tenang hingga seorang siswi datang dan menumpahkan es teh yang dibawa ke kepala Naqila. Kini Naqila menjadi tontonan seluruh murid yang berada di kantin.

"Kok aku disiram? Salah aku apa kak?" tanya Naqila bingung.

Plak.
Itu adalah suara dari pipi Naqila yang ditampar Nayala. Setetes air, turun dari mata Naqila.

"LO UDAH GA WARAS?!" geram Vara.

Vara yang ingin melawan Nayala kalah cepat, karena kacung-kacungnya sudah dulu menahan dirinya, Kalea, dan Litha.

"TEMEN LO YANG GA WARAS!" jawab Nayala. "Anak baru berani banget pegang-pegang Mahesa. Lo kira lo siapa!" kata Nayala sambil menjambak rambut Naqila.

"Hiks lepas kak! Sakit," mohon Naqila sambil menangis.

"LO MINTA MAAF DULU SAMA GUE!" kata Nayala.

Saat Mahesa dan teman-temannya datang ke kantin, ia kaget karena Nayala menjambak rambut Naqila.

"ILA!!!" teriak Mahesa langsung menghampiri Naqila yang sedang kesakitan. "Sini La!" kata Mahesa sambil membawa Naqila ke dalam pelukkannya.

"LO APAIN ADEK GUE!" amarah Mahesa bergejolak saat melihat rambut dan baju Naqila yang basah. Pipi Naqila yang merah, dan jangan lupakan saat ini Naqila sedang menangis didekapan Mahesa.

"M-maksud k-kamu? Naqila a-adik kamu?" tanya Nayala gagap. "A-aku ga bermaksud—"

"TERUS MAKSUD LO DARI SEMUA INI APA?!" amarah Mahesa makin menjadi. "Karena lo cewek, gue ga akan main tangan sama lo. Tapi, liat aja lo bakal nyesel," tegas Mahesa.

"GUE PERINGATIN BUAT LO SEMUA. TERUTAMA LO THE ANGEL. JANGAN BERANI-BERANINYA LO SAKITIN NAQILA ANJELI KAVERI DAN TEMAN-TEMANNYA. KALAU LO SAKITIN MEREKA, LO BERURUSAN DENGAN ANTERA!" murka Mahesa. "Untuk lo bertiga, lepasin Kalea, Vara, dan Litha atau lo akan bernasib sama dengan Nayala!" kata Mahesa dan kacung-kacung Nayala langsung melepaskan Kalea, Vara, dan Litha.

Kini Mahesa membawa Naqila menuju kamar mandi, yang diikuti teman-temannya. Saat ini Naqila sedang mencuci mukanya.

"Udah La?" tanya Mahesa saat melihat adiknya berbalik ke arahnya.

"Udah kak. Ila pusing, mau pulang aja boleh engga?" tanya Naqila dengan mata sembabnya.

"Boleh La. Pulangnya diantar Agam aja ya," kata Mahesa. "Gue minta tolong, lo anterin adek gue Gam," pinta Mahesa.

"Gue ambil motor dulu," jawab Agam yang langsung menuju parkiran untuk mengambil motor.

>_<

Karena Naqila pulang, menyebabkan Kalea duduk sendiri di kelas. Tugas matematika yang diberikan membuatnya merasa bosan di kelas. Hingga diam-diam Kalea membuka ponselnya dan melihat pesan yang belum ia baca. Terdapat beberapa pesan dari Naqila yang belum ia baca.

Untuk KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang