O8. Chat

112 64 25
                                    

Malam yang indah ditemani bintang dan bulan. Suara petikkan gitar terdengar dari kamar Mahesa. Bermain gitar merupakan bakat Mahesa. Walau tak sering ia lakukan. Saat sedang memetik gitar, ponsel Mahesa berdering. Terlihat nama 'Bundaku' di ponselnya.

"Halo bun, kenapa?" tanya Mahesa.

"Halo Mahes, kamu lupa? Hari ini bunda mau ketemu Ila," jawab Bunda Rena.

"Ya ampun, Mahes lupa," kata Mahesa.

"Kebiasaan deh. Besok kamu sama Ila liburkan?" tanya Bunda Rena.

"Iya libur bun," jawab Mahesa.

"Oke deh kalo kamu libur, bunda tunggu di restoran deket apartemen," ucap Bunda Rena.

"Oke bun," kata Mahesa langsung mematikan sambungan telepon.

Mahesa bergegas menuju kamar Naqila untuk memberi tahu agar bersiap-siap.

Klek

"La, cepet siap-siap. Mau ketemu bunda," kata Mahesa yang masih berdiri di depan pintu kamar Naqila.

"SERIUSSSSS??!!" tanya Naqila histeris.

"Woy santai, bukan hutan ini. Udah cepet siap-siap," pinta Mahesa.

"Kok dadakan?" tanya Naqila.

"Gue lupa bilang ke lo tadi. Heheh," kata Mahesa.

"Yaudah Ila siap-siap. Plester Kak Mahes jangan lupa diganti!" pinta Naqila.

"Iya tau. Udah buruan," pinta Mahesa lalu menutup pintu kamar Naqila.

Mereka berdua segera bersiap dengan stylenya masing-masing. Jangan lupakan plester yang menempel di jidat Mahesa. Selesai bersiap, mereka langsung menuju restoran dengan motor milik Mahesa. Sesampai di restoran, mereka masuk dan mencari keberadaan bundanya.

"Mahes. Ila," sapa Bunda Rena yang melihat kedua anaknya.

Mereka berdua menuju ke meja yang ditempati bundanya.

"Assalamualaikum bun," kata Mahesa sambil mencium tangan bundanya.

"Waalaikumsalam sayang," jawab Bunda Rena. "Muka kamu kenapa? Berantem?" tanya Bunda Rena saat melihat lebam di wajah dan plester di jidat Mahesa.

"Heheh, iya. Tapi gapapa kok bun," jawab Mahesa.

"Ila sayang, bunda kangen kamu nak," ucap Bunda Rena sambil memeluk Naqila.

"Ila juga kangen bunda," kata Naqila membalas pelukkan bundanya.

Setelah lama berpelukkan, Bunda Rena melepaskan pelukkannya. Lalu duduk, diikuti oleh Mahesa dan Naqila. Bunda Rena juga memanggil seorang pelayan.

"Kita ngobrol-ngobrol sambil makan aja ya," kata Bunda Rena. "Kalian pesen apa aja yang kalian mau," lanjut Bunda Rena.

Mahesa dan Naqila segera memesan makanan yang diinginkan. Selagi menunggu pesanan mereka datang, Bunda Rena memulai obrolan.

"Cantiknya kamu," ucap Bunda Rena sambil tersenyum.

"Persis bunda," sahut Mahesa.

"Mahes bisa aja," kata Bunda Rena. "Gimana SMA di sini? Banyak temennya engga?" tanya Bunda Rena ke Naqila.

"Bagus sekolahnya, temen-temen juga banyak bun. Baik juga mereka," jawab Naqila.

"Syukur kalau kamu suka," kata Bunda Rena senang. "Mahes gimana? Udah ada pacar belum nih?" goda Bunda Rena.

"Kak Mahes kayaknya suka sama temen Ila, namanya Kalea. Orangnya cantik bun, baik juga," goda Naqila.

Mahesa menginjak kaki Naqila, lalu berkata. "Diem La,"

Untuk KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang