"vio, Abang mau ngomong sama kamu "
Ucap vino di depan kamar vio .Ceklek .
"Ada apa sih bang " tanya vio baru saja keluar kamar .
" Kita ngobrol nya di taman aja" ucap vino lalu berjalan ke taman rumahnya .
.
.
"Ada apa sih bang?" Tanya vio yang saat ini mereka sudah duduk di kursi taman ."Abang mau tanya sama kamu "
"Tanya apa ?"
"Bener, kamu suka sama Devan ?" Tanya vino .
"Engg-ak kok siapa bilang " ucap vio terbata .
"Kamu gak bisa bohong sama abang, Abang liat sendiri Vi .
Waktu itu kamu beli minum buat Devan waktu devan di hukum , dan kemarin kamu buat nasi goreng itu buat Devan kan . Sampai sampai kamu gak makan terus sakit .""Vio, cuma kasian aja bang --"ucap vio terpotong .
"Kasian apa nya Vi, apa yang perlu di kasihanin dari diri Devan ? " Tanya vino yang sudah emosi.
"Maaf bang,perasaan gak ada yang tau" ucap vio .
"Berarti , kamu benar mencintai Devan ?"
Vio menggangguk kan kepalanya .
"Kenapa harus Devan Vi? Masih banyak laki laki lain yang lebih sempurna di luaran sana " ucap vino .
"Bang, cinta itu gak bisa di paksakan. Dan hati aku itu memilih Devan bukan yang lain .dan menurut aku Devan itu yang paling sempurna ,tolong bang vino ngertiin aku. " Ucap vio yang mulai berkaca kaca.
"Kamu tau kan Vi Devan itu siapa "
"Vio, tau Devan itu musuh Abang .
Karena masa lalu abang dan Devan ,
Tapi vio mencintai Devan bang "" Kamu sudah di buatkan oleh cinta Vi"
"Abang gak tau soal cinta, --" ucap vio terpotong .
"JUSTRU ABANG TAU SOAL CINTA VI" bentak vino .
"Terserah Abang, " ucap vio menagis lalu pergi menuju kamarnya .
"Vio" panggil vino , tapi tak di hiraukan Violetta .
✨✨
Pagi hari 🌞
"Pagi bunda " sapa vio yang baru saja turun dari kamarnya sudah lengkap dengan seragam melekat di tubuhnya.
" Pagi sayang , mau buat nasi goreng lagi hm?" Tanya Aletta .
"Iya Bun , " jawab vio lalu mulai membuat nasi goreng nya.
.
.
Setelah 15 menit berkutat di dapur ., Akhirnya nasi goreng pun jadiVio memasukkan nasi gorengnya di kotak bekal . Lalu ia memasukan nya di dalam tas .
"Bunda , ayah . Vio berangkat ya " ucap vio lalu mencium telapak tangan Aletta dan Alvaro .
"Gak sarapan dulu sayang " tanya Aletta .
"Vio sarapan di kantin aja bunda "
" Gak mau nunggu Abang kamu Vi ?" Tanya Alvaro
"Naik taxi aja ayah , soalnya vio ada urusan " ucap vio .
"Yaudah , hati hati " ucap Alvaro .
"Iya, assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
.
" Pagi bunda, ayah" sapa vino yang baru saja turun ."Pagi" jawab Aletta dan Alvaro
" Vio belum turun Bun?"tanya vino .
" Vio udah berangkat" ucap Aletta .
"Kok gak nunggu vino ?"
"Katanya ada urusan " ucap Alvaro .
"Apa vio marah sama gue " batin vino .
✨✨
Sesampainya di sekolah , vio langsung menuju kantin untuk mengisi perutnya , ia tak mau sampai magh nya kambuh lagi .
"Bu, nasi goreng satu sama susu coklat hangatnya satu ". Ucap vio
"Baik atuh neng ."
Setelah menunggu lima menit pesanan pun datang .
"Ini atuh neng ,"ucap Bu Sumi .
"Makasih Bu, jadinya berapa ?"
" Dua puluh ribu aja atuh "
" Ini Bu " ucap Aletta memberikan yang pas
" Terimakasih neng gelis"
Vio tersenyum .
.Saat di tengah tengah makan . Vino datang .
"Vio, kenapa berangkat duluan ?, Kenapa gak nunggu Abang ?" Tanya vino .
Tak ada jawaban dari vio .
"Vi, kamu marah sama Abang ?"tanya vino memegang lengan vio .
Tapi di tepis vio .
Belum selesai makan vio hendak pergi ke kelas , ia masih kesal dengan vino ."Mau kemana?" Tanya vino mencekal tangan vio .
"Kelas " jawab vio singkat , berusaha melepas cekalan vino .
"Kamu marah?" Tanya vino lagi
Kringggg....kringggg bunyi bel masuk .
Vino melepaskan cekalan di tangan vio , lalu vio berlari ke kelas .
"Arghhhhhhhh ini semua gara gara Lo Dev"gumam vino sambil mengacak rambutnya.
______________________________________
Minggu,26 April 2020.
Pukul 13.50 WIBjangan lupa vote dan comennya ya guys 🖤
See you next chapter 😘
Devannnnnnnn💓
KAMU SEDANG MEMBACA
VIOLETTA[END✓]
Fiksi Remaja[FOLLOW AKUN AUTHOR TERLEBIH DAHULU!!!!!] ___________________________________________ Ketika seorang gadis cantik nan manis , berusaha mencairkan es batu yang ada pada diri seorang lelaki tampan. Lelaki yang sangat tertutup, irit bicara, dingin, dan...