Happy reading man teman,semoga suka ya.
Pertama
"Aku berharap bertemu kamu orang yang berbeda,orang yang tak sama.
Tetapi tetap membuatku jatuh cinta. "SEORANG gadis tengah duduk ditepi danau,ditemani sang bagaskara yang mulai tenggelam menampilkan semburat cahaya jingga menyejukkan mata. Namanya Caroline Jodie gadis belasan tahun dengan kerusakan hati. Bukan Broken Home, dia memiliki keluarga yang utuh papa, mama, bahkan seorang kakak laki - laki hanya saja orangtuanya lebih mementingkan urusan pekerjaan dibandingan kedua anaknya. Orangtuanya tinggal di Malaysia mungkin 6 bulan bahkan 1 tahun sekali pulang ke Indonesia.Punya waktu dengan keluarga yang utuh mungkin hal yang begitu langka untuk Caroline.
Gadis itu hanya diam dengan tatapan kosong sesekali ia melempar kerikil ke arah danau tersebut, keadaan mulai gelap namun ia enggan untuk meranjak pergi. Dia begitu nyaman menyendiri disini bahkan hampir setiap sore, bagi Caroline duduk ditepi danau jauh lebih menyenangkan daripada dirumahnya sendiri.Tanpa sadar matanya mulai tertutup di ikuti deru nafas yang mulai terdengar teratur,ia tidur dengan tubuh disandarkan pada batang pohon besar dibelakangnya.Jjdwwaarr....
Seketika Caroline kembali terbangun dan menutup kedua telinganya dengan telapak tangan saat suara petir begitu mengagetkan indra pendengarannya, hujan akan turun sebentar lagi. Caroline berlari mencari jalan keluar namun gerbang taman ini sudah digembok, ia melirik jam ditangannya ternyata hari sudah pukul 22.15 malam wajar saja kalau penjaga taman sudah tidak ada lagi.
Caroline bukan gadis penakut bermodalkan senter handphone dia berusaha memanjat tembok perbatasan taman dengan jalanan. Berkali kali percobaannya gagal, Caroline tersungkur kebawah yang benar saja, memanjat memang bukanlah keahliannya.
Tiba tibaa"Woi!!!" Teriak seseorang tepat ditelinga Caroline.
"Astagfirullah anak jenglot" Ucapnya kaget.
"Enak aja anak jenglot elo tu anak tuyul, ngapain lo disini? mau nyuri ya"tudingnya seenak jidat
"Nyuri pala lo peyang! mau manjat nggak bisa" balasnya sambil berusaha memanjat walaupun hasilnya tetap sama, nihil.
"Ikut gue" cowo itu menarik tangan Caroline tanpa meminta persetujuan
"Enak aja lo tinggal narik - narik emang gue sapi. pergi lo jauh - jauh nggak kenal juga. " ucapnya sambil melepaskan genggaman cowo itu dari tangannya.
"Diajak enak nggak mau, ayok cepetan. "
"pergi atau gue teriak" katanya dengan sedikit mengancam, berharap cowo ini segera pergi.
"yakin mau teriak? lagian lo cewek sendirian ditempat sepi gini nggak takut diapa apain sama orang? mending ikut gue. "
"kalo gue ikut lo, yang ada gue diapa apain sama lo. "
"Lo lucu juga ya ternyata, gini biar otak lo nggak mesum terus. Lo mau pulang lewat mana hah? manjat dengan ukuran tubuh kayak biji ketumbar gini nggak bakal bisa. Mending lo ikut gue kesana, disana ada jalan pintas, gue nggak bakal ngapa ngapain lo, gue masih sekolah masih mau bahagiain orangtua gue. Ya kali gue mau ngerusak lo, cewe nggak jelas lagi. Enak kalo beneran cewe kalo bukan gimana?rugi kali. " jelasnya panjang lebar.
"Udah ngebacot unfaedahnya? cepet keburu lo mesum beneran. "
Caroline berjalan meninggalkan cowo sinting disebelahnya ke arah yang sudah ditunjuk barusan. Ternyata benar ada gerbang belakang yang sudah rusak dan tidak digembok. Caroline berbalik sekedar ingin mengucapkan terima kasih tetapi cowo itu sudah tidak ada dibelakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMBUNG SENJA
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "pergi atau gue teriak!" katanya dengan sedikit mengancam, berharap cowok ini segera pergi. "yakin mau teriak? lagian lo cewek sendirian ditempat sepi gini nggak takut diapa apain sama orang? mending ikut gue." "kalo gue iku...