Chapter 5 : Secret Admirer

283 180 78
                                    

Ke - 5

"Tentang hari ini.
Aku ucapkan terima kasih padamu.
Untuk semua bait bait indah yang tertulis dikertas putih.
Tapi satu pintaku,
Datang dan tunjukkanlah jati dirimu"

SENIN hari yang begitu tidak disukai anak sekolah karena dihari inilah panasnya matahari harus benar benar dirasakan semua murid dalam kegiatan upacara.

Liana melirik arloji ditanganya yang menunjukkan pukul sembilan lewat 15 menit "Gila tu guru kasih amanat lama banget dari awal upacara jam setengah 8 sampek jam segini,kalo mau bunuh anak orang langsung aja jangan nyiksa gini dong" Cacinya dihadapan Caroline dan teman teman kelasnya.

Tasya yang berada tak jauh dari mereka pun langsung menjawab dengan nada tak suka"iya tu pak Edi untung aja gue udah pakek sunscreen mahal biar wajah gue ga kebakar matahari"

Tasya Keyla,cewek bule dengan mata birunya ini selalu mengutamakan kecantikan.Jangankan untuk berjemur jika sedikit saja kulitnya terkena sinar matahari ia langsung berteriak sambil bilang 'kulit gue hitam ga ya?wajah gue kusam ga?' tidak hanya di satu orang tapi bisa kesemua orang.Seolah olah kecantikannya bisa luntur jika terkena sinar matahari.

Teman sebangkunya pun ikut menjawab"Halah baru juga panas dunia belum panas neraka. Ntar kalo dineraka ga ada jualan sunscreen, lo mau cari lewat online juga ga bakal ada.Gosong gosong tuh kulit,"

"Mulut lo itu ya!"

Bugh.

Tasya langsung memukul kepala temannya dengan kipas yang sedang ia gunakan."sakit Tasyaaa!"teriak teman sebangkunya namun hanya dibalas Tasya dengan menjulurkan lidahnya seperti anak kecil.

Liana hanya tertawa riah meyaksikan kelakuan teman kelasnya itu.Dia menoleh kesamping tepat keberadaan sahabatnya.
Caroline sedang memeriksa laci meja dan mendapatkan sebuah kertas didalamnya.

"Dari siapa?" tanya Liana sambil melirik kearah kertas yang dipegang Caroline,gadis itu hanya mengangkat bahunya acuh lalu membukanya.

"Secret admirer lagi?"
Caroline hanya mengangguk

"Lo bisu?"

"Enak aja!gue pukul juga lo" jawabnya dengan mata yang melotot.

"Galak amat buk,kaya induk ayam yang anaknya lagi diculik."

Caroline meletakkan jari telunjuknya didepan bibir mengisyaratnya Liana untuk diam.

Caroline jodie

Hariku begitu indah dengan hadirnya bayang bayangmu disini.
Aku sungguh mengagumimu lewat cara ku yang selalu diam diam memperhatikanmu.
Kau tak mengenal ku,mungkin untuk hari ini.
Tapi aku berjanji secepatnya jiwa pengecutku akan aku ganti dengan berani.
Tolong tunggu aku,tunggu aku untuk siap menunjukkan jati diri.
Aku tak main main,aku sungguh menyukaimu.

EMBUNG SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang