Chapter 4 : Diego

288 194 65
                                    

Ke - 4

"Terkadang aku bingung dengan diriku sendiri.Banyak hal yang tidak aku inginkan terjadi tetapi malah aku lakukan."

LANGIT sore begitu cerah hari ini,dengan angin yang begitu sejuk menerpa wajah Caroline.Bau mint tercium dari dalam kamar Diego.
Caroline membuka jendela,menarik kursi belajar Diego dan duduk menatap keluar rumah.Dia sekarang seorang diri didalam kamar.

Dia sengaja pulang terlambat.Saat dirumah Liana,Diego mengirim pesan menyuruh Caroline pulang untuk ikut mengantarkan Hendri dan Rani ke bandara.Namun Caroline memilih cuek dan tidak mau ikut.

Orangtuanya selalu begitu,pagi hari sudah dirumah dan siang sudah harus pergi.Satu tahun dinegara lain dan 1 hari dirumah sendiri.
Entah sejak kapan air mata itu mengalir,Caroline menangis dalam diam.

"Sebenernya mama sama papa sayang ga sih sama Olin?
Dari kecil yang Olin kenal cuma bang Diego,dia yang selalu ada buat Olin sedangkan kalian?"
Caroline bergeser kesamping,ia melihat foto Hendri,Rani,Laki laki kecil dan bayi digendongan Wanita itu.Caroline berdiri dan mengambilnya,memeluk foto itu dengan isakan isakan kecil yang lolos dari bibirnya.

Caroline berbaring diatas kasur milik Diego dengan foto yang masih setia didalam pelukannya.Ia menangis sejadi jadinya meluapkan sesak didada.

"Aku iri sama mereka yang selalu disiapin bekal sekolah oleh mamanya,diantar kesekolah dan dijemput oleh papanya.Berfoto keluarga lengkap disetiap tahun,merayakan ulang tahun bersama.Sedangkan aku?buat makan bareng kalian aja ga bisa"decihnya didalam hati." Kapan mama sama papa bakal berubah buat stop jauh jauh dari Olin? Mama sama papa sadar ga sih kalo udah nyakitin Olin sejauh ini?Bahkan Olin ga tau rasa masakan mama,Olin ga tau gimana rasanya dipeluk sama kalian.Bahkan Olin ga ingat kapan terakhir kali kalian cium pipi Olin.semiris inikah? Olin kaya ga punya orangtua"bisik Caroline lemah.

Bahunya bergetar hebat,airmatanya tak henti hentinya mengalir.Caroline merasakan begitu sesak didadanya hari ini.Suasana hening melengkapi kesedihan gadis itu.Matanya berlahan tertutup,ia begitu lelah dengan kesedihannya yang tak kunjung usai.

***

Jam dinding menunjukkan pukul 9 malam,Diego baru saja pulang dari bandara.Pesannya tak kunjung dibalas oleh adiknya bahkan telponpun tidak diangkat.

Diego masuk kedalam rumah lalu naik menuju kamar Caroline.Diego membuka knop pintu dan membukanya.

Klek

Tatapan Diego menyapu bersih ruangan itu,tidak ada orang yang sedang ia cari.Diego masuk lalu mengetuk pintu kamar mandi "Dek,kamu didalam?" Tidak ada respon.Dibukanya pintu kamar mandi.Benar,tidak ada orang didalamnya.

Diego nampak kebingungan,kemana adiknya pergi sampai belum pulang semalam ini.ia turun kedapur mencari mbok iyem.

Nampak wanita yang sudah begitu berumur menyiapkan makanan diatas meja makan.

Diego menghampiri wanita paruh baya itu"mbok liat Olin ga?Diego cari dikamarnya ga ada,dia belum pulang sedari pagi ya?"tanya Diego kepada mbok iyem

Mbok iyem nampak kaget dengan kehadiran Diego yang tiba tiba,ia mengusap dadanya"aden bikin kaget aja.Non Olin udah pulang kok,mungkin lagi mandi.Sini den makan dulu mbok udah panasin makanannya,nungguin aden lama banget pulangnya"kekeh mbok iyem lalu beranjak mengambil piring dan meletakkannya diatas meja.

EMBUNG SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang