Hari yang cerah, langit berwarna biru dengan awan berarak putih. Perth berada di atap sekolah dia terlentang dengan diam, menikmati suasana hari yang tenang, dia seperti sedang tertidur... eh bukan, karena matanya terbuka.
"Perth!! Perth! Perth!!" Mean memanggilnya namun yang dipanggil tetap diam, mean mendekat dan berjongkok di depan Perth, sepertinya Perth sedang melamun karena sama sekali tidak ada pergerakan darinya. Hm.. sepertinya Mean ada ide. Dia menempelkan susu kotak dingin kesukaan Perth ke pipi Perth. Dan yeah! Berhasil!.
"Wuahh!!" Perth kaget dan segera terbangun.
"Kenapa kau tidak mendengarkanku walau sudah kupanggil berkali-kali Perth??"
"Ah! Maaf..."
"Ini untukmu!" Mean memberikan susu kotak tadi pada Perth.
"Terimakasih"
"Kau melamun saja.. apa kau sedang memikirkan orang yang dirimu sukai?"
"Kenapa kamu bisa berpikir seperti itu?"
Mean tersenyum dan menaikan sebelah alisnya, "Apa jangan-jangan orang itu adalah Saint? Aku paham perasaanmu. Dia memang manis sih... ha..ha..ha.." Mean kembai mengingat saat pertama kali dia bertemu deman Saint, sungguh senyum manis Saint masih terbayang.
Perth terkejut dengan perkataan Mean, "Mana mungkin! Lagi pula orang yang dia sukai itu kan kamu" Perth tertunduk lesu sambil meminum susu kotaknya.
"Hal itu tidak ada hubungannya.. tentu saja setiap hati para insan akan bersinar bila ada seseorang yang disukainya. Karena kamu jatuh cinta padanya, maka sosoknya akan terlihat bersinar. Maka dari itulah, setiap insan akan alami jatuh cinta tanpa alasan yang jelas" ujar Mean sok romantis, selesai mengatakannya dia meneguk minumannya.
Perth terkekeh mendengar kata-kata Mean, " Sepertinya aku sudah tau alasan mengapa dirimu itu bisa jadi populer".
"Ha..ha.. ha.. kau baru tau sekarang.."
"Tapi itu rasanya mustahil bagiku.." Lirih Perth pelan.
" Mustahil atau tidaknya, biarkan hal itu akan dikatakan oleh orang lain nanti." Sahut Mean yakin.
"Seriusan, kata-katamu bagus banget deh Mean.."
"Iya kah?"
Bunyi getaran ponsel Mean menginterupsi berbincangan mereka.
"Halo lisa.."
..
"Aktifitas klub hari ini? Tidak ada kok"
..
"Karoke berduaan?!? Boleh juga!"
..
"Baiklah"
Perth hanya tersenyum melihat tingkah sahabat nya itu, sudah bukan hal asing lagi untuk seorang playboy seperti Mean. Dia memang mudah disukai oleh semua gadis dan pria manis. Mean memang orang yang menyenangkan. Perth kembali menghabiskan jus nya yang tinggal sisa sedikit.
"Mean ada benarnya juga, aku tidak seperti biasanya hari ini. Aku ingin cepat pulang saja ah.." batin Perth.
##
"Tanpa sadar, ditengah pemandangan awan merah bercahaya ini, saat aku menutup mata gaung refrain-nya terdengar lagi. Berulang... dan terus berulang..., gaungnya selalu terdengar. Dan tiap kali membayangannya. Rasanya seolah semua yang diajarkan ibuku jadi berhamburan. Rasanya aku mau mendengarnya lagi, tapi juga tidak mau dengaar... sekali lagi..." Perth terus berjalan dengan segala gumamannya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You From Me (End)
FanfictionPerth Tanapon seorang anak jenius sejak usianya delapan tahun dia sudah banyak menjuarai kompetisi piano, manusia metronome, orang termuda yang mampu memainkan piano tanpa kesalahan namun karena suatu alasan Perth tidak pernah lagi menyentuh pianon...