Setelah Pemakaman Saint dikediaman Suppapong.
"Hik.. anakku.." Isakan Nyonya Supapong belum juga berhenti sejak kepergian Saint, wajahnya sudah bengkak karena terlalu banyak menangis.
"Sudahlah sayang.. Tangisanmu tidak akan membuat Saint kita kembali lagi. Aku juga sangat sedih kehilangannya. Tapi pasti sekarang dia sudah bahagia, karena tidak akan merasakan sakit kembali.." ucap Tuan Supapong sambil terus memeluk istrinya dengan erat, ia juga menangis mengingat putra kesayangannya itu.
"Apa arti pasangan tanpa anak?" kata sang Nyonya dengan masih terisak.
"Jadi itu masalahmu? Kenapa tidak bilang dari tadi? Ayo sayang kita buat lagi" ajak Tuan Supapong
"Ayo " airmata wanita itu berhenti mengalir dan bergegas menarik tangan sang suami untuk masuk ke dalam kamar. Tidak lama kemudian terdengar suara desahan-desahan dari sana. Sepertinya mereka tidak akan terlalu lama bersedih.
#
17 Tahun Kemudian
Saat ini Perth Tanapon telah berumur 34 tahun. Dia telah bekerja menjadi guru musik SMA disekolahnya yang lama. Perth mengajar di kelas satu SMA. Tahun ini adalah tahun ajaran baru, dan sekarang merupakan hari pertama pelajaran setelah para murid mengikuti serangkaian acara MOS.
Sebelum pelajaran dimulai Perth memperkenalkan dirinya dan mulai mengabsen dafar siswa di kelas.
"Araya Hargate"
"Hadir!"
"Nattasha Nauljam"
"Hadir!"
"Preechaya Pongthanan"
"Hadir!"
"Shainy Suppapong?"
"Hadir!"
"Deg!"
Jantung Perth berdebar-debar. Gadis bernama Shainy Suppapong itu seperti pernah ada di ingatannya. Iris coklat itu, rambut coklat berponi, kulit putih terang. Bibir berwarna cheryy Yang membedakan rambutnya tergerai panjang. Mirip seseorang yang ada dalam hatinya yang sampai saat ini belum ada yang bisa menggantikannya.
"Mungkin hanya perasaanku saja.. lagi pula didunia ini setiap orang mempunyai kembaran.." gumam Perth dalam hati.
Setelah memanggil seluruh murid dikelas Perth memulai pelajarannya, namun setiap kali ia akan melirik pada gadis Suppapong itu.
#
Jam pelajaran sekolah telah berakhir. Saatnya Perth pulang dan berencana akan bermain piano ketika nanti sampai dirumah. Namun langkah kakinnya terhenti ketika ia melewati lapangan sepak bola. Disana ia melihat gadis Suppapong tadi sedang dikejar oleh seorang anak muda bernama Mark.
"Jadilah pengiringku, sayang!" teriak Mark
"Aku tidak mau!" teriak Shainy
Shainy terus berlari karena Mark tidak juga berhenti mengejarnya. Perth ingin melindungi gadis itu, maka ia dengan sengaja menghampiri mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You From Me (End)
FanfictionPerth Tanapon seorang anak jenius sejak usianya delapan tahun dia sudah banyak menjuarai kompetisi piano, manusia metronome, orang termuda yang mampu memainkan piano tanpa kesalahan namun karena suatu alasan Perth tidak pernah lagi menyentuh pianon...