10

314 40 14
                                    

"Yo! Sapa Mean pada temannya yang tiba-tiba muncul didepannya.

Saat itu Mean akan menjenguk Saint namun dia melihat Perth berdiri dibelakangnya, Mean menaikan sebelah alisnya ketika melihat Perth berbalik arah.

"Mau kemana kau!' teriak Mean dan langsung menarik Perth untuk berjalan masuk kedalam rumah sakit. Perth berusaha melepaskan diri dari Mean namun tidak bisa mengingat ukuran tubuh Mean yang jauh lebih besar darinya.

"Tidak mau, kau saja, aku tidak mau jadi obat nyamuk" ucap Perth, namun Mean tidak peduli.

"Kamu mau menjenguk juga kan? Saint sedang menunggumu loh.." kata Mean, dan akhirnya Perth hanya bisa pasrah.

"Hai Saint.." sapa Mean begitu melihat Saint yang tengah bersandar di ranjang rawatnya.

"Hai Mean.." balasnya dengan senyum riang,, namun seketika senyum diwajahnya menghilang saat melihat siapa yang datang bersama Mean.

"Kenapa kau datang kesini? harusnya saat ini kau itu banyak latihan untuk menghadapi kompetisi! Bukankah waktunya semakin dekat?!?" teriak Saint pada Perth.

"Yang selalu menyuruhku datang kesini siapa coba.." ucap Perth dalam hati.

Perth memperhatikan Saint dan Mean yang saling berbincang, mereka sungguh asik dengan dunianya sendiri, hingga melupakan Perth yang duduk diam memandangi keduanya. Dia sungguh menyesal sudah datang kemari hari ini.

"Seseorang yang menyukai sahabatku. Dan aku hanyalah seorang penganti, seorang pianis dan juga pendamping. Tapi, aku bukan Mean.."

.

Perth berjalan sendirian ditengah malam, dia baru saja pulang dari rumah Bibi Jenny dengan ponsel yang ia tempelkan ditelinga, dia sedang bicara dengan seseorang disana.

"Kamu tidak perlu datang ke rumah sakit lagi" ternyata orang yng menelpon Perth adalah Saint.

" Kenapa?" Tanya Perth.

"Sebentar lagi kau akan mengikuti final kompetisi piano. Sebaiknya gunakan sisa waktumu untuk latihan" ucap Saint

"Jadi itu artinya, sampai ketemu lagi.." lanjut Saint dan langsung menutup telponnya tanpa menunggu respon dari Perth.

Perth menatap datar ponselnya yang menghitam menandakan jika Saint sudah mengakhiri panggilannya.

"Apa-apaan itu. Padahal dia yang menyuruhku untuk selalu menjenguk. Dasar egois! Seenaknya! Keterlaluan!" Perth terus memaki Saint, dia benar-benar sudah kesal dengannya. Meskipun dilarang Perth mungkin akan tetap menjenguk pemuda yang telah merebut hatinya itu.

Perth melanjutkan kembali langkahnya setelah dia puas memaki Saint, namun dia juga memikirkan tentang Saint mengapa melarangnya menjenguk.

"Apa aku berbuat salah padanya?" Tanya Perth pada dirinya sendiri.

""Mungkin seharusnya aku tidak memakan kue miliknya, atau aku tidak diam saja saat menjenguknya.." Perth terus memikirkan alasan Saint melarangnya.

"Kalau aku tidak menjenguk lagi, aku tidak mempunyai alasan untuk menemuinya lagi.." ucap Perth, suara ponselnya yang berbunyi menghentikan pikirannya akan alasan Saint itu.

Perth mengambil ponsel di saku celananya dan dia terkejut karena Saint menghubunginya lagi.

"Apa lagi?" Tanya Perth ketika sudah tersambung.

"Lihat kelangit, ada pesawat. Ada yang terbang dimalam hari. Hebat!" ucap Saint

Perth terdiam dan melihat keatas langit, ia menemukan sebuah pesawat yang terbang rendah diatasnya.

For You From Me (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang