06

343 37 28
                                    

##

"Aku pulang!" ucap Saint ketika memasuki rumahnya dan disambut dengan kedua orang tuanya, dengan ayahnya yang berpakaian layaknya koki dan terpajang beberapa aneka kue didalam etalae.

'Ma Fille' tulian berbahaa prancis itu tertulis dengan jelas di depan pintu masuk, ketika masuk akan disuguhkan aneka macam kue, ternyata kedua orang tua Saint adalah penjual kue.

"Selamat datang sayang! Bagaimana harimu apakah menyenangkan? Apa kau lelah?"

"Ya hari ini sangat menyenangkan bu, aku baik-baik saja bu, aku mau ke kamar dulu, badanku banyak keringat" jawab Saint dengan nafas yang mulai terengah, ia berusaha terlihat baik didepan kedua orang tuanya, dia berjalan menuju kamarnya dilantai dua yang tertulis namanya didepan pintu, dengan sedikit berpegangan pada tembok, wajahnya terlihat pucat. Ketika ia berhasil masuk ke dalam kamar tubuhnya langsung terjatuh di kasur dengan posisi telungkap deru nafasnya terdengar sangat berat.

##

" Plan aku pulang lewat sini!" ucap Gun saat mereka berjalan bersama saat pulang sekolah.

"Tapi rumahmu ada disana kan gun?" ujar Plan bingung.

"Kali ini biar orang disana yang menghiburmu.." kata Gun pada Plan

Gun dan Plan baru saja mengikuti pertandingan sepak bola antar sekolah namun tim mereka mengalami kekalahan dan Plan merasa bersalah, ia berfikir kekalahan ini karena kesalahannya.

"Orang disana?" gumam Plan pelan, dia menolehkan kepalanya menghadap ke depan dan melihat seseorang diujung jalan yang sedang berjalan mendekatinya.

"Mean.." ucap Plan saat melihat orang itu adalah Mean yang berjalan dengan wajah datarnya menuju kearah dimana Plan berdiri.

"Yo.." sapa Mean saat dia berdiri tepat didepan Plan.

Plan menolehkan kepalanya kearah lain dan membalas sapaan Mean pelan " yo" gumamnya.

"Duk!" Mean menendang pelan kaki kanan Plan.

"Aaarhh!" teriak Plan saat kakinya ditendang Mean.

"Mean ini memalukan.." ucap Plan yang berada digendongan Mean, dengan kaki kanannya diberi es batu.

"Tidak ada yang melihat" jawab Mean

"Padahal tidak ada orang yang tahu soal luka ini.." gumam Plan pelan.

Mean terkekeh sebentar "Kamu pikir sudah berapa lama kita saling mengenal?" ujar Mean

Plan hanya terdiam dalam gendongan Mean.

"Kamu sama sekali tidak berubah dari sejak kita masih kecil" lanjut Mean.

" Aku berubah!" Sahut Plan.

"Tidak mungkin. Aku tahu semua tentangmu jadi kamu tidak perlu menyembunyikannya dariku.." ucap Mean

'Tes, tes' airmata yang sedari tadi Plan tahan akhirnya lolos, airmatanya menetes pada punggung tegap Mean.

"Hiks, hiks kami kalah karena aku, padahal kami sudah berjuang keras. Aku kesal!" ucap Plan disertai dengan iskan dalam tangisnya.

##

"AYO MEAN!!" teriak Saint dan Plan bersamaan. Kini Perth, Saint dan Plan tengah menonton pertandingan basket tim sekolahnya dengan sekolah lain.

"Jaga dia!"

"Dia akan masuk dari kanan!"

"Huh, huh,huh.." helaan nafas Mean sangat cepat begitu ia berhasil melewati pemain belakang musuhnya.

For You From Me (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang