03

413 50 19
                                    

"Pagi Plan..!" sapa seseorang.

Plan membalas dengan senyum dan melambaikan tangannya, " Ohh, pagi..!"

Pagi ini Plan berangkat sendiri dengan minuman jeruk ditangannya, dia membalas setiap sapaan teman yang menyapanya, namun kegiatannya terganggu dengan teriakan seseorang dari arah belakang.

"Tunggu sialan!!" teriak orang itu, Plan menolehkan kepalanya dan melihat siapa yang berteriak itu, dan rupanya itu adalah Saint yang sedang mengejar sahabat kecilnya, Perth.

"Sudah kubilang aku tidak bisa kan!" sahut Perth, dia berlari sekencang mungkin untuk menghindari kejaran Saint.

Tindakan yang dilakukan Saint sukses merebut perhatian semua siswa yang sedang berjalan, mereka menatap heran kepada Perth dan Saint.

"Sudah menurut saja dan jadilah pendampingku!" ucap Saint, dia mengambil salah satu sepatu pantofelnya dan melemparkan pada Perth, lemparan itu tepat mengenai kepala Perth.

"Arrgghh!!" Teriak Perth kesakitan, sedangkan Saint sudah berlari semakin dekat.

Perth yang terkena lemparan sepatu itu terhenti sejenak dan mengelus kepalanya, sebelum menyadari Saint sudah dekat dan ia kembali berlari lagi.

Plan menatap keduanya dengan tatapan bingung, " Kenapa mereka??"

"Kenapa dia tiba-tiba mencegatku pagi-pagi begini.." ucap Perth dalam hati.

Pagi ini Perth dikejutkan dengan kedatangan Saint di pertigaan jalan rumahnya, dia kembali membujuk Perth agar dia mau menjadi pianis pendampingnya.

"Kita akan memainkan Introduction & Rondo Capriccioso karya Saint-Saens" ucapnya tadi pagi. Namun Perth justru berlari meninggalkan Saint dan berakhir mereka kejar-kejaran saat ini.

##

"Kau meminta Perth untuk jadi pianis pengiringmu?" tanya Plan memperjelas pernyataan Saint. Mereka sedang berada di kelas saat jam istirahat. Saint memberitahu Plan untuk menjadikan Perth pianis pengiring saat bermain di kompetisi babak selanjutnya. untuk babak selanjutnya para pemain biola akan diiringi dengan pemain piano.

"Iya!" jawab Saint yakin. " Temanmu itu pemain piano yang hebat kan? Aku memang ingin mencobanya. Bagaimana menurutmu?"

"Kamu sudah tau Saint? Menurutku itu adalah ide yang bagus!" Plan bingung bagaimana Saint bisa tahu jika Perth adalah pianis padahal ia tidak pernah memberi tahu tapi ia sangat senang, akhirnya Plan akan melihat Perth bermain piano kembali.

"Hm, bagi para musisi dia adalah selebriti, makanya aku ingin mengajaknya.Tapi yang jadi masalah itu bagaimana menyakinkannya ya...?" tanya Saint pada Plan, dia menundukan kepalanya sejenak dan meremas jari-jarinya pelan.

"Aku akan turut membantumu karena ini membuatku jadi semangat!" Plan memegang kedua lengan Saint dan berbicara dengan semangat. Saint dan Plan tertawa bersama dengan rencana yang mereka buat.

Pada hari berikutnya seperti biasa Perth dan Mean memilih untuk menghabiskan jam istirahat mereka di atap sekolah, seperti biasanya dengan ditemani kotak susu kesukaan mereka dan Sandwich sebagai santapan.

"Hei.. dari tadi musiknya begitu terus." keluh Mean yang bosan mendengarkan alunan musik klasik yang sama dari tadi yang diputar sekolah saat jam istirahat berlangsung.

Perth mendongakan kepalanya guna mendengar lebih jelas alunan music klasik piano itu, Perth merasa bingung karena selama ini sekolahnya tidak pernah memutarkan musik klasik saat jam istirahat berlangsung dan ini baru pertama kali.

"Introduction & Rondo Capriccioso karya Saint-Saens" gumam Perth dalam hati.

Tiba-tiba saja Plan datang dan langsung meletakan setumpuk kertas diantara mereka.

For You From Me (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang