"PROK!!PROK!!PROK!!" Suara gemuruh tepuk tangan penonton penyambut peserta masuk ke atas panggung.
"Ayolah.. jangan buat kami khawatir!" Mean benar-benar khawatir karena Saint tidak dapat dihubungi dan sampai tadi Saint juga belum datang.
"Tak!tak!tak!" Suara langkah kaki terdengar tanda peserta masuk ke panggung, namun yang mengherankan Perth hanya berjalan sendiri tanpa ada Saint.
Penonton mulai berbisik-bisik dan menanyakan atas apa yang terjadi.
Perth berjalan mendekat kearah piano dan tidak peduli dengan apa yang terjadi dia berjalan seolah-olah bersama dengan violinisnya.. Saint, setelah sampai ditengah panggung Perth berbalik menghadap penonton.
FlashBack
Perth dan bibi Jenny masih terus menunggu kedatangan Saint sampai panitia memanggil kembali nama peserta atas nama Saint Suppapong.
"Apakah Saint Suppapong tidak datang?" Tanya panitia pada Perth dan Bibi Jenny, karena disana belum terlihat adanya Saint.
"Ah itu-" ucapan Bibi Jenny terpotong oleh Perth.
"Kami siap!" jawab Perth mantap, meskipun pandangannya hanya kebawah, dia duduk sambil meremas genggaman tangannya.
"Baiklah kalau begitu tolong disampaikan ke panggung" ucap panitia, kemudian undur diri.
"Perth? Tapi dia masih belum datang..!" Bibi Jenny heran untuk Perth yang mengambil keputusan begitu saja.
Perth berdiri dan melangkah kemudian berbalik dan menghadap Bibi Jenny.
"Tokoh utama kali ini adalah Saint Suppapong. Maka dari itu, aku harus memperlihatkannya kan?" Perth berkata dengan tenang dan tersenyum pada Bibi Jenny, namun sebenarnya didalam hatinya ia begitu gugup dan juga khawatir. Tapi ia harus melakukan ini demi Saint, ia harus melakukan sesuatu demi Saint.
"Tapi, apa yang akan kamu lakukan disana?" Bibi Jenny benar-benar cemas jika Perth bermain sendiri, bagaimana jika ketakukan Perth kambuh? ia justru hanya akan mempermalukan dirinya sendiri.
"Dalam konser Gala, kami harus menonjol.." Perth berkata dengan senyuman meyakinkan, jika semua akan baik-baik saja.
Flash Back End
.
Perth duduk di depan piano, ia mengatur posisi ternyaman dan menghela nafas.
"Ini semua salahmu, karena kamu sudah menarikku keatas panggung. Kamu selalu membuatku tergerak."
" Lihat aku!"
"Akan kutunjukan bahwa aku hebat, dan Saint Suppapong orang yang menunjukku jadi pendampingnya jauh lebih hebat"
"Ting..~ting.. ~tung..~ ting..~" Perth mulai memainkan pianonya.
.
"Bukannya si violinis yang tampil, malah si Tanapon itu?" Tanya Mr.Kim
"Seenaknya saja itu pengurus acara... apa sih yang mereka pikirkan?" Tanya Tuan Nam.
"Bukankah musiknya ini agak berbeda dari yang biasa mereka mainkan?" Mean bertanya pada Plan dan ditanggapi anggukan oleh Plan, "Iya.." Plan terus menatap Perth dengan khawatir.
" Kesedihan Cinta-nya Kreisler. Lagu yang diaransemen oleh Rachmaninoff." Ucap Bibi Jenny yang terus menyaksikan penampilan Perth dari sebuah layar di belakang panggung.
"Akulah yang akan membuktikannya! Akulah yang akan menjadi... tokoh utama pada hari ini!" batin Perth sambil terus memainkan musiknya.
"Kenapa dia menekan tutsnya dengan penuh tenaga seperti itu?" ucap Mr. Kim
KAMU SEDANG MEMBACA
For You From Me (End)
FanfictionPerth Tanapon seorang anak jenius sejak usianya delapan tahun dia sudah banyak menjuarai kompetisi piano, manusia metronome, orang termuda yang mampu memainkan piano tanpa kesalahan namun karena suatu alasan Perth tidak pernah lagi menyentuh pianon...