Part 3

41 14 4
                                    

Aku banyak belajar dari masa lalu ku. Bahwa cinta itu tidak harus memiliki.
-Unknown








"Papa, Sheila pulang."

Seorang pria berumur 50-an menghentikan aktivitas nya di dapur ketika mendengar suara anak gadisnya pulang. Robert langsung menghampiri Sheila

Mata Robert membulat terkejut ketika melihat luka lebam yang terlihat jelas di pipi Sheila.

"Astaga Sheila, kamu sampai kapan berhenti berantem? Anak gadis nggak boleh berantem loh."

Sheila hanya mengangguk.

Ia tau Robert peduli dengan nya. Menurut Sheila, Robert adalah sosok Ayah yang baik. Ia selalu menyempatkan dirinya untuk berada di rumah padahal Sheila tau ayahnya ini adalah orang yang sibuk, memasak untuk Sheila padahal di rumahnya ada pembantu rumah tangga. Dan selalu melihat apa yang berubah pada Sheila.

Robert menjadi ayah sekaligus ibu untuk Sheila. Namun, Sheila terlalu tidak peduli dengan semua itu. Walau sebenarnya ia juga sangat menyayangi ayahnya.

"Iya Pa, Udah nggak sakit kok. Sheila ke kamar ya. Sheila capek pa."

Robert mengangguk dan mencium puncak kepala anak bungsu nya itu. Ia begitu menyayangi Sheila. Karna ia tau, Sheila besar tanpa ada sosok ibu yang mengayominya. Dengan hati yang tulus, Robert menjadi ayah dan menjadi ibu untuk Sheila.

"Nanti makan malam, turun ya. Sheila dinner sama Papa, oke?"

Sheila hanya tersenyum tipis dan mengangguk, lalu pergi ke kamarnya.

Sheila melemparkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya. Hidupnya selalu berkecukupan. Tapi ia selalu menampilkan sisi sederhana nya. Dan itu yang menarik dari seorang Sheila.

Tring...tring...

+0812 36** ****

Sheila diam sebentar. Siapa yang menelponnya?

Sheila menggeser tombol hijau ke arah kiri. Dan mendekatkan handphone ke telinga kanannya.

"Sheil?"

"Siapa?"

"Gue Heicko."

"Oh."

"Sorry ya, gue ngga nganter lo pulang. Padahal lo pergi sama gue. Dan harusnya lo pulang bareng gue. Sorry banget, karna gue ga bisa ngebantah Heri nih. Emosi banget dia."

Sheila hanya diam. Ia tidak tau apa yang akan dia ucapkan setelah ini.

"Sheil? Lo di sana?"

"Iya."

"Yaudah, lo udah makan?"

Sheila mengerutkan dahinya, mereka baru berkenalan hari ini, mengapa Heicko sepeduli ini padanya? Dan darimana Heicko mendapatkan nomor telepon Sheila? Padahal, Sheila tidak pernah memberikan nomor telepon nya pada orang lain selain orang terdekat nya.

Memang, Sheila bukan tipe orang yang peduli, ia tipe orang yang cuek, tapi dia bukan gadis dingin seperti yang ada di novel novel. Ia tidak mengenal Heicko. Ia hanya mengenal Geng Heri, tanpa mengenal siapa anggota nya.

Tentang Perasaan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang