Gue sayang sama lo. Sayangin gue balik ya?
- Heri Rhiano
VOTE!
Kalo ada typo, komen ya hyung:)
"Aww...shhh... dingin."
Sheila tidak membalas ujaran anak laki - laki yang berada dihadapannya itu. Jujur saja, Sheila sebenarnya tidak sanggup melihat bekas pukulan yang berada di punggung pria itu. Tapi bekas itu harus segera di diobati sebelum semakin menghitam. Entah lah, rasanya pasti sangat perih.
Saat ini Heri sedang bertelanjang dada dan tidur tengkurap di atas sofa, agar Sheila mudah menaruh es di atas punggung anak itu. Sheila langsung mendekat kewajah Heri setelah meletakkan tumpukan es dipunggungnya.
Sheila mengambil handuk kecil dan mencelupkan sebagian dari handuk itu ke air dingin lalu mendekatkan kain itu ke pipi Heri.
Heri menatap wajah gadis yang berada di hadapannya saat ini. Banyak yang ada dipikirannya sekarang. Salah satunya, kenapa gadis ini berada didepan rumahnya. Ia ingin bertanya, tapi sepertinya ia tidak akan mendapat jawaban.
Heri tersenyum tipis, wajah gadis itu benar benar cantik, ia tidak tau lagi bagaimana cara mendeskripsikan wajah gadis itu. Gadis yang penuh teka teki, dingin, cuek tapi peduli. Nah begimana tuh cuek tapi peduli(?)
"Kenapa lo pulang?"
Heri terkejut ketika Sheila membuka mulut bertanya disela - sela ia sedang mengobatinya.
"Pulang gimana?"
"Pulang kerumah."
Heri mengerti maksud Sheila. Seperti 'kalau lo tau bakal kaya gini, kenapa lo kerumah itu?'
Heri bangkit dari tidurnya dan memperbaiki posisinya menjadi duduk lalu menatap Sheila yang sedang bingung.
"LO NGAPAIN DUDUK. ITU ESNYA--"
"Hust! gue gapapa. Duduk disini dulu." Heri menepuk bagian kursi yang kosong disebelahnya.
Mau tidak mau Sheila duduk disebelah Heri. Sedangkan Heri mencari sesuatu dan Sheila sadar akan itu.
"Baju lo di meja sebelah. Itu aja ngga liat."
Heri tertawa garing merayakan kebodohannya. Lalu memakai baju nya itu. Ia masih tau batasan untuk menjaga agar setan tidak masuk.
"Lo sendiri ngapain kerumah? tau dari mana rumah gue?"
"Lo minta penjelasan?"
Heri mengangguk semangat lalu menyerongkan tubunhnya menatap Sheila. Gadis itu hanya mendengus pasrah.
"Gue ga tau rumah lo."
Heri tidak menjawab sama sekali. Ia menunggu kalimat yang diucapkan oleh gadis itu selanjutnya.
"Gue harusnya kerumah Bang Simon. Tapi pas gue jalan kaki gue ga sengaja liat mobil lo. Tapi mendadak lo keluar dengan tampilan kaya pemul---"
"APA LO BILANG? GUE GANTENG GINI LU BI---"
"Gue ga jadi cerita."
Heri memasang wajah duck face nya. Ia tidak perlu lagi bertanya pada gadis itu. Karena ya, yang gadis itu tau sampai sebatas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Perasaan Kita
Teen Fiction- aku tidak yakin mengapa aku memilihmu dan aku tidak tau perasaan ini bahwa aku benar benar tidak ingin kehilangan - Kamu bilang rindu itu berat, tapi nyatanya yang berat itu adalah mengikhlaskan. Ini bukan tentang siapa pemeran utamanya, tapi ini...