Part 5

29 13 4
                                    

Kenapa hanya di saat saat seperti ini kamu menjadi orang yang berbeda?
-Unknown

🐨🐻🐨🐻

Sheila menghirup udara segar hari ini. Ia melangkahkan kakinya menuruni anak tangga bis. Akhirnya ia jauh dari hiruk-pikuk ibu kota yang tidak habis habisnya membawa polusi.

"Anjir, sejuk banget parah." ucap Elang yang baru saja turun dari bis lalu merasakan udara sejuk di kulit nya.

"Iya, gue bakal betah kayaknya disini."

Bella merasa tidak sependapat dengan Sheila. "Betah Sheil? Lo gila ya? Gimana lo hidup ditengah hutan kayak gini, air jarang, banyak hewan liar, sinyal ga ada, makanan juga ga ada. Ga ada betah betahnya tau tinggal disini." sewot Bella dengan wajah tidak sukanya.

"Bella sayangku..."

"Jijik!"

Elang hanya menyengir. "Bel, Lo bisa ngomong gitu, karna lo terlalu mengikuti arus kota. Sampai lo lupa gimana indahnya alam."

Sheila hanya mengangguk setuju, sedangkan Bella hanya menggeleng pelan.

"Kan biasanya gue berantem sama lo nih. Sekarang waktu nya gue sama lo baikan, hehehe." Ucap Elang dengan senyum sumringah nya sambil merangkul pundak Bella.

"Dasar Buaya."

Elang hanya membuat wajah kesalnya. Rasanya ia ingin menyentil mulut Bella, tapi ia mengurungkan niatnya itu

Sheila hanya tersenyum sambil menggeleng melihat tingkah teman - teman nya itu. Ia tau Elang sedang berusaha, dan ia membiarkan itu.

"Baiklah, anak kelas X.IPS 3 ikuti saya." Ucap kak Rega selaku koordinator Bus 3.

Semua pergi mengikuti kak Rega ketempat dimana sudah banyak yang orang yang berkumpul di sana.

Sheila mengitari pandangannya, ntah siapa yang sedang ia cari sekarang. Tapi Sheila sadar akan sesuatu. Untuk apa ia mencari? Itu sama sekali tidak berhubungan dengan dirinya.

Sheila mengalihkan pandangannya ke 2 sahabat nya yang sedang bertengkar. Ia hanya mendengus, bisa - bisa nya mereka bertengkar di tempat ramai seperti ini.

"Astaga lo pada! Tadi aja baik - baikan. Gimana si? sekarang udah mulai lagi kayak kucing sama anjing."

"Gue kucingnya, dia anjing nya." celetuk Bella sambil menunjuk ke arah Elang.

Merasa tidak terima, Elang langsung menjewer telinga Bella.

"Enak aja gue dibilang anjing. Suka ya lo ngatain gue." ucap Elang geram.

Bella hanya tertawa. Tangannya juga langsung meraih telinga Elang.

"Enak ya, main jewer jewer gue." ucap Bella yang tak kalah geram.

Sheila hanya menggeleng pelan. Lalu berjalan ke belakang sejoli yang tengah jewer menjewer. Tangan Sheila terangkat meraih kedua telinga manusia manusia yang berada di depannya ini.

"Lo pada bisa diem ga si? Daripada kalian jewer jeweran, mending gue yang jewer lo pada. Kesel gue liatnya."

2 sejoli ini tak tahan dengan cubitan Sheila di telinga mereka.

"Ampun ndoro."

Sheila akhirnya tertawa ketika keduanya bersamaan mengucapkan kata andalannya. Dan melepas jeweran itu.

Bella dan Elang mengelus telinga mereka yang dijewer Sheila beberapa detik yang lalu. Sedangkan Sheila hanya menggeleng.

Ketika menggeleng, ia terhenti ketika melihat Heicko yang menatapnya dari kejauhan. Ntah apa rasanya, Sheila senang melihat Heicko berada di sana.

Tentang Perasaan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang