Kalau kamu ngga tau tentang apapun. Mending diam. Jangan malah nyebarin hoax. Ga baik:)
- UnknownVOTE~~~
Kalau typo ingatin ya hyung:)
Anak laki - laki itu sudah mengelilingi ibu kota untuk mencari gadis yang dinyatakan hilang oleh Elang itu. Dan tidak menemukan info tentang gadis itu. Ia sudah berusaha menghubungi anak gadis itu tapi sama sekali tidak diangkat.
Sekarang hanya 1 tempat yang ia belum kunjungi. Dan setelah tau apa itu, Heicko langsung menancapkan gas mobil nya untuk segera kesana dengan kecepatan tinggi.
Tak butuh waktu lama untuk tiba ditempat itu. Ia benar benar berharap anak perempuan itu tidak berada disini. Bahaya jika ia berada bersama Heri disini. Ia langsung memasuki rumah yang menjadi tempat bersejarah untuk dirinya dan teman - temannya.
Pandangannya menelusuri rumah yang sudah rapi dengan 2 manusia yang tertidur diatas sofa. Manik matanya langsung menangkap 2 insan yang tengah berduaan di balkon rumah itu tengah menatap langit. Ia yakin laki laki itu adalah Heri dan Perempuan itu...Sheila.
"Apa - apaan kalian?"
Pemandangan dihadapannya ini benar - benar membuatnya sedikit kecewa? Ia sudah mencari gadis itu yang tak kunjung mengangkat teleponnya tapi ia malah asik bersama...sahabatnya?
Kedua tersangka pun langsung menoleh kebelakang mencari sumber suara. Tidak hanya 2 insan itu, Sigit dan Andre pun ikut terbangun dan menatap Heicko yang berdiri di ambang pintu.
Gadis itu tidak tau harus mengatur ekspresinya seperti apa, ia hanya memasang wajah datarnya ketika wajah pria yang mencarinya itu sudah memerah penuh emosi.
Heicko memandang kedua teman yang sudah meninggalkannya di rumah sakit dengan penipuan. Ia melangkahkan kakinya mendekat kearah 2 manusia yang sudah membiarkannya menunggu dirumah sakit itu.
Brugh... Brugh... Brugh... Brugh...
"HEICKO!"
Nihil.
Heicko sama sekali tidak mendengar teriakan gadis yang berusaha memberhentikan tingkahnya itu.
Akhirnya Heri bangkit dari singgasananya dan berusaha menghentikan tindakan keras anak laki laki itu.
Brugh ...
"Lo, gausah ngehabisin mereka. Gue yang nyuruh merek--"
"HEICKO STOP!" Sheila menahan tangan Heicko yang sudah siap ia layangkan diwajah yang baru saja menjadi biang masalah.
Heicko hanya menatap dingin gadis itu. Ia sudah lelah mencari gadis ini kemana - mana, ternyata ia malah asik berduaan dengan sang 'penghianat' itu. Sheila yang merasa ditatap dingin pun langsung mengambil tas kecilnya di meja dan menarik Heicko untuk segera keluar dari rumah itu meninggalkan 3 anak laki - laki yang tengah terdiam seribu bahasa.
"Sinetron judul apa ini?" gumamnya tajam memandang kedua temannya yang sudah babak belur.
***
"Lo apa apaan si Sheil!? Kenapa lo ngga angkat telfon gue, Bella, atau Elang, hah!? Lo seneng banget berduaan sam--"
"Lo yang apa - apaan?!" Sheila menepis kasar tangan anak laki laki itu.
Kenapa Pria itu terlalu marah padanya? Kenapa harus dia yang dibentak? Ia tidak melakukan kesalahan apapun. Ponselnya habis baterai, bagaimana ia mau menelpon? Jelas jelas, Heri lah yang salah karena telah menculiknya, walaupun Sheila tidak keberatan didalam sana lebih lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Perasaan Kita
Teen Fiction- aku tidak yakin mengapa aku memilihmu dan aku tidak tau perasaan ini bahwa aku benar benar tidak ingin kehilangan - Kamu bilang rindu itu berat, tapi nyatanya yang berat itu adalah mengikhlaskan. Ini bukan tentang siapa pemeran utamanya, tapi ini...